nusabali

Pandemi, Jumlah Petani di Gianyar Bertambah

  • www.nusabali.com-pandemi-jumlah-petani-di-gianyar-bertambah

GIANYAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 membuat banyak pekerja sektor pariwisata dirumahkan bahkan di-PHK.

Mantan pekerja pariwisata ini bertahan dengan banting setir ke pekerjaan lain. Salah satunya bertani. Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar mencatat data per Desember 2020 lalu ada penambahan sekitar 900-an petani baru. Dari data sebelumnya sekitar 27.676 petani menjadi 28.343 petani.

“Update terakhir Desember 2020. Mereka sudah masuk daftar e-RDKK (elektronik rencana definitif kerja kelompok),” jelas Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar I Nyoman Tri Budi Hartanto, saat dikonfirmasi, Senin (3/5).

Bertambahnya jumlah petani ini dipastikan karena dampak pandemi Covid-19. “Daripada tidak ada aktivitas, mantan pekerja pariwisata beralih menjadi petani,” kata Budi Hartanto.

Sektor pertanian menurutnya tetap eksis saat pandemi. Sebab kebutuhan pangan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Tidak saja menanam padi, petani milenial ini juga menanam bibit tanaman hortikultura yang diperlukan pasar, semisal tomat, sayur-sayuran, bunga pacar, bunga gumitir, dan lain sebagainya.

Oleh karena sudah masuk e-RDKK, petani baru ini juga berhak mendapatkan pupuk bersubsidi dan kartu tani.

Sebelumnya diberitakan, salah seorang pekerja kapal pesiar beralih menjadi petani. Namanya Made Gede Duta, 25, asal Banjar Banda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh. Pemuda yang akrab disapa Dedut ini menggarap lahan sawah sekitar 45 are warisan orangtuanya yang sebelumnya tidak tergarap. Dedut mengaku sempat dibuat stres oleh situasi pandemi ini. Karena dia sudah ancang-ancang berangkat ke kapal pesiar ketiga kalinya pada Maret lalu, namun dibatalkan.

Dia menanam sendiri tanpa dibantu atau mencari jasa tukang tanam. Semenjak kembali menggarap sawah dia sudah merasakan beberapa kali panen. Hasil yang didapat menurutnya mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya. “Dari 45 are lahan, sekali panen kurang lebih saya dapat 2,5 ton gabah, kalau diuangkan sekitar Rp 7 juta kotor,” kata Dedut. *nvi

Komentar