nusabali

Koster Harap Prof Kun Menginspirasi Mahasiswa ISI Dalam Berkesenian

Buka Pameran Lukisan 'Hulu Pulu' yang Diinisiasi Rektor ISI Denpasar, Prof Wayan Kun Adnyana

  • www.nusabali.com-koster-harap-prof-kun-menginspirasi-mahasiswa-isi-dalam-berkesenian

Gubernur Koster menceritakan saat sekolah di SD, SMP, SMA, hingga kuliah di ITB Bandung, dirinya aktif dalam bidang seni. Bahkan, dia sempat menjadi Ketua Unit Kesenian Mahasiswa ITB

GIANYAR, NusaBali

Gubernur Bali Wayan Koster membuka secara resmi pameran lukisan bertajuk ‘Hulu Pulu’ di Agung Rai Museum of Arts (ARMA), Desa Pangosekan, Kecamatan Ubud, Gianyar pada Soma Pon Dungulan, Senin (12/4). Gubernur Koster berharap pameran ini bisa menginspirasi para dosen dan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dalam berkesenian.

Pameran lukisan ‘Hulu Pulu’ yang diinisiasi oleh Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Wayan Kun Adnyana SSn MSn, di Musem ARMA ini akan berlangsung selama sebulan penuh, 12 April sampai 11 Mei 2021. Pembukaan pameran oleh Gubernur Koster kemarin ditandai dengan penandatanganan buku ‘Solo Exhibition of Contemporary Painting Hulu Pulu Five Years Exploration of Yeh Pulu Reliefs’.

Gubernur Koster mengapresiasi pameran lukisan tersebut. Pasalnya, inisiatif yang dilakukan Prof Kun Adnyana untuk menggelar pameran tunggal berjudul ‘Hulu Pulu’ ini adalah tanda perayaan atas pelantikannya sebagai Rektor ISI Denpasar. Sebelum dilantik sebagai Rektor ISI Denpasar, 22 Maret 2021 lalu, Prof Kun Adnyana sempat selama hampir 3 tahun menjadi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

"Saya harap inisiatif ini benar-benar menginspirasi seluruh dosen dan juga mahasiswa ISI Denpasar untuk selalu aktif, kreatif, dan juga inovatif dalam mencipta, sekaligus mempergelarkan karya-karya seninya. Selain itu, saya harap Wayan Kun Adnyana sudah mulai melakukan pameran tidak saja di Bali, namun ke forum nasional hingga internasional," ujar Gubernur Koster.

Gubernur Koster pun menceritakan dirinya saat sekolah di SD, SMP, SMA, hingga kuliah di ITB, aktif dalam bidang seni. Koster bahkan sempat menjadi Ketua Unit Kesenian Mahasiswa ITB di Bandung. Dia juga pernah mengabdikan diri di bidang seni, sebagai penabuh gambelan.

Aktivitas seni itu berlanjut di lingkungan keluarga, ketika Wayan Koster menikah dengan Ni Putu Putri Suastini, yang sejak remaja sampai sekarang masih aktif menggeluti dunia seni tari, teater, hingga puisi. Maka, ketika terpilih menjadi Gubernur Bali 2018-2023 berpasangan dengan Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, Koster dalam programnya mencantumkan satu bidang prioritas yang sangat penting dan strategis.

Bidang prioritas yang strategis itu adalah membangun adat, agama, tradisi, seni, budaya, serta kearifan lokal Bali sesuai dengan visi pembangunan daerah Bali ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. "Semua unsur yang berkaitan dengan budaya Bali tengah kami bangun dengan sebuah regulasi,” tandas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Regulasi dimaksud, antara lain, Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayan Bali. Selain itu, juga gulirkan program melalui Dinas Kebudayaan Bali, seperti Pesta Kesenian Bali, Bulan Bahasa Bali, Festival Seni Bali Jani, hingga memfasilitasi hak cipta dan paten karya seni.

“Hal ini saya lakukan sesuai dengan prinsip Tri Sakti Bung Karno, yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," papar Koster dalam acara poembukaan pameran yang dihadiri pula budayawan Prof Dr I Made Bandem, tokoh seni AA Gede Rai, Wayan Suteja Neka, Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Bali I Gede Darmawa, hingga jurnalis seni budaya, Nawa Tunggal, tersebut.

Untuk itu, Koster berkeinginan Bali tampil secara utuh dengan kekuatannya di bidang budaya yang telah menjadi keunggulan selama ini. Menurut Koster, budaya Bali ini sangat kaya, lengkap dengan keunikan, dan seni masih memiliki basis sangat kuat. Inilah yang membedakan Bali dengan daerah lainnya di Indonesia.

“Bahkan, Bali memiliki lembaga 1.493 desa adat yang di dalamnya dianugerahi budaya dengan keunikannya yang sangat kaya di Indonesia, bahkan dunia," tegas politisi senior PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang sempat tiga kali periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.

Koster menyebutkan, karya seni tari, tabuh, seni rupa hingga lukisan yang ditampilkan dalam pameran, merupakan beberapa persen dari sekian kekayaan budaya yang masih ada di desa adat. Semuanya masih hidup di tengah-tengah masyarakat dan menyatu dalam satu kesatuan kehidupan.

Selain melestarikan adat, agama, tradisi, seni, budaya beserta kearifan lokal Bali, menurut Koster, pihaknya juga akan memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 untuk menata kembali pembangunan Bali secara fundamental. Caranya, dengan menyeimbangkan struktur perekonomian Bali antara pariwisata, pertanian dengan kelautannya beserta industri kreatif branding Bali dari hulu sampai hilir. *nat

Komentar