nusabali

Investor Tawarkan Pengelolaan Sampah Jadi Bahan Bakar

  • www.nusabali.com-investor-tawarkan-pengelolaan-sampah-jadi-bahan-bakar

AMLAPURA, NusaBali
Wakil Bupati Karangasem I Wayan Arta Dipa mendengarkan presentasi dari Direktur PT Graha Guna Karya Amlapura, I Nyoman Suparna, yang menawarkan kerja sama pengolahan sampah menjadi bahan bakar.

Sampah yang menggunung dijadikan bricket, selanjutnya bricket diolah jadi bahan bakar. Tawaran kerja sama ini untuk mencegah overload tumpukan sampah di TPA Banjar Linggasana, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem. Wabup Arta Dipa menerima presentasi investor PT Graha Guna Karya Amlapura di Aula Nawa Satya Kantor Bupati Karangasem, Kamis (13/5).

Turut mendampingi Wabup Arta Dipa yakni Kadis Lingkungan Hidup Karangasem I Gede Ngurah Yudiantara, Perbekel Desa Buana Giri I Nengah Diarsa, Bendesa Adat Nangka I Made Oka, dan tokoh Desa Bhuana Giri. Dalam presentasinya, Nyoman Suparna mengungkapkan sampah yang menggunung dikelola jadi bricket. Selanjutnya bricket dijadikan bahan bakar.

Nyoman Suparna mengungkapkan, setelah usahanya mengolah sampah berhasil, jadi bahan bakar, selanjutnya bahan bakar itu digunakan untuk keperluan pabrik garam beryodium. “Nantinya tidak ada lagi tumpukan sampah, tidak ada lagi overload, semua sampah akan kami kelola,” jelas Nyoman Suparna. Lahan untuk pengolahan sampah seluas 1,6 hektare di hulu TPA Banjar Linggasana, tepatnya di Banjar Butus, Desa Bhuana Giri. “Antara investor dengan Pemkab Karangasem kerja sama hanya sebatas mengolah sampah, tidak ada pembagian keuntungan. Investor hanya membantu agar sampah itu tidak menumpuk,” jelas Nyoman Suparna.

Wabup Arta Dipa mengapresiasi rencana investor mengolah sampah di Karangasem. “Daripada sampahnya menumpuk terus, kami apresiasi ada investor yang bersedia untuk mengolahnya. Kalau bisa yang pertama kali nantinya mengolah sampah jadi bahan bakar di Karangasem,” harap Wabup Arta Dipa. Menurut Wabup Arta Dipa, masih perlu sosialisasi lebih lanjut di hadapan masyarakat yang bermukim di sekitar TPA dan lokasi pengolahan sampah. Sehingga tidak ada persepsi yang berbeda. Jika pengolahan sampah bisa berjalan, dampaknya ada tenaga kerja lokal yang diberdayakan, sampah tidak lagi menggunung, tidak lagi menimbulkan bau busuk, dan lingkungan sehat.

Tokoh masyarakat, Ngurah Subrata, belum sepenuhnya menyetujui, tidak juga melakukan penolakan. “Namanya juga presentasi, kan baik-baiknya dipaparkan. Tetapi telah ada tawaran solusi untuk menangani sampah,” kata Ngurah Subrata. “Terpenting meminimalkan terjadinya polusi dan limbah gas yang diakibatkan selama melakukan pengelolaan,” pintanya. Sementara Perbekel Desa Bhuana Giri I Nengah Diarsa mengingatkan, kehadiran warga mendengarkan presentasi investor, bukan menyetujui atau tidak setuju. “Tandatangan yang dituangkan warga itu bukan berarti setuju, itu tandatangan kehadiran,” jelasnya. *k16

Komentar