nusabali

Ashram Hare Krishna di Desa Alasangker-Buleleng Ditutup

  • www.nusabali.com-ashram-hare-krishna-di-desa-alasangker-buleleng-ditutup

SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Desa Alasangker dan Desa Adat Alasangker, Kecamatan Buleleng, mengambil sikap tegas dengan menutup Ashram Hare Krishna Radha Maha Candra, Rabu (28/4) siang pukul 12.00 Wita.

Keputusan resmi yang dituangkan dalam berita acara itu diambil saat rapat dengan menghadirkan pengurus ashram, lembaga keagamaan, lembaga adat, dan krama Desa Alasangker.

Perbekel Alasangker, Wayan Sitama, mengatakan penutupan Ashram Hare Krishna Radha Maha Candra yang berlokasi di Banjar Tenaon, Desa Alasangker ini untuk menyikapi situasi penganut Sampradaya Non Dresta Bali yang dilarang di Bali. Desa Adat Alasangker dan Desa Alasangker kemudian mengambil sikap persuasif untuk menjaga situasi dan kondisi tetap kondusif.

“Kami sebelumnya sudah melakukan pendekatan persuasif dengan pengurus ashram, sehingga ada rapat hari ini (kemarin) dengan keputusan desa dinas, desa adat, tokoh adat, BPD, PHDI, Majelis Desa Adat (MDA) semua unsur lembaga tingkat kabupaten, tingkat kecamatan, dan tingkat desa setuju dan sepakat untuk menutup ashram per tanggal 28 April 2021,” ujar Wayan Sitama saat dihubungi NusaBali pertelepon di Sinaraja, Rabu sore.

Menurut Sitama, Ashram Hare Krishna Radha Maha Candra di wilayah Desa Alasangker sudah berdiri sekitar tahun 2017. Pemilik lahan yang disebutkan berasal dari Tabanan dan meminang seorang perempuan di Desa Alasangker, sempat mengajukan izin secara formal ke pemerintah desa sekitar tahun 2013-2014.

Pemilik lahan yang juga penganut Hare Krishna, kata Sitama, mengajukan izin mendirikan ashram dengan membawa surat-surat kelengkapan dari Kementerian Agama dan PHDI Pusat. “Karena saat itu sudah ada surat resmi dari lembaga yang lebih tinggi, kami di desa akhirnya menyetujui pembangunan ashram ini. Secara fisik, bangunan ashram ini baru beroperasi tahun 2017,” kenang Sitama.

Selama ini, kata Sitama, Ashram Hare Krishna Radha Maha Candra di Desa Alasangker memang diperuntukkan sebagai tempat ibadah, berkumpul, hingga melangsungkan upacara versi kepercayaan Sampradaya. Kegiatan beribadahnya pun terlihat rutin dilaksanakan sebulan sekali dan hari-hri tertentu.

“Kalau ashramnya khusus untuk tempat ibadah dan upacara versi mereka (Hare Krishna, Red). Pengurus asramnya ada, tapi tinggal di rumah biasa yang lokasinya tak jauh dari ashram,” papar Sitama.

Versi Sitama, sedikitnya ada 24 orang dari 9 kepala keluarga (KK) yang melangsungkan aktivitas kepercayaan mereka di Ashram Hare Krishna Radha Maha Candra tersebut. Mereka berasal dari berbagai daerah, mulai Kabupaten Buleleng hingga Tabanan.

Sementara itu, pengurus Ashram Hare Krishna Radha Maha Candra yang ikut hadir dalam rapat di Desa Alasangker, Rabu kemarin, sempat meminta tempo kepada pihak desa adat dan desa dinas. Mereka minta tempo, agar bisa melakukan rembuk dulu dan mengambil keputusan bersama anggota ashram.

Hanya saja, rapat yang juga dihadiri unsur krama desa dan sejumlah Lembaga Sosial Masyraakat (LSM) pemerhati agama, seperti Forum Taksu Bali dan Cakra Wayu, agak memanas. Karenanya, Kelian Desa Adat Alasangker, I Ketut Sukrawa,  memutuskan atas pertimbangan bersama, penutupan langsung dilakukan saat rapat kemarin siang.

“Tadi sudah diselesaikan dengan elegan sekali. Pengurus ashram pun akhirnya menyetujui untuk menutup ashramnya. Besok (hari ini) rencananya kami akan buatkan surat pernyataan untuk mempertegas penutupan seluruh kegiatan dan aktivitas yang berkaitan dengan kepercayaan Sampradaya,” tegas Sitama.

Pihak Desa Adat Alasangker juga sudah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pengurus ashram, agar mengerti situasi dan memahami kondisi yang sedang terjadi di Bali. Menurut Sitama, desa adat dan desa dinas juga berencana memasang spanduk penutupan di Ashram Hare Krishna Radha Maha Candra tersebut. Hal ini untuk mempertegas sikap krama Desa Alasangker yang tidak pernah mentolerans setiap kegiatan yang berbau Sampradaya di wewidangan mereka.

Semnetara itu, hingga tadi malam Ketua PHDI Buleleng Gde Made Metera dan Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Buleleng, Dewa Putu Budarsa, berlum dapat dikonfirmasi terkait penutupan Ashram Hare Krishna Radha Maha Candra di Desa Alasangker. Saat dihubungi per telepon, terdengar nada sambung namun mereka tidak mengangkat Ponselnya. *k23

Komentar