nusabali

Lesu, Penjualan Motor Bekas di Kreneng

Matic di Bawah Rp 9 Juta yang Lebih Diminati Pembeli

  • www.nusabali.com-lesu-penjualan-motor-bekas-di-kreneng

DENPASAR, NusaBali.com –  Kawasan Pasar Kreneng yang dulunya menjadi lokasi jual beli sepeda motor bekas di Denpasar, kini nyaris tanpa aktivitas jual beli.

Kondisi ini sangat terasa sejak pandemi Covid-19 melanda Pulau Dewata lebih setahun silam. “Berbeda saat sebelum pandemi, saya pribadi setelah adanya pandemi kehilangan omzet sekitar 70 persen,” ungkap Ketut Murdiasa (49), pedagang motor bekas di kawasan Pasar Kreneng, Kamis (20/5/2021).

Murdiasa yang melakoni jual-beli motor bekas sejak 1999 tidak sendirian.  Bersama para pelaku motor bekas lainnya mendirikan wadah Himpunan Penjual Sepeda Motor (HPSM)  berlokasi di Jl Leli nomor 8x Denpasar yang berada di seputaran Pasar Kreneng.

“Untuk saat ini susah menjual sepeda motor, memang banyak sepeda motor murah tapi daya beli masyarakat tidak sekuat dulu sebelum adanya pandemi ini,” tambah Wayan Sampun Mardana (50), seorang pedagang motor bekas lainnya.

Di sisi lain, walaupun harga sepeda motor bekas mengalami penurunan harga, Murdiasa dan Mardana tidak serta merta lalu memborong motor bekas yang banyak untuk dijual kembali. “Sekarang masyarakat enggan membeli motor harga di atas Rp 10 juta. Masyarakat cenderung membeli motor bekas di kisaran harga Rp 9 juta ke bawah,” kata Murdiasa.


Disebutkan Murdiasa, kesulitan ini tidak lepas dari fokus masyarakat lebih kepada pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. “Sebagian besar masyarakat menjual motor karena memang kondisi yang mendesak,” ujarnya.

Sementara itu terkait dengan jenis motor yang masih diminati adalah matic/skutik berukuran normal sehingga dapat digunakan oleh wanita ataupun pria. “Kalau jenis motor yang laku itu motor yang berukuran normal, yang sedang, yang bisa dipakai oleh wanita atau pria, masyarakat sekarang membeli motor untuk digunakan sebagai sarana bekerja dan bukan hanya sekadar adu gengsi atau gaya-gayaan,” kata Murdiasa.

Hal ini berbeda dengan masa sebelum pandemi.  Motor dengan kapasitas mesin besar pun laku, dan banyak yang mencari. Sedangkan saat ini yang diminati ada pada segmen 115cc - 125 cc.

Dalam sebulan rata-rata Murdiasa berhasil menjual motor bekas hanya sebanyak 6 – 10 unit. “Bulan ini saya baru berhasil menjual sebanyak 10 unit motor, ini sudah ada perkembangan dibanding awal-awal pandemi itu sama sekali tidak dapat jualan,” kata Murdiasa.

Hal tersebut tentunya menjadi tantangan yang berat agar dapat terus bertahan melakukan aktivitas jual-beli dengan memperhitungkan segala aspek penting seperti kondisi motor dan minat masyarakat. “Harus pandai melihat minat masyarakat terkait jenis sepeda motor yang tinggi peminat di pasaran, kalau hanya sekadar beli nanti kami yang rugi, karena kalau motor yang sudah kami beli minimal ada biaya perawatannya, kalau terlalu lama tidak laku, pihak kami sendiri yang akan mengalami kerugian,” ungkapnya.

Di kawasan Pasar Kreneng sendiri dulunya banyak komunitas penjual sepeda motor bekas, namun seiring berjalannya waktu satu persatu anggotanya hilang, ada yang beralih profesi. "Dulu ada komunitasnya ada pengurusnya, tapi sekarang kami cenderung sendiri-sendiri berjualan, ya ada yang beralih profesi dan ada yang hilang setelah mendapat pekerjaan baru," kata Murdiasa.

Murdiasa pun membagi pengalamannya dalam melakukan aktivitas jual-beli yang telah ia lakukan selama 22 tahun itu. Hal yang terpenting untuk dapat bertahan di dalam bisnis jual-beli sepeda motor ini adalah yang pertama harus memiliki jaringan yang luas, karena dengan luasnya jaringan yang dimiliki oleh penjual sepeda motor maka nantinya akan sangat membantu dalam proses menawarkan sepeda motor ke calon pembeli sehingga sepeda motor dapat terjual dengan cepat.

“Jaringan yang luas itu sangat penting, nanti kalau kita punya jaringan yang luas akan sangat membantu dalam menawarkan sepeda motor ke calon pembeli, kalau hanya mengandalkan orang yang sedang lewat saja, saya rasa itu belum cukup,” ungkapnya.

Selain itu penjual sepeda motor juga harus memiliki pengetahuan yang luas terkait tahun dan jenis motor, agar dapat mengetahui harga terbaru dari setiap jenis dan tahun dari sepeda motor.  “Pengetahuan tentang tahun dan jenis sepeda motor itu penting, dan harus mengetahui harga terupdate dari sepeda motor bekas karena dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan,” kata Murdiasa.

Murdiasa dan Mardana pun berharap agar pandemi segera berakhir agar aktivitas jual-beli motor bekas dapat jaya seperti sediakala. "Kami di sini berharap agar pandemi cepat berakhir, meskipun harga motor naik tidak apa-apa,  yang penting daya beli dan antusias masyarakat kembali seperti dulu sebelum pandemi," kata Murdiasa yang diamini  Mardana. *rma

Komentar