nusabali

Bale Gede Peninggalan Rai Srimben Tuntas Direstorasi

Disbud Susun Narasi, Keluarga Bentuk Pengelola

  • www.nusabali.com-bale-gede-peninggalan-rai-srimben-tuntas-direstorasi

SINGARAJA, NusaBali
Bangunan bale gede yang sempat dimanfaatkan oleh Nyoman Rai Srimben, ibunda Ir Soekarno, di Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, tuntas direstorasi.

Dinas Kebudayaan Buleleng segera menyusun narasi bangunan, sedangkan keluarga besar Bale Agung akan menyusun pengurus pengelola tempat dugaan cagar budaya, yang masuk daftar pencanangan Soekarno Heritage.

Objek yang diduga cagar budaya itu sudah dipelaspas pada Soma Paing Langkir bertepatan dengan Purnama Desta, Senin (26/4). Sebelumnya proses restorasi yang difasilitasi Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Bali itu sudah dikerjakan akhir September 2020 lalu. Bangunan berukuran 7 meter x 7 meter yang dahulu dijadikan tempat upacara keluarga besar Bale Agung, menjadi saksi masa kecil hingga remaja Nyoman Rai Srimben.

Proses restorasi yang dilakukan BPCB Bali menelan anggaran Rp 160 juta. Tak ada yang diubah dari bentuk dan ukuran bangunan. Bahan asli yang masih ada tetap dipakai, beberapa bagian yang sudah hilang dan rusak hanya ditambal sulam. Sedangkan penggantian penuh dilakukan pada bagian atap dan sebagian dinding karena sudah keropos.

Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara, mengatakan selanjutnya Disbud akan mengajukan Bale Gede untuk ditetapkan sebagai cagar budaya. “Kami sedang menyusun dokumennya untuk didaftarkan sebagai objek dugaan cagar budaya ke tim ahli cagar budaya Provinsi Bali. Targetnya akhir tahun ini kami ajukan,” kata Dody, Rabu (28/4).

Setelah ditetapkan sebagai cagar budaya, Dinas Kebudayaan di 2022 mendatang akan merancang promosi bale gede sebagai salah satu objek wisata sejarah di Buleleng. Satu paket dengan Soekarno Heritage mulai dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno di Kelurahan/Kecamatan Sukasada, bale gede di rumah keluarga besar Bale Agung, SDN 1 Banjar Paketan yang sempat menjadi tempat mengajar Raden Soekemi, ayahanda Bung Karno. “Narasi bale gede sedang disusun, sehingga saat disampaikan kepada wisatawan dapat lebih menarik dan membuat tempat itu lebih hidup,” imbuh mantan Camat Buleleng ini.

Dinas Kebudayaan juga berencana mengangkat satu orang tenaga kontrak dan mendidiknya sebagai guide yang akan meng-handle kawasan Soekarno Heritage.

Perwakilan keluarga besar Bale Agung Jro Made Arsana, dihubungi terpisah kemarin mengatakan sedang berembug untuk membentuk pengurus pengelola bale gede yang nantinya diarahkan sebagai objek wisata Soekarno Heritage. Namun sejauh ini rumusannya belum tuntas, karena keluarga besar belum mengetahui struktur pasti kepengurusan. “Ini sedang kami siapkan formatnya di bawah dadya. Tetapi strukturnya sedang dibahas, karena kami belum tahu nanti keluarga masuk di mana, kemudian apakah jadi satu dengan pemerintah daerah atau bagaimana. Kemarin saat serah terima BPCB mengatakan sudah bisa dimanfaatkan dan dipelihara bersama,” kata Jro Arsana.

Setelah usai direstorasi bale gede peninggalan Rai Srimben yang dimanfaatkan keluarga besar menjadi tempat upacara akan difungsikan sebagaimana mestinya. Keluarga besar Bale Agung pun masih menunggu realisasi rencana pengembalian tempat tidur Rai Srimben yang tepat berada di sebelah selatan bale gede. Menurut Jro Arsana, keluarga besar sudah menyepakati untuk mengembalikan bentuk bangunan yang sempat menjadi kamar tidur Rai Srimben.

Saat ini kamar tidur itu memang sudah dilebur dan disatukan dengan bangunan rumah keluarga. Pengembalian kamar tidur Rai Srimben itu sempat dijanjikan Dinas Kebudayaan di tahun anggaran 2021 ini. “Meskipun tidak direstorasi karena bentuk semula sudah berubah, minimal mengembalikan seperti bentuk semula, karena saya masih ingat sekali bentuk, posisi, dan bahan yang digunakan. Mudah-mudahan bisa terealisasi secepatnya karena kalau ini terwujud akan lebih memperjelas karena satu paket dengan bale gede,” kata Jro Arsana. *k23

Komentar