nusabali

Melihat Sejarah Bali dari Museum Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi

  • www.nusabali.com-melihat-sejarah-bali-dari-museum-monumen-perjuangan-rakyat-bali-bajra-sandhi

DENPASAR, NusaBali.com – Pulau Bali memang memiliki wisata yang tak pernah ada habisnya. Tidak hanya pantai atau alamnya, ‘The Island of Gods’ juga memiliki wisata sejarah. Wisata sejarah Bali ini bisa ditemukan di Museum Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi yang berada di tengah kota Denpasar, tepatnya di Jalan Raya Puputan, Denpasar.

Berdiri gagah di tengah lapangan Bajra Sandhi atau yang biasa disebut Lapangan Renon, monumen ini memiliki bentuk seperti genta yang digunakan oleh pendeta Hindu saat upacara keagamaan. Inilah mengapa bangunan yang sekilas terlihat seperti Monas yang ada di Jakarta disebut Bajra Sandhi.

Monumen ini sarat akan makna kemerdekaan Republik Indonesia. Bangunannya sendiri memiliki bentuk arsitektur khas Bali yang sarat dengan makna filosofi ajaran Hindu.

Monumen yang dibangun di atas tanah seluas 13,8 hektare dengan luas gedung 4.900 meter persegi merupakan rancangan Ir Ida Gede Yadnya pada tahun 1981 dan mulai dibangun pada tahun 1987 atas prakarsa mantan Gubernur Bali saat itu, Ida Bagus Mantra dan baru diresmikan 16 tahun kemudian pada 14 Juni 2003 oleh Presiden Megawati Soekarno Putri.

Saat memasuki museum, pada lantai pertama pengunjung bisa melihat berbagai foto bersejarah yang menceritakan tentang perjuangan rakyat Bali mengusir para penjajah. Ada juga foto-foto sejarah yang menceritakan tentang kerajaan Bali. Foto-foto tersebut juga masih berwarna hitam putih.

Selain itu, di lantai satu juga terdapat telaga yang disebut puser tasik yang dipenuhi dengan ikan. Terdapat juga kantor Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Monumen Perjuangan Rakyat Bali serta ruang rapat yang rupanya sering disewakan untuk umum lengkap dengan fasilitas yang memadai.

Naik ke lantai dua, ada sebanyak 33 diorama yang menggambarkan kehidupan masyarakat asli Bali sejak zaman pra-sejarah, masa kerajaan, masa peperangan melawan penjajah, dan pasca-kemerdekaan. Diorama yang dibuat dengan indah dan detil juga dilengkapi dengan penjelasan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.

Di lantai paling atas, pengunjung bisa melihat pemandangan kota Denpasar. Untuk mencapai lantai paling atas, pengunjung hanya bisa menaiki tangga estetik yang berbentuk spiral.


Bajra Sandhi dulunya sangat sering dikunjungi oleh rombongan pelajar yang melakukan study tour dari luar Bali sebelum pandemi merebak. Kini kunjungan itu sudah sangat berkurang.

“Kalau dulu, sebelum Covid itu memang yang datang itu banyak pelajar dari luar Bali untuk study tour begitu. Bisa sampai ratusan tiap harinya. Sekarang pengunjung hanya 5 sampai 7 orang per harinya,” ujar salah seorang petugas sekaligus guide yang enggan disebutkan namanya di Museum Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi.

Pihak UPT selaku pengelola Bajra Sandhi juga tetap melakukan protokol kesehatan dengan ketat. Saat datang pengunjung harus mencuci tangan terlebih dahulu, memesan tiket, diukur suhunya dan tetap menggunakan masker.

“Kami juga batasi. Terutama pada area diorama yang tertutup. Maksimal hanya 20 sampai 25 orang dengan physical distancing dan tetap memakai masker,” imbuhnya lagi.

Meskipun sudah ada cukup lama, ternyata masih ada beberapa warga yang belum mengetahui bahwa ada museum dalam monumen Bajra Sandhi. Seperti Desri yang datang bersama kedua temannya.

“Kami  baru tahu ada museum di sini. Biasanya cuma olahraga di Lapangan Renon. Tadi habis makan di seberang, iseng-iseng kesini ternyata ada museumnya,” kata mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana ini.

Biaya masuk untuk mengunjungi museum ini cukup terjangkau. Pelajar dan mahasiswa cukup membayar Rp 5.000 dan menunjukkan kartu pelajar atau kartu mahasiswa yang dimiliki. Untuk turis domestik membayar Rp 25.000 dan turis mancanegara membayar Rp 50.000.

Komentar