nusabali

Forum Pengelola Pasar Desa Mengadu ke Walikota

Pedagang Dadakan Menjamur, Pendapatan Pedagang Pasar Desa Merosot

  • www.nusabali.com-forum-pengelola-pasar-desa-mengadu-ke-walikota

DENPASAR, NusaBali
Forum Pengelola Pasar Desa di Kota Denpasar mengadu ke Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Kamis (6/5).

Mereka mengadu karena setahun belakangan, omzet pedagang pasar desa di Denpasar mengalami penurunan karena dampak pandemi Covid-19, yang antara lain mengakibatkan munculnya pedagang dadakan.


Ketua Forum Pengelola Pasar Desa Kota Denpasar Nyoman Suarta saat diterima Walikota I Gusti Ngurah Jaya Negara, mengaku selama masa pandemi Covid-19, omzet para pedagang di pasar desa jauh merosot dibanding situasi normal. Keadaan ini juga diperparah dengan kemunculan pedagang dadakan yang semakin menjamur di pinggir jalan baik pedagang bermobil maupun yang membuka lapak bongkar pasang.

Jualan pedagang dadakan ini, menurut Suarta, hampir sama dengan jualan pedagang di pasar desa mulai dari pisang, pepaya, kelapa, telur, daging hingga tisu. Dengan banyaknya pedagang di pinggir jalan ini, masyarakat lebih memilih berbelanja di pinggir jalan ketimbang ke pasar desa. Bahkan beberapa pedagang di pinggir jalan berani menjual dagangan lebih murah dari pada di pasar desa.

“Dengan adanya pedagang dadakan ini, masyarakat kebanyakan memilih berbelanja di sana yang jaraknya dekat dengan mereka. Sehingga yang berbelanja ke pasar desa semakin menurun. Rata-rata 90 persen pedagang di pasar desa adalah penduduk asli setempat dan mereka bergantung di sana saja. Namun, karena kehadiran pedagang dadakan ini, penghasilan mereka semakin menurun,” ungkap Suarta.

Selain itu, pedagang desa selama ini dikenai retribusi sehingga akan semakin mengurangi penghasilan mereka

Sementara, pedagang yang berjualan di pinggir jalan tak kena apa-apa dan juga melanggar ketertiban serta berbahaya bagi pengendara, pedagang maupun pembeli. Beberapa dari mereka juga bahkan memanfaatkan trotoar untuk berjualan, terutama bagi pedagang daging.

Suarta meminta agar Pemkot Denpasar membantu mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Bahkan dia dengan pedagang lainnya menawarkan solusi dan mengaku siap menampung pedagang dadakan di pinggir jalan tersebut jika akan dibawa ke pasar. “Ada pasar yang siap menampung 30 pedagang lagi. Jika mereka mau, kami siap menampung mereka,” ucap Suarta.

Menanggapi hal tersebut, Walikota Jaya Negara menyatakan akan segera menindaklanjutinya. Walikota Jaya Negara mengatakan akan meminta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait melakukan pendataan terhadap pedagang dadakan yang berjualan di pinggir jalan.

“Kami akan meminta Dinas Perhubungan, Satpol PP, serta Bagian Hukum untuk melakukan pendataan,” ujar Walikota Jaya Negara.

Dia mengemukakan tidak bisa melarang begitu saja mereka berjualan di pinggir jalan, namun juga harus mencarikan solusi. Setelah melakukan pendataan, pihaknya akan mengarahkan pedagang-pedagang dadakan tersebut ke pasar-pasar desa maupun pasar yang dikelola Perumda Pasar.

Sehingga dengan solusi tersebut, akan tercipta ketertiban dan tidak menimbulkan kecemburuan antara pedagang pasar dengan pedagang dadakan.

“Kami tidak bisa melarang begitu saja mereka berjualan. Di sisi lain kami juga tidak bisa membiarkan kondisi ini terus berlanjut, karena di samping melanggar juga berbahaya,” tandas Walikota Jaya Negara. *mis

Komentar