nusabali

Gagal, Treatment Penjernihan Air Sungai Buleleng dengan Eco Enzym

Limbah Masih Mengalir dari Permukiman

  • www.nusabali.com-gagal-treatment-penjernihan-air-sungai-buleleng-dengan-eco-enzym

SINGARAJA, NusaBali
Terobosan perbaikan lingkungan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (LH) Buleleng pada pertengahan 2020 lalu, yakni menjernihkan Sungai Buleleng dengan eco enzyme belum membuahkan hasil.

Uji coba yang dilakukan selama empat bulan terakhir dengan penuangan eco enzyme di tiga titik Sungai Buleleng tak berpengaruh, karena limbah masih terus mengalir dari permukiman di bantaran sungai.

Kesimpulan itu didapat setelah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Laboratorium Lingkungan Hidup Buleleng melakukan penelitian. Kepala Dinas LH Buleleng I Gede Melanderat dikonfirmasi, Senin (26/4), menjelaskan uji coba penjernihan air Sungai Buleleng dimulai Agustus hingga November 2020 lalu. Sebanyak ratusan liter eco enzyme dituangkan ke aliran sungai di tiga titik seminggu sekali. UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup juga melakukan pengujian penyanding dalam lab dengan air Sungai Buleleng yang diwadahi tong.

Pengujian yang dilakukan menggunakan sejumlah parameter yang masuk dalam daftar pengukuran. Mulai dari pengukuran fisika dan kimia yang meliputi daya hantar listrik (DHL), total dissolved solids (TDS), dan total suspended solids (TSS), tingkat keasaman (pH), salinitas, oksigen terlarut, Pospat sebagai P, dan Nitrat sebagai N. Parameter biologi yang diuji yaitu Total Coliform dan Fecal Coli.

“Hasil pengujian untuk yang langsung di sungai dengan air mengalir hasilnya tidak signifikan. Karena air sungai terus mengalir. Di satu sisi penambahan atas limbah dari kamar mandi maupun limbah rumah tangga terus terjadi. Sedangkan treatment eco enzyme dilakukan dengan pola jadwal seminggu sekali sehingga hasilnya tidak signifikan. Kalau sampel pembandingnya di laboratorium memang ada perubahan karena airnya statis dalam tong,” kata Melanderat.

Mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (KPP) Buleleng ini juga mengatakan faktor penyebab lainnya adalah hujan deras hingga air laut pasang di bagian hilir Sungai Buleleng. Meski demikian Dinas LH akan melanjutkan treatment penjernihan air Sungai Buleleng di musim kemarau ini, dengan pola lebih intens. “Tidak ada salahnya menambahkan eco enzyme, toh juga sejauh ini masih gratis. Kami di Dinas LH juga akan aplikasikan terus untuk menjaga kestabilan lingkungan, sembari terus sosialisasikan upaya ke masyarakat bantaran sungai,” tegas Melanderat. *k23

Komentar