nusabali

'Kaum Perempuan Jangan Takut Bermimpi dan Melangkah'

Ni Nyoman Rai Sudani, Mantan Bidan yang Dua Kali Periode Menjabat Perbekel Sibang Kaja

  • www.nusabali.com-kaum-perempuan-jangan-takut-bermimpi-dan-melangkah

Ni Nyoman Rai Sudani mendapat dukungan luas sebagai Perbekel Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Badung hingga dua kali periode menjabat, berkat gerakannya yang menyentuh hati masyarakat setempat, terutama para Lansia

MANGUPURA, NusaBali
Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April, mengingatkan kembali akan peran penting perempuan dalam kemajuan dan peradaban dunia. Perempuan tak lagi hanya mengurus kebutuhan domestik rumah tangga, melainkan sudah menunjukkan diri sebagai pemimpin yang berkompeten dan mengayomi. Contohnya, Ni Nyoman Rai Sudani, 61, mantan bidan yang kini menjadi Perbekel Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Badung selama dua periode (2013-2019, 2021-2027). Dia sering berpesan kepada kaum perempuan agar jangan takut bermimpi dan melangkah.

Nyoman Rai Sudani tak menyangka jika perjalanan hidupnya akan berlabuh memimpin Desa Sibang Kaja, yang mewilayahi 7 banjar dinas yang berpenduduk 1.600 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 6.000 jiwa. Dulunya, dia hanya meniti karier di dunia kesehatan mulai dari menjadi bidan desa hingga jabatan terakhir menjadi Kasi Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung (2012-2013).

Namun, sebelum purna tugas/pensiun tahun 2016, Rai Sudani memutuskan untuk ikut tarung Pemilihan Perbekel (Pilkel) Sibang Kaja periode 2013-2019. Pasalnya, ada dorongan yang kuat dari masyarakat agar Rai Sudani maju tarung di Pilkel 2013.

Rai Sudani mendapat dukungan, karena sebelum maju mencalonkan diri, dia sempat bikin terobosan yang menyentuh hati masyarakat Sibang Kaja. Sekitar tahun 2011, Rai Sudani yang waktu itu masih menjabat sebagai Koodinator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Abiansemal III, membuat gerakan untuk mengadakan ulang tahun Lansia se-Desa Sibang Kaja. Sebab, Rai Sudani melihat banyak sekali dalam KTP Lansia tertera lahir tanggal 31 Desember.

“Waktu itu era berlakunya Jaminan Kesdehatan Bali Mandara (JKBM). Saya perhatikan setiap pasien Lansia yang datang kok rata-rata KTP-nya kelahiran 31 Desember. Dari sana saya terinspirasi mencoba untuk membuatkan hari ulang tahun untuk para Lansia. Karena jarang sekali di Bali ada perayaan ulang tahun untuk Lansia,” kenang Rai Sudani saat ditemui NusaBali di ruang kerjanya, Kantor Perbekel Sibang Kaja, Senin (19/4).

Ulang tahun Lansia se-Desa Sibang Kaja digelar setiap tanggal 31 Desember, di sebuah lapangan luas. Rai Sudani menyebut ada sekitar 700 Lansia se-Desa Sibang Kaja. Pada saat perayaan ulang tahun tersebut, diisi dengan berbagai kegiatan seperti potong tumpeng dan pentas seni budaya. Ada canda tawa dan suasana haru dalam perayaan itu.

“Mereka (para Lansia, Red) benar-benar merasa khusyuk, bahkan ada yang sampai menangis karena selama ini belum pernah diperhatikan sampai seperti itu. Mereka sangat bahagia, sampai ada juga yang sambil mengenang masa lalu. Sehingga ada rasa kebersamaan di situ. Para Lansia pun menginginkan kegiatan ini terus berlanjut,” papar perempuan asal Banjar Piakan, Desa Sibang Kaja kelahiran 28 Oktober 1960 ini.

Selain membuat gerakan ulang tahun Lansia, Rai Sudani juga bikin gerakan senam Lansia. Senamnya pun dipelajari secara otodidak. Ketika pertama membuat gerakan itu, Rai Sudani melatih seorang diri untuk 7 banjar di Desa Sibang Kaja. Namun, lama kelamaan dia melatih kader Posyandu untuk nantinya melatih para Lansia.

Gerakan Rai Sudani yang langsung menyentuh masyarakat terutama Lansia inilah yang membuat dukungan mengalir kepadanya agar maju tarung ke Pilkel Sibang Kaja 2013. Kala itu, Rai Sudani mencoba mewujudkan dukungan tersebut dengan mendaftar calon Perbekel. Namun, sebelum itu dia berkonsultasi dulu dengan keluarga dan tempatnya bekerja, mengingat Rai Sudani masih terikat tugas di Dinas Kesehatan Badung.

“Suami sangat mendukung saat itu. Suami bilang, ada peluang, tidak ada salahnya dicoba. Apalagi, jarang ada kepala desa perempuan. Saat itu, saya juga belum pensiun dari kedinasan, sehingga saya lanjutkan konsultasi karena status saya masih aktif di Dinas Kesehatan. Akhirnya, setelah semua urusan beres, saya maju tarung di Pilkel 2013,” cerita istri dari I Wayan Suwija ini.

Saat kampanye, Rai Sudani turun ke rumah-rumah warga untuk memohon dukungan. Usahanya ternyata tidak mengkhianati hasil. Karena gerakannya yang dulu langsung menyentuh masyarakat terutama Lansia, Rai Sudani berhasil memenangkan Pilkel dan dikukuhkan sebagai Perbekel Sibang Kaja 2013-2019.

“Setelah terpilih, saya mantapkan kembali kegiatan seperti ulang tahun Lansia, senam Lansia, kemudian pemberdayaan sekaa teruna, pembangkitan kesenian tabuh dan tari, dan lain-lain. Siklus kehidupan mulai dari ibu hamil, melahirkan, anak-anak, remaja, lansia, hingga meninggal kami perhatikan betul dalam anggaran,” kata ibu 3 anak yang telah dikaruniai 9 orang cucu ini.

Rai Sudani bersyukur pernah mengerti soal pengelolaan anggaran serta penyusunan rencana kerja saat bertugas di Dinas Kesehatan Badung. Hal itu membuatnya tahu pengelolaan anggaran dalam penyusunan rencana kerja yang bisa diaplikasikan di desa. Hanya beberapa saja yang berbeda.

“Dalam penyusunan program dan pengalokasian anggaran, ada lima bidang yang harus diperhatikan: penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pendidikan, pemberdayaan, dan dana tak terduga. Sehingga di semua bidang itu saya harus punya konsep dan pasang anggaran dengan cermat,” katanya.

Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan I Made Badra (almarhum) dan Ni Wayan Sukerti ini mengatakan, menjadi pemimpin memang ada suka dukanya. Tapi, dia menjalani segala tugas dan tanggung jawab dengan sukacita. Prinsip utama yang dipegangnya adalah tidak menjadikan pekerjaan itu sebagai beban. Dengan demikian, kita akan bisa menikmati dan mencintai pekerjaan.

“Saya sendiri memang suka tantangan. Saya tidak pernah berpikir bahwa tantangan ini saya harus saya jadikan beban. Pekerjaan itu harus kita cintai, sehingga bagaimana pun sulitnya saya yakin pasti ada jalan,” tandas mantan bidan yang menyelesaikan pendidikan S1 Hukum Universitas Dwijendra tahun 2004 ini.

Hingga memasuki tahun terakhir kepemimpinannya pada 2019, masih banyak masyarakat yang menginginkan Rai Sudani untuk maju kembali di Pilkel Sibang Kaja. Padahal, Rai Sudani berencana untuk minggir. “Begitu saya menyampaikan bahwa tidak akan maju lagi, masyarakat berdatangan ke rumah memberi masukan dan memohon agar saya bersedia maju. Para Lansia takut jika saya tidak maju lagi, program untuk mereka tidak jalan lagi. Padahal saya sudah katakan, siapa pun Perbekelnya nanti, pasti akan memperhatikan lansia,” kata Rai Sudani. Akhirnya, Rai Sudani maju tarung lagi di Pilkel 2021 dan berhasil menang.

Sebagai perempuan yang berumah tangga dan seorang ibu, Rai Sudani tak lepas dari dukungan keluarga di sisinya. Meski sibuk melayani masyarakat setiap hari, Rai Sudani tetap mengatur diri dan waktu untuk keluarganya. Bahkan, anak-anaknya sempat meminta agar tak maju lagi dan menginginkan sang ibu agar di rumah saja. “Tapi, setelah saya rapatkan anak-anak dan beri pengertian, mereka setuju dan merestui langkah saya.”

Rai Sudani sendiri memberi pesan kepada kaum perempuan agar jangan takut bermimpi dan melangkah. Sebab, dia meyakini, tidak ada hal yang berat untuk dihadapi jika ada niat dan terus belajar. “Bahkan, ketika saya mau mundur, saya sempat mencari tokoh-tokoh perempuan yang ada di Sibang Kaja agar mereka maju nyalon Perbekel. Sebagai perempuan kita tidak lemah. Sepanjang terus mau belajar, saya yakin perempuan juga bisa melakukannya apa yang laki-laki bisa kerjakan. Sebaliknya, apa yang perempuan lakukan belum tentu semua bisa dikerjakan oleh laki-laki,” papar Rai Sudani. *ind

Komentar