nusabali

Galungan Tak Berimbas ke Penjualan Ritel

  • www.nusabali.com-galungan-tak-berimbas-ke-penjualan-ritel

DENPASAR,NusaBali
Perayaan Galungan pada Rabu (14/4) tidak berpengaruh terhadap penjualan ritel. Diakui ada peningkatan, tetapi tidak signifikan. Bahkan secara keseluruhan bisnis ritel masih minus.

Secara tahunan kuartal III 2021, pertumbuhan ritel minus 45-55 persen dibanding kuartal III tahun 2020. Secara bulanan yakni triwulan IV 2020 dibanding triwulan I 2021, pertumbuhan ritel negative 10-15 persen.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia  (Aprindo)Bali Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra, mengatakan semua itu karena faktor daya beli masyarakat yang menurun. Penurunan itu dipicu kolapsnya pariwisata buntut pandemi Covid-19.

Pariwisata kolaps menyebabkan pendapatan masyarakat anjlok drastis. “Perekonomian kita kan memang dominan bergantung pada sektor pariwisata,” ujar Gung Agra, sapaan pengusaha muda dari Puri Gerenceng, Denpasar, Minggu (18/4).

Anjoknya pendapatan itulah menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Sehingga perayaan Galungan relatif tidak berdampak terhadap penjualan ritel. Kalaupun ada peningkatan, sebatas pada fast moving consumers goods(FMCG) atau barang kemasan kebutuhan sehari-hari. Volumenya juga tidak banyak, sehingga tidak banyak pengaruhnya terhadap penjualan.

“Sehingga belum ada perkembangan  pada ritel,” ujarnya. Terkait Galungan dan juga hari raya lainnya, tidak berpengaruh banyak terhadap volume penjualan ritel di Bali.

Di pihak lain dalam kondisi berat sekarang ini ritel harus membayar royalti jika menggunakan lagu dan/atau alat music, secara komersial atau layanan public (PP No 56/2021, tentang Pengelolaan Hak Cipta Lagu dan/atau Alat music.

“Kami menghargai hak cipta. Namun mohon pemerintah mengkaji kembali,” ujar Gung Agra. Atau besarannya dikaji ulang, karena margin (keuntungan) dari berbagai usaha tentu berbeda.

Karena kewajiban membayar royalty itulah, lanjut Gung Agra pihaknya tidak lagi memutar lagu atau musik, sekarang ini. “Keadaan kami sedang berat. Jika memutar musik atau lagu, tentu menambah beban lagi,” ujar pemilik pasar swalayan Ayu Nadi ini.

Gung Agra juga mendesak, Aprindo juga mendapat prioritas vaksinasi Covid-19. Karena ritel juga termasuk dalam kelompok layanan publik. Keluhan ini sudah disampaikan oleh DPP Aprindo kepada Pemerintah. Di daerah, DPD Aprindo Bali juga mengulang menyampaikan harapan prioritas mendapatkan vaksinasi itu.

“Mudah-mudahan ini segera direspon pemerintah,” kata Gung Agra. Sebelumnya Gung Agra mengatakan trend penurunan customer perkulakan terjadi sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSPB) atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal itu berimbas pada omzet, karena pasar di bawah seperti warung, rumah makan, kios dibatasi jam operasinya. Misalnya yang biasanya buka 24 jam, jadi 15 jam. *K17

Komentar