nusabali

Desa Adat Batuan Siapkan Atraksi Budaya

Sambut Kunjungan Wisatawan Pascapandemi

  • www.nusabali.com-desa-adat-batuan-siapkan-atraksi-budaya

GIANYAR, NusaBali
Pura Puseh,Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, terkenal menjadi salah satu pura yang diminati wisatawan untuk berkunjung.

Pura yang terkenal karena arsitektur kunonya ini, sempat ditutup untuk wisatawan selama setahun akibat Covid-19.  Kini, seiring pemerintah sudah membuka sejumlah ruang kegiatan terutama pariwisata, kawasan pura juga mulai buka. Desa Adat Batuan akan menyiapkan sejumlah atraksi budaya untuk menarik wisatawan. Sehingga wisatawan tidak saja melihat ukiran-ukiran kuno, tapi juga bisa menikmati suguhan kesenian. Beragam seni akan diagendakan semisal menari, melukis, menabuh gambelan, dan lainnya. Ragam ini melibatkan seniman dari berbagai kalangan usia.

Hal itu diungkapkan Bendesa Adat Batuan I Nyoman Megawan, Jumat (16/4). "April ini, kami sudah buka. Kami sudah persiapkan. Terutama kesiapan protokol kesehatan, petugas jaga, dan pecalang," jelasnya. Desa Adat juga memperluas areal parkir demi kenyamanan pengunjung dan akses lalu lintas.

Diungkapkan, saat ini sudah mulai ada kunjungan wisatawan. Baik itu domestik maupun asing. Hanya saja memang tidak seramai dulu. "Dulu sehari bisa sekitar 1.000 wisatawan. Saat ini baru satu dua orang, pantauan kami ada beberapa orang asing," ungkap pria yang akrab disapa Nyoman Mega ini.

Terkait atraksi budaya, diagendakan berlangsung di pagi atau siang hari. Momen tertentu digelar pada malam hari. "Kami sudah ada tim kesenian, tinggal koordinasi saja," ujarnya. Tujuan digelarnya atraksi budaya untuk menghilangkan kesan pura sebagai objek wisata.

"Pagi ada belajar menari, magambel, melukis, melibatkan Seniman batuan. Kerjasama juga dengan SD disini," ujarnya.

Selama ini, donasi yang masuk sangat membantu krama Desa Adat Batuan. Dulu, sebelum Covid-19, dana punia dari pengunjung mencapai Rp 20.000 per orang. Dalam sehari, donasi yang masuk rata-rata Rp 20 juta – Rp 30 juta. “Sekarang nggak ada pemasukan. Dulu membantu sekali untuk operasional di pura,” terangnya.

Bahkan selama pandemi, 1.084 KK krama adat rutin mendapatkan beras 25 kg per bulan. "Mudah-mudahan nanti dana di desa masih mencukupi, pariwisata bagus. Sehingga bisa tetap membantu krama saat situasi pandemi," harapnya.

Seperti diketahui, Pura Puseh Desa Adat Batuan memiliki arsitektur kuno. Pura memiliki perjalanan sejarah yang sangat panjang, dan di dalamnya terdapat peninggalan purbakala berasal dari masa prasejarah. Datangnya pengaruh budaya Hindu ke Bali menjadikan batu-batu alam yang ada di pura ini sebagai tempat pemujaan, baik kepada nenek moyang maupun memuja Dewa-Dewi secara Agama Hindu.

Banyak bangunan cagar budaya di Bali, keberadaannya berkaitan erat dengan perjalanan sejarah dan tatanan kehidupan masyarakat Bali. Disebutkan dalam sebuah prasasti bahwa Pura Puseh Batuan dibangun sekitar tahun saka 944 (1020 M) pada jaman pemerintahan Raja Paduka Aji Sri Dharmawangsa Wardhana dari Dinasti Warmadewa. Yang pada tahun 2022 nanti, Desa Adat Batuan genap berusia 1.000 tahun. Peninggalan bangunan kuno ini masih lestari sampai sekarang. "Kalau dimasehikan, tinggal ditambah 78. Jadi segitu usia pura ini. Sudah hampir seribu tahun. Nah, tahun 2022, tepat usianya seribu tahun,” tegas Nyoman Mega saat menunjukkan prasasti bertuliskan tahun caka 944. *nvi

Komentar