nusabali

Dikubur Nyulubang, Jenazah Tanpa Kepala

Pasca Temuan Jenazah Korban Jatuh di Tukad Petanu

  • www.nusabali.com-dikubur-nyulubang-jenazah-tanpa-kepala

Penguburan  ini tanpa jenazah utuh, hanya tulang badan, masing-masing sepasang tulang kaki dan tulang tangan.

GIANYAR, NusaBali

Jenazah Ni Komang Ayu Ardani,37, korban jatuh naik motor ke bawah Jembatan Tukad Petanu, Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Gianyar, dikubur secara nyulubang (belum diupacarai dengan banten lengkap,Red), di Setra Adat Siangan, Kecamatan Gianyar, pada Wraspati Kliwon Langkir, Kamis (29/4) sekitar pukul 17.00 Wita. Penguburan  ini tanpa jenazah utuh, hanya tulang badan, masing-masing sepasang tulang kaki dan tulang tangan. Namun tulang kaki dan tangan tanpa jemari. Kepala korban, belum ditemukan.

Penguburan nyulubang itu karena di Desa Adat Siangan memberlakukan ngaben massal, dan juga korban meninggal salah pati (karena kecelakaan). Ngaben massal akan diadakan Agustus 2021. Namun khusus jenazah korban tak akan diaben saat itu karena salah pati. Sesuai tradisi setempat, jenazah karena salah pati bisa diaben setelah dikubur minimal 3 tahun.

Pengubuyan tulang-belulang itu melibatkan sejumlah personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar. Petugas ini ikut menggali lubang kubur hingga prosesi.

Sementara itu, dua anak almarhum, Putu Kevin,9 dan Ni Komang Resya,6, belum mengetahui ibunya telah meninggal. Dalam benak Putu Kevin, sang ibu masih hilang sejak jatuh kecelakaan bersamanya, 18 Maret 2021. Kepada adik perempuannya yang merindukan sang ibu, Putu Kevin selalu membujuk agar tidak menangis.

Hal itu diungkapkan iwak (paman) Putu Kevin, I Wayan Rata,52, saat ditemui NusaBali di Setra Adat Siangan. "Kemarin malam, Kevin bertanya, kenapa orang ramai membuat banten. Ndak ada yang berani jawab," ujar Rata. Setahu Kevin, ibunya masih hilang. "Dia (Kevin) tidak melihat ibunya sejak kejadian. Yang dilihat hanya neneknya sudah telungkup di atas batu," jelas Rata.

Dari cerita Kevin kepada keluarga, saat kejadian dia sempat mendengar suara samar-samar entah dari ibu atau neneknya. "Dia ingat ada yang bilang, Kevin ngoyong ditu. De milu nutug. Tekek gisi carang kayu e, pang sing Kevin milu ulung ke Tukad e (Kevin tetap diam, jangan ikut hanyut. Pegang kuat akar kayu supaya tidak sampai jatuh ke sungai, Red). Tepat di bawah kakinya ada batu. Kevin pun bertahan sekitar 2 jam sebelum dievakuasi warga. ‘’Dari jam 7 kejadian sampai jam 9 ditemukan. Saat itu Kevin teriak dadong, dadong (nenek-nekek,Red)," terang Rata.

Sebelum jatuh, Kevin mengaku dalam kondisi setengah sadar karena mengantuk. Saat ini, Kevin sudah masuk sekolah seperti biasa.

Terkait penemuan kerangka menjelang 42 hari pasca hilang, Wayan Rata juga mengaku ajaib. "Karena sepanjang aliran sudah dicari, ibaratnya sudah diobok-obok, namun tidak ketemu. Pas muncul ditemukan di atas batu. Rapi, kayak ada orang naruh," ungkapnya. Namun demikian, Wayan Rata enggan berspekulasi. "Keluarga sudah berupacara ngulapin di lokasi," jelasnya. Kejadian ini menurutnya ajaib, karena sudah sering dicari tidak ada petunjuk. "Saat pencarian, seperti ada dorongan firasat dari suami korban dan warga yang mencari. Sampai ada satu warga, Gede Darmawan mesesangi. Ragane matur piuning (dia berkaul), kalau ada selama pencarian perkataan yang tidak baik di sana. Baik oleh keluarga maupun masyarakat yang membantu, dia akan ngaturang Guru Piduka. Mohon dimaafkan, dia masesangi karena saking penasaran cukup lama jenazah itu disembunyikan," jelasnya.

Kakak Ipar korban, Wayan Sumirat ketika ditemui di rumah duka Banjar Teruna, Desa Siangan, Gianyar mengatakan sepakat menghentikan pencarian anggota tubuh korban yang lain. Wayan Sumirat menyampaikan pencaharian korban Komang Ayu Ardani oleh tim gabungan BPPD sempat dihentikan pada hari ke-7. Selanjutnya hari ke-8 pencaharian korban Komang Ayu Ardani dilanjutkan keluarga korban bersama relawan. Setelah jazad korban ditemukan di Sungai Petanu Banjar Dukuh Griya, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, keluarga sepakat menghentikan pencaharian walaupun anggota tubuh korban yang lain, belum ditemukan.

Seperti diketahui, sekeluarga terdiri dari anak, ibu dan nenek terlibat kecelakaan lalu lintas di Jembatan Banjar Laplapan, Desa Petulu, Ubud pada Kamis (18/3) sekitar pukul 19.00 Wita. Sekitar 30 menit pasca kejadian, bocah Putu Kevin ditemukan dalam kondisi selamat. Sepeda motor yang ditunggangi ringsek di pinggir jurang kedalaman sekitar 20 meter. Sementara nenek Ni Ketut Rindit ditemukan sekitar 150 meter sebelah timur dari lokasi kejadian. Nenek Rindit ditemukan meninggal dunia di atas bebatuan. Satu lagi, pengendara sepeda motor Ni Komang Ayu Ardani belum ditemukan.

Selanjutnya, jasad Komang Ayu Ardani, ditemukan dalam keadaan membusuk, hanya sisa tulang-belulang, di antara bebatuan besar aliran Tukad Petanu, wilayah Banjar Dukuh Griya, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Rabu (28/4) sekitar pukul 13.30 Wita. *nvi

Komentar