nusabali

Masih Pandemi, Pujawali di Pura Sakenan Digelar Sehari

Pamedek Akan Dibatasi, Nyineb Saat Umanis Kuningan

  • www.nusabali.com-masih-pandemi-pujawali-di-pura-sakenan-digelar-sehari

DENPASAR, NusaBali
Pujawali di Pura Sakenan, Desa Adat Serangan, Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan yang akan dilaksanakan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (24/4), digelar hanya sehari.

Hal itu dilakukan karena masih situasi pandemi Covid-19, dimaksudkan tidak terjadi kerumunan pamedek saat sembahyang dan tidak terjadi penularan Covid-19.

Manggala Karya di Pura Sakenan Ida Bagus Pidada ketika dikonfirmasi, Selasa (20/4), mengungkapkan pujawali di Pura Sakenan saat ini tidak akan nyejer selama tiga hari. Tetapi pelaksanaannya hanya satu hari. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, pujawali hanya sehari ini dilakukan untuk antisipasi terjadinya kerumunan para pamedek yang biasanya datang membeludak.

Rangkaian prosesi pujawali, menurut Ida Bagus Pidada, tetap akan berlangsung seperti biasa, namun pelaksanaannya diperpendek. “Sesuai dengan koordinasi dengan Puri Kesiman sebagai pangempon didukung Pemkot Denpasar, dan berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, diputuskan pelaksanaan pujawali hanya sehari saja,” ujarnya.

Rangkaian yang akan digelar yakni mulai dari Penyajahan Kuningan, Kamis (22/4), dimana para pemangku akan ngias palinggih di Pura Sakenan dengan batasan waktu dari pukul 07.00 Wita sampai 09.30 Wita. Kemudian saat penampahan Kuningan, Jumat (23/4), Ida Bhatara lunga ke Pura Sakenan dari Deaa Adat Serangan, Desa Adat Suwung, Desa Adat Kepaon, Desa Adat Pemogan, Desa Adat Intaran, dan Desa Adat Kelan, Badung pukul 16.00 Wita.

Setelah itu, masing-masing desa adat ngaturang Kanca ke Ida Bhatara. Dalam proses mendak Idha Bhatara, masing-masing desa adat yang dulunya menggunakan baleganjur kini ditiadakan. Sebab, Idha Bhatara tidak akan dituntun berjalan kaki, melainkan menggunakan mobil.

Selain itu, yang terlibat ngiringang nantinya hanya dibatasi 30 orang dari prajuru dan pemangku. “Dulu kan dituntun jalan kaki semua diiringi sekitar 6 baleganjur, sekarang baleganjur ditiadakan dan akan menggunakan mobil. Yang terlibat hanya prajuru dan pamangku saja. Masing-masing desa adat hanya 30 orang,” ungkap Ida Bagus Pidada.

Selanjutnya saat Hari Raya Kuningan, Ida Pedanda mulai mapuja pukul 10.00 Wita yang menandakan mulainya piodalan dengan upakara pebangkit dan pakelem ke segara. Pujawali tersebut nantinya akan dipuput oleh dua Pedanda yakni Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa dari Gria Sari Tegal dan Ida Pedanda Buda Jelantik Giri, dari Gria Gunung Sari, Ubud.

Selanjutnya malam harinya pukul 22.00 Wita akan diadakan mailen-ilen mendak Ida Bethara di Pura Sakenan. “Nah, selanjutnya saat Umanis Kuningan, Minggu (25/4), baru akan melaksanakan katur penganyar. Yang akan dilaksanakan pagi sekitar pukul 09.30 Wita dengan upakara Pulagembal-pulagembal. Selanjutnya rangkaian upacaranya berupa pangilen panyineban karya yang dilaksanakan pukul 13.00 Wita. Ida Bhatara akan di sineb langsung budal sekitar pukul 16.00 Wita. Dan upacara puput,” ujarnya.

Dengan pelaksanaan pujawali hanya sehari, Ida Bagus Pidada memohon permakluman kepada umat Hindu di Bali dan Nusantara. Karena terkendala pandemi Covid-19 ini, pujawali dipersingkat. Sehingga, pihaknya menyarankan untuk pamedek agar bisa tangkil saat Hari Raya Kuningan dan saat Panyineban.

Saat Kuningan, panitia pujawali hanya menyediakan waktu sembahyang dari pukul 10.00 sampai 22.00 Wita. Sedangkan saat panyineban, Minggu (25/4) waktu sembahyang dari pukul 10.00 sampai 16.00 Wita. Namun, saat persembahyangan, Ida Bagus Pidada mengatakan tidak akan memberikan warga bersembahyang seperti biasa. Panitia akan mengatur para pamedek agar tidak membeludak.

“Yang jelas kami hanya bisa mengizinkan 50 persen dari kapasitas tempat. Biasanya 500 orang sekali sembahyang masih mungkin, sekarang hanya 200 orang. Kami tahu ini pasti akan menyebabkan antrean padat. Tetapi kami imbau, bagi yang memang tidak sempat bisa sembahyang di merajan soang-soang,” imbuhnya.

Ida Bagus Pidada menambahkan, untuk warga yang memiliki Palinggih Pura Sakenan diperkenankan untuk ngelungsur tirta ke Pura tanpa dibatasi. Mereka bisa datang langsung atau perwakilan mulai dari penampahan Kuningan sampai Kuningan. *mis

Komentar