nusabali

Ratusan Armada Wisata 'Hilang' dari Bali

  • www.nusabali.com-ratusan-armada-wisata-hilang-dari-bali

Tak mampu bayar kredit, banyak armada yang ditarik paksa lembaga pembiayaan

DENPASAR,NusaBali
Ratusan unit mobil angkutan wisata di Bali ‘hilang’,  ditarik lembaga pembiayaan atau terpaksa dijual murah. Penyebabnya pemilik atau pengusaha angkutan wisata tersebut sudah tidak mampu lagi  memenuhi kewajiban membayar kredit. Sebagian besar armada wisata tersebut ‘jatuh’ ke luar daerah, terutama ke Jawa. Ada juga sampai ke Sumatera.

Ketua Perhimpunan Angkutan Wisata Bali (Pawiba) I Nyoman Sudiartha mengungkap Minggu (9/5). Dikatakan Sudiartha, semua itu karena  pariwisata  Bali  lumpuh akibat pandemi Covid-19. Lumpuhnya pariwisata, menyebabkan pengusaha maupun  operator armada pariwisata sebagian besar tidak beroperasi. “Karena tidak ada wisatawan yang diangkut,” ujarnya.

Itulah menyebabkan angkutan wisata tidak punya pekerjaan yakni mengangkut wisatawan, akibat pandemi tersebut. Otomatis tidak ada pendapatan. Sedang di pihak lain kewajiban kredit  kepada lembaga pembiayaan harus dipenuhi.

“ Memang ada relaksasi (keringanan). Tetapi relaksasi telah berakhir tahun lalu,” jelasnya. Memasuki 2021, kata Sudiartha tidak ada relaksasi lagi. Otomatis  pengusaha angkutan wisata, wajib memenuhi kewajibanya kepada lembaga pembiayaan.

Namun karena sudah tidak beroperasi lagi, pengusaha pun tidak sanggup. Akibatnya tidak sedikit yang ditarik paksa lembaga pembiayaan.

 “Atau terpaksa dijual murah,” kata Sudiartha.

Penurunan  harga tersebut menurut Sudiartha sampai 50 persen dari harga pembelian. Hal itu pula menyebabkan orang luar menilai di Bali saat ‘semua serba murah’.

Ironisnya banyak dari kendaraan yang ditarik atau terpaksa dijual murah adalah armada yang masih baru, sehingga kondisinya masih prima. “Jumlah sudah ratusan unit,” ungkapnya.

Kendaraan tersebut, mulai dari minibus, mikro bus sampai bus besar. Sebagian besar dibeli dari luar daerah yakni Jawa dan Sumatera.

Sedang armada  yang tersisa kebanyakan  yang sudah berumur, yakni usia 5 tahun ke atas. Hal ini kata Sudiartha jelas akan menjadi persoalan nanti, ketika pariwisata Bali sudah’normal’.  Khususnya bagaimana menyediakan armada yang prima untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan saat berwisata di Bali.

Terhadap kondisi yang dialami pengusaha angkutan, Pawiba kata Sudiartha meminta  pemerintah  memberi kebijaksanaan melindungi pengusaha pariwisata agar bisa bertahan dalam kondisi sulit seperti sekarang ini.

 “Mohon kepada legeslatif dan eksekutif bisa membantu pengusaha yang bergerak di bidang pariwisata(angkutan) saat ini,” kata Sudiartha.

Sebelumnya Pawiba Bali sudah mengambil langkah-langkah terhadap kondisi berat yang mereka hadapi. Antara lain mendatangi Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen, ketika pandemi Corona memulai setahun lalu. Kemudian setelah masa relaksasi pembiayaan berakhir, Pawiba datang ke Kadin Bali menyampaikan hal serupa. Tujuannya mendapat pendampingan advokasi. “ Nanti kami juga berencana ke Dewan, agar suara kami didengar Pemda,” kata Sudiartha. *K17

Komentar