nusabali

Buleleng Rawan Longsor dan Banjir Bandang

8 Kecamatan Memiliki Potensi Sedang hingga Tinggi

  • www.nusabali.com-buleleng-rawan-longsor-dan-banjir-bandang

Potensi pergerakan tanah hingga berdampak bencana di Buleleng sangat tinggi karena topografi seluruh wilayah Buleleng yang berbukit.

SINGARAJA, NusaBali

Sebanyak sembilan kecamatan di Buleleng dinyatakan berpotensi mengalami pergerakan tanah yang dapat berdampak pada bencana tanah longsor. Bahkan delapan kecamatan diantaranya memiliki potensi sedang hingga tinggi. Potensi bencana pergeseran tanah itu dipetakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dna Sumber Daya Mineral (ESDM) RI.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Putu Ariadi Pribadi dihubugi Minggu (9/5) kemarin mengatakan pemetaan itu dirilis per awal Mei 2021 untuk megantisipasi potensi bencana yang dapat terjadi kapan saja. Mantan Kadis Lingkungan Hidup (LH) Buleleng ini juga menyatakan potensi pergerakan tanah hingga berdampak bencana di Buleleng sangat tinggi karena topografi seluruh wilayah Buleleng yang berbukit.

“Memang dari hasil pemetaan hanya Kecamatan Buleleng yang memiliki potensi sedang, sisanya berpotensi sedang hingga tinggi. Bahkan empat kecamatan seperti Banjar, Busungbiu, Gerokgak dan Seririt berpotensi mengalami longsor hingga banjir bandang jika curah hujannya tinggi,” jelas Kalak Ariadi.

Mitigasi potensi pergerakan tanah dirilis Badan Geologi untuk mengantisipasi perubahan musim di bulan ini dari musim hujan ke musim kemarau. Ariadi Pribadi menyebutkan sejak akhir April lalu curah hujan di Buleleng sudah menurun.

Hujan hanya turun di beberapa tempat di dataran tinggi. Meski demikian masyarakat harus tetap waspada dengan berubahan cuaca yang dapat terjadi kapan saja. Seperti banjir setinggi pinggang orang dewasa yang sempat merendam wilayah perkotaan pada awal April lalu. “Mudah-mudahan tidak sampai banjir dan longsor lagi. Tetapi tetap kita antisipasi dan waspada, terutama masyarakat yang bermukim di daerah perbukitan, dekat sungai dan lereng tebing yang rawan bencana longsor hingga banjir,” tegas dia.

BPBD pun sudah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) hingga Pemerintah Desa termasuk TNI-Polri terkait upaya pelestarian lingkungan dan penghijauan. Sementara itu wilayah Buleleng yang nyegara gunung membuat lereng perbukitannya cukup luas.

Bahkan yang termasuk lereng sangat curam tercatat seluas 2.116 hektar. Luasan lereng dengan potensi pergerakan tanah tinggi ini tersebar di lima kecamatan. Lereng snagat curam terluas tercatat di Kecamatan Gerokgak yakni 852 hektar. Kemudian disusul oleh Kecamatan Kubutambahan dengan 398 hektar, Kecamatan Sukasada 394 hektar, Kecamatan Sawan 364 hektar dan Kecamatan Banjar 105 hektar. *k23

Komentar