Tim Karate PON Ingin Sentralisasi Dipercepat

Pasalnya, PON XX/2021 di Papua pada 2-15 Oktober, kurang 150 hari lagi. Atlet membutuhkan latihan terpusat, karena selama ini belum maksimal menjalani latihan tatap muka dalam situasi Pandemi Covid-19.

"Jika Binpres KONI Bali Nyoman Yamadhiputra berharap agar latihan ditingkatkan, kami sudah berlatih enam kali seminggu, sejak Januari lalu," kata pelatih karate Bali, Aditya Putra Thama, Senin (3/5).

Bahkan, kata Aditya Putra, pihaknya belum berani lebih dari enam kali latihan tatap muka seminggu. Itu untuk menghindari overtraining, dan para atlet masih ada kegiatan-kegiatan lain. Sehingga waktu recovery yang mereka miliki cukup minim.

"Kami justru berharap agar kita bisa segera sentralisasi, sehingga atlet bisa fokus berlatih, berlatih, berlatih dengan nutrisi dan recovery yang baik," beber Aditya Putra Thama.

Menurutnya, sentralisasi biasanya tiga bulan menjelang PON. Seperti di PON Papua, dia berharap bisa lebih lama program sentralisasinya. Hal itu karena ada pandemi Covid-19, sehingga perlu lebih dimatangkan dalam program sentralisasi.

Menurut Aditya Putra, pihaknya sadar latihan enam kali seminggu sejatinya belumlah cukup. Sebab targetnya meningkatkan latihan 9 -10 kali seminggu. Volume latihan ditingkatkan ketika PON semakin dekat. Dia berharap volume latihan maksimal terlaksana jika ada sentralisasi.

"Sentralisasi lebih cepat, kan lebih bagus jadinya," tegas Aditya Putra Thama. Sementara menanggapi agenda try in dan try out, kata Aditya. sedang dimatangkan manajer tim, Armand Setiawan. Kemungkinan melaksanakan keduanya, baik try in dan try out. Sehingga ada kemungkinan beberapa daerah yang datang ke Bali untuk try innya. Kemudian untuk try out, kemungkinan kita akan ke sejumlah daerah di Provinsi Jawa Barat. Hal ini sekaligus memonitor langsung salah satu atlet (Krisna Dwi Antara) yang saat ini berlatih disana. *dek