nusabali

Bule Penyelenggara Kelas Orgasme Diciduk

Ditangkap di Pecatu, Digelandang Kantor Imigrasi

  • www.nusabali.com-bule-penyelenggara-kelas-orgasme-diciduk

MANGUPURA, NusaBali
Petugas Imigrasi Kelas I Denpasar akhirnya amankan penyelenggara kegiatan kelas orgasme kegiatan kelas orgasme bertema ‘Tantric Full Body Orgasme’ yang rencananya digelar di vila Karma House Tattoos, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar, 8 Mei 2021 ini.

Warga negara asing (WNA) asal Kanada tersebut, Christopher KM, diciduk dari tempat tinggalnya di kawasan Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Jumat (7/5) sore. Informasi yang dihimpun NusaBali, Christopher KM diamankan setelah tim Imigrasi Kelas I Denpasar melakukan penyelidikan di sekitar vila karma House Tattoos, Kamis (6/5) sore hingga malam. Dalam penyelidikan itu, sejumlah saksi di sekitar lokasi yang diduga menjadi tempat kegiatan kelas orgasme tersebut mengatakan Bule Kanada sudah pindah ke Desa Pecatu.

Mendapat informasi tersebut, tim Imigrasi Kelas I Denpasar kemudian bergerak ke Desa Pecatu, Jumat pagi pukul 09.00 Wita, seraya menelisik tempat tinggal Christopher KM. Setelah melakukan penelusuran selama 7 jam, petugas Imigrasi akhirnya berhasil menemukan bule Kanada tersebut sore sekitar pukul 16.00 Wita. Christopher KM ditemukan tinggal di sebuah vila kawasan Desa Pecatu.

Saat digerebek petugas Imigrasi, WNA Kanada tersebut sedang istirahat di vilanya. Dia pun ditangkap tanpa perlawanan. Selanjutnya, bule Kanada ini digelandang ke

Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar yang berlokasi di Jalan Panjaitan Nomor 3 Niti Mandala Denpasar untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Sekarang yang bersangkutan (bule Kanada) masih diperiksa. Kalau detailnya, nantilah sehabis pemeriksaan. Nanti akan disampaikan pimpinan," ujar seorang petugas saat ditemui NusaBali di Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar, Jumat petang pukul 18.00 Wita.

Dia menyebutkan, bule Kanada penyelenggara kegiatan kelas orgasme di Ubud tersebut tiba di Kantor Imigrasi Denpasar dan langsung menjalani pemeriksaan, Jumat sore pukul 17.30 Wita. Yang bersangkutan didalami keterangannya, terutama terkait kegiatan kelas orgasme di Ubud yang diiklankan melalui website eventbrite.com.

Paparan senada juga disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kakanwil Kemenkum HAM) Provinsi Bali, Jamaruli Manihuruk. Menurut Jamaruli, pihaknya sudah mengamankan WNA Kanada yang diduga sebagai penyelenggara kegiatan kelas orgasme di Ubud tersebut. "Tadi sore (kemarin) tim Imigrasi sudah temukan WNA Kanada tersebut. Kita langsung amankan yang bersangkutan. Saat ini masih dalam pemeriksaan," ungkap Jamaruli saat dihubungi NusaBali terpisah di Denpasar, Jumat petang.

Jamaruli menyebutkan, pihaknya sudah melakukan pengecekan di lokasi yang diduga menjadi tempat digelarnya kegiatan kelas orgasme oleh bule Kanada tersebut. Tempat itu sudah ditutup, sehingga kegiatan yang dijadwalkan akan berlangsung Sabtu (8/5) siang ini otomatis dibatalkan. "Tadi tim Imigrasi sudah ke lokasi kegiatan di Ubud. Sudah tidak ada aktivitas di sana," tandas Jamaruli.

Iklan kegiatan kelas orgasme itu sendiri sebelumnya ditayangkan di website eventbrite.com dengan mengusung tema ‘Tantric Full Body Orgasme’. Kegiatan kelas orgasme ini rencananya dilaksanakan di Karma House Tattoos, Jalan Penestanan Nomor 8 Ubud tepatnya kawasan Banjar Penestanan Kelod, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, 8 Mei 2021, mulai pagi pukul pukul 10.00 Wita hingga petang pukul 18.00 Wita.

Bagi yang ingin mengikuti kelas orgasme tersebut, mereka harus bayar kompensasi 20 euro atau setara Rp 340.000 per orang. Selain itu, penyelanggara juga akan merekam kegiatan dengan kepentingan promosi ke pasar internasional. Jajaran Polsek Ubud bersama aparat Desa Sayan pun langsung terjun ke lokasi vila Karma House Tattoos, Kamis siang, untuk melakukan pengecekan.

Ini untuk kali kedua terjadi heboh kelas orgasme di Bali. Sebelumnya, kasus serupa sempat terjadi di Ubud, Maret 2021 lalu. Kala itu, kegiatan kelas orgasme rencananya akan digelar di Vila Suara Sidhi kawasan Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar.

Acara tersebut memasang tarif kepada peserta sebanyak 600 doplar AS atau setara dengan Rp 8 juta. Namun, kegiatan tersebut akhirnya dibatalkan karena telanjur menjadi sorotan publik. Pihak Imigrasi Kelas I Denpasar pun sempat mengamankan seorang WNA asal Australia, karena diduga menawarkan jasa terapi orgasme. *dar

Komentar