nusabali

Rekayasa Genetik Padi Beras Merah Desa Munduk Masuki Uji Coba Tahap III

  • www.nusabali.com-rekayasa-genetik-padi-beras-merah-desa-munduk-masuki-uji-coba-tahap-iii

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pertanian Buleleng tahun ini masih melanjutkan rekayasa genetik padi beras merah Munduk.

Tahun ini uji coba rekayasa benih memasuki tahap ketiga dengan demplot seluas 20 are di Subak Sambangan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Rekayasa genetik beras merah varietas Cicih Gondrong dilakukan untuk memaksimalkan produksi beras merah Buleleng.

Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng sejak 019 lalu, bekerjasama dengan Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) merekayasa genetik padi beras merah varietas Cicih Gondrong, padi lokal beras merah Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng. Dalam pengembangan teknologi pertanian ini memerlukan lima kali uji coba benih sebelum ditetapkan dan dibudidayakan lebih luas.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta, mengatakan dari tiga  kali uji coba yang telah dilakukan di demplot-demplot menunjukkan hasil yang positif. Varietas beras merah Munduk direkayasa untuk mendapatkan umur panen yang lebih singkat.

“Selama ini varietas beras merah kita di Munduk baru bisa dipanen setelah enam bulan masa tanam. Dengan rekayasa benih ini diupayakan bisa dipanen dengan umur di bawah 100 hari seperti varietas padi pada umumnya,” kata Sumiarta, Senin (10/5).

Pengembangan beras merah Munduk ini dilakukan Dinas Pertanian Buleleng untuk menjaga ketahanan pangan Buleleng, serta menjaga plasma nutfah beras merah khas Buleleng. Sejauh ini pembudidayaan beras merah yang memiliki kualitas super dan banyak peminat ini masih bertahan di Desa Munduk di lahan seluas 50 are. Produksi per tahunnya mencapai 148.698 ton, dengan produktivitas 4 ton per hektarenya.

Sebelumnya varietas ini hanya bisa hidup subur dengan rasa nasi yang harum setelah dimasak di kawasan Desa Munduk dan sekitarnya. Tiga tahun terakhir dengan teknologi pertanian rekayasa genetik, benih beras merah ini disesuaikan untuk dapat dikembangkan di daerah lain Kabupaten Buleleng. Terutama di daerah dataran tinggi dengan suplai air irigasi stabil, seperti Subak Cengana, Subak Sambangan di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada.

Sumiarta menambahkan, dalam program rekayasa genetik ini masih menunggu dua kali pengujian lanjutan. Sehingga ke depannya benih yang dikembangkan dan dipatenkan adalah benih yang terbaik dari lima kali pengujian yang telah dilakukan. *k23

Komentar