nusabali

Anjing Liar Gigit 11 Warga Pegending

  • www.nusabali.com-anjing-liar-gigit-11-warga-pegending

Anjing yang menggigit 11 warga tersebut awalnya merupakan anjing liar, namun sempat dipelihara oleh seorang warga.

SEMARAPURA, NusaBali

Seekor anjing diduga rabies mengamuk dan menggigit 11 warga di Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura, Kecamatan Klungkung, selama dua hari berturut-turut sejak Sabtu (8/5) pagi. Setelah menggigit korban yang kesebelas, anjing itu langsung dibunuh oleh warga dan dibuang ke sungai, Minggu (9/5) pagi.

Diketahui, anjing yang menggigit 11 warga tersebut awalnya merupakan anjing liar, namun sempat dipelihara oleh seorang warga. Kemudian, anjing itu dilepasliarkan hingga diduga terjangkit rabies.

Kepala Lingkungan (Kaling) Pegending I Nengah Sudira mengatakan, anjing tersebut mulai menggigit warga pada Sabtu malam sekitar pukul 20.30  Wita. Ketika itu seorang warga Lingkungan Pegendingt, I Wayan Kerta, yang sedang makan di sebuah warung, tiba-tiba didatangi dan digigit anjing tersebut. "Tiba-tiba anjing itu menggigit," kata Sudira.

Setelah menggigit, anjing tersebut langsung pergi. Ternyata anjing itu masih keliling di wilayah Lingkungan Pegending hingga menggigit korban lainnya. Pada Sabtu malam, sediikitnya 8 warga yang digigit anjing tersebut. Selanjutnya, warga tergigit langsung diantar ke Puskesmas Klungkung I, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung, untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).

Keesokan harinya anjing tersebut ternyata kembali menyerang 3 orang warga. Untuk menghindari korban lainnya, warga sekitar langsung membunuh anjing itu dan dibuang ke sungai di Lingkungan Pegending. "Ada 11 warga yang sampai saat ini tercatat digigit anjing itu, mereka sudah diantar untuk mendapatkan VAR," kata Sudira.

Hanya saja, Sudira tidak jelas tahu nama nama korban. Namun sebagian besar orang dewasa dan ada beberapa anak-anak. Selanjutnya, petugas dari Dinas Pertanian (Distan) Klungkung yang membidangi masalah hewan langsung turun ke lapangan setelah menerima laporan ada 11  warga yang tergigit anjing. Hanya saja petugas tidak bisa mengecek sampel otak anjing tersebut, karena setelah dibunuh anjing itu dibuang ke sungai. "Kami sempat cek ke sungai tapi tidak ketemu, mungkin sudah hanyut karena arusnya deras," kata Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida.

Karena kondisi seperti itu maka kasus gigitan anjing tersebut dimasukkan dalam kategori anjing liar yang tidak terdeteksi. "Tetapi, kami tetap koordinasi dengan petugas kesehatan dan Kaling untuk memastikan semua yang tergigit mendapatkan VAR," kata Juanida.

Petugas juga akan turun ke Lingkungan Pegending pada Senin (10/5) ini untuk melakukan penelusuran kontak anjing yang menggigit itu, termasuk memvaksinasi anjing. Mengingat di Kelurahan Semarapura Kauh termasuk zona merah kasus rabies, dan agak dekatan juga dengan wilayah Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, yang sempat ditemukan anjing positif rabies beberapa waktu lalu. "Jalur interaksi anjingnya bisa saja terjadi," kata Juanida.

Berdasarkan keterangan dari warga yang memelihara anjing itu, kata Juanida, awalnya merupakan anjing liar tapi karena masuk ke rumahnya dikasi makan. Begitupula jika keluar rumah dibiarkan. Akhirnya, anjing itu sempat menghilang dalam beberapa bulan hingga akhirnya kembali lagi dengan perubahan prilaku yang agak agresif.

Sebelumnya, seekor anjing positif rabies menggigit empat warga di Dusun/Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Sabtu (17/4) lalu.  Keempat korban gigitan anjing tersebut langsung mendapatkan VAR. Sedangkan anjing yang mengigit sudah dieliminasi dan diambil sampel otaknya oleh petugas. Hasilnya, keluar pada Senin (19/4) pagi, dan dinyatakan positif rabies. *wan

Komentar