nusabali

Sampah Rumput Laut Kotori Pantai Tanjung Benoa

Dinas LHK Badung Sebut Sehari Mencapai 4 Ton

  • www.nusabali.com-sampah-rumput-laut-kotori-pantai-tanjung-benoa

Sampah rumput laut yang menepi ke pantai disebabkan angin timuran, dan kondisi ini sudah terjadi sejak pertengahan April 2021.

MANGUPURA, NusaBali

Setelah sampah kiriman akibat angin barat berlalu, sampah kiriman akibat angin timuran kembali menerjang wilayah Badung. Sampah kiriman didominasi sampah rumput laut. Kali ini wilayah yang terdampak di sepanjang pantai di Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.

Meski hanya sampah rumput laut, namun petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung, setiap hari membersihkan sampah yang mencapai 4 ton rata-rata per hari. Koordinasi Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas LHK Badung I Made Gede Dwipayana, mengatakan sampah kiriman yang disebabkan angin timuran sudah mulai berdatangan sejak pertengahan April 2021. Adapun kawasan pantai yang kerap menjadi titik sampah kiriman itu seperti Tanjung Benoa, Nusa Dua dan sejumlah pantai lainnya di sebelah timur. Menurutnya, sampah di pantai sebelah timur berbeda dengan pantai sebelah barat. “Untuk kawasan pantai sebelah timur itu berupa sampah rumput laut saja,” kata Dwipayana.

Selama kemunculan sampah kiriman, Dinas LHK Badung sudah membersihkan sebanyak enam kali. Setiap pembersihan berhasil mengangkut sebanyak 2 truk atau setara 4 ton sampah. Sampah-sampah berupa rumput laut yang dibersihkan tidak diangkut ke TPA Suwung. Namun, dikuburkan di pesisir pantai. Langkah tersebut dilakukan karena sampah rumput laut itu mudah terurai.

“Sampah rumput laut sudah kami bersihkan. Tadi pagi (kemarin) kami bersihkan di Pantai Tanjung Benoa. Rata-rata setiap hari itu ada 4 ton sampah. Namun, semuanya kami kubur di pantai,” katanya.

Dalam penanganan sampah kiriman ini, Dinas LHK Badung mengerahkan puluhan petugas setiap hari dan alat berat untuk melakukan pembersihan. Pasalnya, sampah rumput laut tergolong berat karena mengandung air.

“Saat ini hanya satu alat berat saja. Namun, kalau kondisi sampah kiriman semakin parah, kami akan menambah eksavator,” kata Dwipayana. *dar

Komentar