nusabali

KONI Minta Yongmoodo Tak Jadi Penonton Pasif

  • www.nusabali.com-koni-minta-yongmoodo-tak-jadi-penonton-pasif

DENPASAR, NusaBali
KONI Bali berharap cabang olahraga Yongmoodo tak jadi penonton pasif pada PON Papua.

Meski tidak dipertandingkan, pembinaan atlet harus terus berjalan. Kontribusi tetap diharapkan untuk PON 2024 di Aceh dan Sumatera Utara.

"Kami berharap di PON Aceh dan Sumut, cabor Yongmoodo mengambil posisi maksimal, karena akan dipertandingkan. Yakni, menyiapkan atlet dalam waktu cukup panjang, hasilnya pasti lebih maksimal," kata Ketum KONI Bali Ketut Suwandi, Selasa (20/4).

Menurut Suwandi, persiapan PON 2024 sudah bisa dilakukan secara bertahap dan bergerak bersama dengan dikoordinasikan Pengprov PYI Bali. Apalagi baru saja terpilih Ketum baru Rudy Santoso.

"Selain prestasi, kami berharap cabor Yongmoodo lebih dikenal di masyarakat. Sehingga mampu menyasar atlet sebanyak mungkin kedepannya," kata Suwandi.

Sementara salah satu pengurus PYI Bali, Gede Agra Kumara belum bisa terlalu banyak komentar soal cabor Yongmoodo. Dirinya lebih fokus mendapatkan SK dari PB PYI. Begitu ada SK baru bergerak.

Sedangkan soal pemasalan cabor Yongmoodo, kata Gede Agra Kumara,  sudah ada dalam rancangan program, dengan menyasar atlet dari kalangan siswa. Hal itu juga mengingat ada pembatasan umur atlet pada PON selanjutnya.

"Kami berharap cabor Yongmoodo lebih dikenal masyarakat luas. Baik dari kuantitas dan kualitas atlet juga kami harap berkembang pesat," kata Agra Kumara.

Sebelumnya Ketua Umum Pengprov PYI Bali, Rudy Santoso juga mengakui pengembangan cabor Yongmoodo akan menyasar sekolah di Bali. Bahkan bisa saja atlet dari cabor lain, yang berlatar belakang beladiri. Agar proses pembinaan tidak dari nol lagi. Dan ini cukup mengembangkan potensi pada atlet itu sendiri.

"Yongmoodo ini beladiri full body contact. Sedikit susah dan berat melaksanakan. Makanya, pengamanan atlet juga harus kian bagus," papar Rudy Santoso.

Dengan demikian, kata Rudy Santoso, potensial bergabung Yongmoodo bisa berlatar belakang karate, kempo, dan taekwondo. Bahkan atlet yang mentok berprestasi di beladiri lain, dapat menekuni Yongmoodo.

“Karena di PON usia atlet dibatasi, kita cari atlet di bawah 20 tahun. Atlet lebih muda jauh lebih bagus,”kata Rudy Santoso. *dek

Komentar