nusabali

Pendapatan DTW Tanah Lot Anjlok 99 Persen karena Pandemi

  • www.nusabali.com-pendapatan-dtw-tanah-lot-anjlok-99-persen-karena-pandemi

TABANAN, NusaBali
Setahun pandemi Covid-19 melanda membuat pendapatan Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, anjlok.

Dari yang biasanya didapat per bulan mencapai Rp 6 miliar hingga Rp 7 miliar, kini di masa pandemi hanya mendapatkan Rp 350 juta per bulan. Bahkan untuk mencapai angka Rp 350 juta tersebut sangatlah susah.

Selama pandemi, per hari wisatawan yang berkunjung ke Tanah Lot hanya 200-300 orang. Sedangkan di akhir pekan (weekend) kunjungan hanya mencapai 500 orang. Perbandingan angka tersebut jauh merosot pada saat kunjungan sebelum pandemi yang mencapai di atas 5.000 orang per hari.

Manajer DTW Tanah Lot I Wayan Sudiana mengakui, dampak pandemi Covid-19 yang sudah berjalan setahun membuat pendapatan Tanah Lot menurun. Disimpulkan pendapatan per bulan anjlok sekitar 99 persen.

“Dari pendapatan yang biasanya didapat Rp 6-7 miliar kini di angka Rp 350 juta. Untuk meraih Rp 350 juta ini kami juga berat,” kata Sudiana saat menghadiri acara Kopi Pewarta di pres room bagian Humas dan Protokol Setda Tabanan, Senin (3/5).

Menurunnya pendapatan tersebut karena tidak adanya kunjungan wisatawan ke Tanah Lot dampak dari pandemi Covid-19. Apalagi tahun 2020 kemarin, Tanah Lot dan tempat wisata lainnya sempat ditutup total selama 4 bulan (Maret, April, Mei, Juni) yang membuat pendapatan minus. “Jika dalam suasana normal (bebas pandemi) wisatawan andalan Tanah Lot adalah dari China dan Taiwan,” imbuhnya.

Sudiana mengungkapkan dengan pendapatan yang mencapai Rp 350 juta per bulan tersebut membuat manajemen kesulitan untuk biaya operasional. Biaya operasional wajib dilakukan untuk penataan kawasan meskipun kunjungan wisatawan sedang kembang kempis. Namun di sisi lain anjloknya wisatawan ke Tanah Lot tak sampai merumahkan 148 staf DTW Tanah Lot.

Mereka tetap bekerja namun dibagi tugas. Tiap orang per bulan hanya bekerja selama 15 hari. Sisanya digunakan untuk mencari pekerjaan tambahan. Bahkan dengan anjloknya kunjungan wisatawan yang berdampak pada pendapatan, karyawan Tanah Lot menunda pembayaran cicilan pribadi di masing-masing bank selama setahun.

“Kami tidak sampai merumahkan karyawan, kami hanya giliran masuk kerja, kalau dirumahkan kasihan juga,” tegas Sudiana.

Di sisi lain untuk mengurangi kejenuhan staf manajemen di tengah pandemi Covid-19 rencananya manajemen akan bangkitkan hiburan lokal di Tanah Lot. Dalam waktu dekat akan memasang permainan tradisional pindekan dan sunari yang dipasang di sejumlah titik di kawasan Tanah Lot. “Kami juga akan terus promosikan Tanah Lot lewat media sosial, dengan harapan di liburan Idul Fitri ini kunjungan bisa naik,” tandas Sudiana. *des

Komentar