nusabali

Gangguan Pencernaan, Perut Membesar Usai Galungan

Derita Bocah Disabilitas Berusia 5 Tahun Asal Desa Ringdikit, Seririt

  • www.nusabali.com-gangguan-pencernaan-perut-membesar-usai-galungan

SINGARAJA, NusaBali
Penyakit aneh dialami Dewa Putu Surya Adnyana Putra, 5, bocah laki-laki penyandang disabilitas asal Banjar Kelodan, Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Buleleng.

Diduga karena gangguan pencernaan, bocah tuli bisu berusia 5 tahun ini mengalami perut membesar bagaikan ibu hamil tua sejak Hari Raya Galungan, 14 April 2021 lalu. Bocah disabilitas Dewa Putu Surya Adnyana Putra merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan Dewa Komang Agus Alit, 30, dan Ni Kadek Desi, 20. Bocah dengan kondisi perut membesar ini kini dalam perawatan kedua orangtuanya di Banjar Kelodan, Desa Ringdikit.

Ketika NusaBali menjenguk di rumahnya, Kamis (20/5) siang, bocah malang ini dipangku ibunya, Ni Kadek Desi, didampingi sang ayah Dewa Komang Agus Alit. Badannya tampak kurus dengan wajah pucat, sementara perutnya membuncit seperti ibu hampil 9 bulan.

Saking kurusnya, tulang belakangnya yang terbungkus kulit sangat jelas terlihat bergerigi. Urat-urat di bagian perutnya juga mulai menonjol. Saat berdiri dan berjalan, kedua kakinya yang kurus tampak gemetar menopang perutnya yang terus membesar. Dalam usia 5 tahun, berat badannya hanya 10 kilogram.

Dewa Agus Alit menceritakan, anak sulungnya yang tuli bisu ini memang memiliki riwayat hirschsprung (gangguan pada usus besar yang menyebabkan feses atau tinja terjebak di dalam usus) saat baru lahir. Menuruit Dewa Agus Alit, bayinya yang baru lahir tidak bisa buang air besar, hingga BAB-nya keluar dari hidung.

Bahkan, saat usianya belum genap seminggu, bayi Dewa Surya Adnyana terpaksa dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk menjalani perawatan intensif selama sebulan penuh. Setelah sebulan opname di RSUP Sanglah, kondisi bayi Dewa Surya Adnyana membaik. Sistem pencernaannya pun normal.

Namun, penyakitnya itu mendadak kambuh seusai Hari Raya Galungan sebulan lalu. Perutnya membesar hingga menyerupai ibu hamil tua. Setelah perutnya membesar, bocah malang ini sulit untuk nuang air besar. Jika akan buang air, orangtuanya harus memakaikan obat sembelit. “Kalau pun keluar, (BAB)-nya sedikit sekali,” tutur Dewa Agus Alit.

Kedua orangtuanya pun tak dapat berbuat banyak. Maklum, Dewa Agus Alit selaku kepala keluarga, kesehariannya hanya mengais rezeki dari mencari belut di sawah-sawah. Belut hasil tangkapannya kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Menurut Dewa Agus Alit, saat ini anaknya yang mengalami perut membesar hanya ditangani dengan pengobatan alternatif, yakni diolesi minyak dan minum jamu tradisional. Dewa Agus Alit mengaku sempat membawa anak sulungnya ini ke Puskesmas di Seririt, sepekan lalu. Dari keterangan dokter, bocah perut membesar ini mengalami gangguan pencernaan.

Dewa Agus Alit pun tidak melanjutkan pengobatan, meskipun pihak Puskesmas merujuk bocah Dewa Surya Adnyana ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan intensif. “Kami putuskan untuk merawat anak saya ini di rumah, karena jaminan sosialnya sebagai anggota baru keluarga belum terdaftar,” keluh Dewa Agus Alit, yang kemarin didampingi istrinya, Ni Kadek Desi.

Kondisi memprihatinkan bocah perut membesar ini kontan mengundang kepedulian komunitas-komunitas sosial di Buleleng. Sejumlah komunitas sosial sempat menyambangi rumah Dewa Agus Alit di Desa Ringdikit, Kamis kemarin, seperti Buleleng Social Community, Angel Heart, Sesama, Bali Global, dan Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Buleleng.

Ketua K3S Buleleng, I Gusti Ayu Aries Sujati, yang kemarin ikut terjun ke Desa Ringdikit, mengatakan penanganan sesehatan bocah Dewa Aurya Adnyana akan dilakukan secara gotong royong, dengan dibantu komunitas sosial. Mereka sudah mulai mengumpulkan donasi, sembari menunggu selesainya pengurusan KIS-PBI yang difasilitasi Dinas Sosial Buleleng, Juni 2021 mendatang.

“Buat sementara, penanganan adik ini akan dimasukkan sebagai pasien umum dulu. Nanti keroyokan kita sama komunitas sosial yang siap membantu, sebelum KIS-nya dapat digunakan,” jelas Aries Sujati, tokoh perempuan yang juga istri Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana.

Menurut Aries Sujati, selain mengalami gangguan pencernaan, terindikasi ada unsur stunting yang membayangi bocah perut membesar ini. Hal tersebut dilihat dari fisik bocah malang yang berat badan ideal mseharunya sudah kisaran 12-21 kilogram, namun nyatanya masih 10 kilogram.

“Saya lihat dari berat badan dan lingkar lengan, memang ada mengarah ke stunting. Ini masalah serius dan segera harus ditangani PKK Desa, untuk memberikan makanan tambahan,” tegas Srikandi PDIP yang kini duduk di Komisi II DPRD Bali ini.

Menurut Aries Sujati, gangguan kembang tumbuh anak balita dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya,kurangnya nutrisi dari makanan yang masuk ke dalam tubuh dan kasus pernikahan bawah umur. Ibunda bocah Dewa Surya Adnyana, yakni Kadek Desi, diketahui menikah saat usianya baru 15 tahun. Jadi, yang bersangkutan sebetulnya belum siap secara fisik untuk mengandung dan melahirkan anak.

“Menikah usia dini, secara fisik organ seksual belum siap untuk mengandung, hingga dapat berakibat ketidaksempurnaan janin dalam kandungan. Untuk menikah juga membutuhkan kesiapan mental dan ekonomi,” tandas Srikandi PDIP asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Buleleng, I Putu Kariaman Putra, yang juga hadir menjenguk bocah Dewa Surya Adnyana, mengatakan sejauh ini kelurga bocah malang ini sudah masuk dalam Daftar Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kabupaten Buleleng. Selama ini, mereka sudah mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) senilai Rp 200.000 per bulan. Selain itu, juga sudah mendapatkan jaminan sosial. Hanya saja, yang sudah terdaftar baru orangtua, sementara anaknya belum.

“Permasalahannya, sejak lahir hingga sekarang bocah Dewa Surya Adnyana belum didaftarkan oleh orangtuanya untuk masuk dalam jaminna KIS. Ini baru diketahui sejak pekan lalu, saat orangtuanya membawa bocah perut membesar periksa ke Puskesmas. Persoalan seperti ini yang sering diabaikan masyarakat,” sesal Putu Kariaman.

Meski demikian, kata Kariaman, Dinas Sosial Buleleng sudah mengupayakan bocah perut membesar ini mendapatkan KIS-PBI tanggungan APBD, yang baru akan aktif bulan Juni depan. Dinas Sosial Buleleng sendiri berencana membawa bocah Dewa Surya Adnyana untuk di-rontgen ke rumah sakit, Jumat (21/5) ini. “Penanganan lebih lanjut nanti sesuai dengan hasil pemeriksaan,” tegas Kariaman. *k23

Komentar