nusabali

Maling Curi 6 Kampil Gabah Petani

  • www.nusabali.com-maling-curi-6-kampil-gabah-petani

GIANYAR, NusaBali
Enam kampil gabah atau bulir padi milik petani I Ketut Suwela,70, warga Banjar Suwat Kaja, Desa Suwat, Kecamatan Gianyar, hilang dicuri.

Gabah siap giling tersebut mulanya ditumpuk di penggilingan padi milik Desa Adat Suwat, di Banjar Suwat Kaja. Diketahui hilang pada Minggu (11/4). Korban mengalami kerugian sekitar Rp 700.000.  Informasi dihimpun, peristiwa pencurian tersebut diketahui pertama kali oleh penjaga penggilingan padi I Nyoman Regog, 65 pada pukul 07.00 wita. Pada saat membuka pintu tempat penggilingan padi, Nyoman Regog melihat ada gabah di luar tembok. Kondisi tak biasa tersebut kemudian diinformasikan ke para pemilik gabah. Setelah dicek dan dihitung, gabah milik Pekak Suwela raib 6 kampil. Kejadian ini pun lalu dilaporkan kepada Bhabinkamtibmas Desa Suwat Aipda AA Gde Agung.

Mendapati laporan pencurian tersebut, kemudian Bhabinkamtibmas meneruskan laporan tersebut ke Polsek Gianyar, kemudian bersama Piket Fungsi Polsek Gianyar mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Kapolsek Gianyar Kompol I Gusti Ngurah Yudistira SH MH mengatakan polisi sudah melakukan olah TKP. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan. Dugaan awal, diduga pelaku masuk ke dalam tempat penggilingan padi dengan cara melompati tembok kemudian mengambil gabah yang ditaruh di gudang terbuka tempat penggilingan padi tersebut. "Sedang kita tangani. Masih penyelidikan intensif terkait kejadian pencurian tersebut, semoga kasusnya dapat segera terungkap dan pelaku dapat kita tangkap," ujarnya.

Bendesa Adat Suwat Ngakan Sudibya mengatakan TKP merupakan penggilingan padi milik Desa Adat Suwat. Dalam keseharian, para petani usai menjemur gabah biasa menaruh atau menumpuk gabah di halaman penggilingan. "Memang diletakkan di tempat terbuka, tidak dikunci. Karena selama ini aman-aman saja," ungkapnya.

Namun pada Sabtu (10/4) korban melihat tumpukan gabahnya agak miring. Hanya saja saat itu, korban tidak menghitung jumlah karung gabah miliknya tersebut. Sampai akhirnya pada hari Minggu (11/4) diketahui jika ada 6 karung gabah milik korban yang hilang. Dan setelah pihak kepolisian melakukan olah TKP, diduga pencuri masuk ke dalam penggilingan beras dengan melompati tembok. Serta ada kemungkinan pelaku beraksi menggunakan sepeda motor karena ditemukan jejak bekas roda sepeda motor. Atas kejadian tersebut pihaknya pun mengimbau masyarakat yang memiliki gabah agar lebih waspada. "Selesai menjemur gabah lebih baik dibawa pulang, karena desa kan tidak bisa menjamin keamanan jika diletakkan di selip (penggilingan padi). Jadi kita imbau agar warga lebih berhati-hati," lanjutnya.

Kata Sudibya, pencurian gabah terbanyak sampai 6 kampil tumben terjadi. Sebelumnya, ada petani lain yang kehilangan gabah namun hanya 1 sampai dua kampil. "Sekitar 6 bulan yang lalu peristiwa serupa juga pernah terjadi, bahkan dibarengi dengan peristiwa kehilangan uang sejumlah warga," ujarnya. Dibya memprediksi, pencuri nekat beraksi karena desakan ekonomi saat situasi pandemi. "Kami tidak mau menduga aneh-aneh, tapi ini sudah meresahkan warga. Mungkin karena dampak pandemi, terdesak ekonomi mulai bermuncul aksi pencurian," ujarnya.*nvi

Komentar