nusabali

Dinas Kesehatan Bali Gelar Swab PCR Gratis

Upaya Bongkar Gunung Es Covid-19

  • www.nusabali.com-dinas-kesehatan-bali-gelar-swab-pcr-gratis

DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali gencarkan penelusuran orang tanpa gejala (OTG) yang selama ini dinilai ibarat fenomena gunung es sebagai penyebab penularan Covid-19.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali menggelar uji swab berbasis PCR secara gratis bagi masyarakat yang menunjukkan gejala Covid-19, untuk membongkar fenomena gunung es tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya NPPM, mengatakan uji swab berbasis PCR secara gratis tersebut telah dilaksanakan sejak 1 Mei 2021 lalu, di UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali, Jalan Angsoka Nomor 12 Denpasar. Pelayanan dilakukan setiap hari, pukul 08.00-11.00 Wita.

"Untuk mendapat pelayanan uji swab PCR gratis ini, masyarakat hanya perlu membawa KTP atau keterangan domisili saja. Dengan uji swab PCR gratis ini, kita berharap masyarakat berperan dalam menurunkan kasus positif Covid-19 di Bali. Masyarakat bisa waspada serta menjaga diri dan keluarganya," ujar Suarjaya saat dihubungi NusaBali di Denpasar, Senin (17/5).

Suarjaya menyebutkan, dengan pola uji swab berbasis PCR secara gratis ini, orang yang bergejala Covid-19 bisa terdeteksi lebih cepat. Uji swab berbasis PCR adalah bagian upaya melakukan tracing, testing, treatment, isolid. "Ini upaya kita membongkar kasus-kasus positif Covid-19 yang tersembunyi. Dengan test dan tracing, orang tanpa gejala Covid-19 akan terdeteksi lebih cepat, sehingga bisa dicegah pe-nularannya," tegas Suarjaya.

Menurut Suarjaya, kalau ada yang positif dengan gejala berat berdasarkan uji swab PCR, mereka langsung dibawa ke rumah sakit dan ditangani dengan perawatan. Kalau yang bergejala ringan, cukup isolasi di rumah saja atau di pusat isolasi yang disediakan pemerintah dan mereka dipantau.

“Jadi, ini pola tracing, testing, dan isolid. Ini penting, ketimbang masyarakat tidak tahu dirinya positif Covid-19, akan sangat berbahaya. Pusat isolasi bagi OTG itu sudah ada di kabupaten/kota se-Bali," terang birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.

Suarjaya menegaskan, uji swab berbasis PCR secara gratis bagi masyarakat ini tidak menggunakan dana APBD. Kegiatan ini difasilitasi dan dibantu pusat untuk alat tes swab PCR-nya. "Kami di Dinas Kesehatan kerahkan petugasnya. Tiap hari itu bisa ditesting sampai 300 orang," papar Suarjaya.

Dengan percepatan menelusuri kasus-kasus OTG ini, menurut Suarjaya, otomastis akan mempercepat Provinsi Bali menuju zona hijau---bebas Covid-19. Hal ini juga akan membantu percepatan Bali untuk pulih dari pandemi Covid19, sehingga memberikan kepercayaan kepada dunia internasional bahwa Pulau Dewata amat dikunjungi.

Data yang diperoleh NusaBali, dalam kurun 1-17 Mei 2021, masyarakat yang menggunakan fasilitas uji swab PCR secara gratis mencapai 332 orang. Dari jumlah itu, 110 orang di antaranya positif Covid-19, sementara 222 orang lagi dinyatakan negatif.

Sedangkan untuk rapid test antigen secara gratis dalam kurun 1-17 Mei 2021, berjumlah 1.108 orang. Dari jumlah itu, 5 orang hasilnya reaktif, sementara sisanya 1.103 orang negatif.

Sementara, Ketua Komisi IV DPRD Bali (yang membidangi kesehatan, pariwisata, pendidikan), I Gusti Putu Budiarta alias Gung De, memberikan dukungan buat Pemprov Bali untuk menggencarkan testing bagi masyarakat. Menurut Gung De, uji swab PCR secara gratis ini sangat penting dalam upaya deteksi Covid-19 di Bali.

“Uji swab PCR gratis ini bisa disosialisasikan lebih gencar di masyarakat, karena banyak yang belum tahu. Kasus Covid-19 kan ibarat fenomena gunung es, yang kelihatan di permukaan, padahal di bawahnya itu juga banyak," ujar Gung De saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Senin kemarin.

Politisi senior PDIP asal Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan ini mengatakan sosialiasi swab berbasis PCR secara gratis sangat penting, karena masih ada masyarakat yang menghindari untuk testing. Maklum, pemahaman masyarakat soal Covid-19 beda-beda.

"Stigma negatif soal Covid-19 masih menghantui, sehingga masyarakat enggan ditesting. Bagus kalau bisa jemput bola dari banjar ke banjar. Ini pola yang mantap, sehingga masyarakat waspada terhadap dirinya dan menjaga keluarganya," tandas politisi yang juga menjabat Bendesa Adat Pedungan ini.

Sementara itu, Pemprov Bali tetap melanjutkan penggunaan vaksin AstraZeneca dalam program vaksinasi Covid-19. Pasalnya, vaksin AstraZeneca yang digunakan di Bali bukan batch CTMAV547 yang dihentikan sementara penggunaannya oleh Kementerian Kesehatan.

Hal ini diakui Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, saat dihubungi detikcom terpisah, Senin kemarin. Suarjaya menjelaskan, hingga saat ini Bali tidak ada menerima vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 yang dihentikan sementara oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin AstraZeneca yang tiba di Bali memiliki nomor batch CTMAV514, CTMAV516, CTMAV539, dan CTMAV544.

"Berarti dipastikan semua vaksin AstraZeneca untuk Bali tidak termasuk yang ditarik," terang Suarjaya. Bali awalnya menerima vaksin AstraZeneca sebanyak 200.000 dosis. Vaksin ini digunakan untuk tiga zona hijau kawasan Nusa Dua (Kecamatan Kuta Selatan, Badung), kawasan Sanur (Kecamatan Denpasar Selatan), dan kawasan Ubud (Kecamatan Ubud, Gianyar).

Setelah itu, awal Mei 2021 Baali kembali menerima vaksin AstraZeneca sebanyak 501.000 dosis. Menurut Suarjaya, vaksin ini telah disebar ke 9 kabupaten/kota se-Bali. Suarjaya mengatakan, penggunaan vaksin AstraZeneca di Bali juga menimbulkan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), namun dalam kategori ringan. "Gejala yang berat dipastikan belum ada. Kegiatan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca dipastikan tetap berjalan," katanya. *nat

Komentar