nusabali

Perkuat Sinergi Demi Pemajuan Gumi Bali

Semangat BKS-LPD Provinsi Bali

  • www.nusabali.com-perkuat-sinergi-demi-pemajuan-gumi-bali

LPD (Lembaga Perkreditan Desa), salah satu lembaga keuangan milik desa adat di Bali. Lembaga ini terbukti mampu bersanding, bahkan bersaing, dengan lembaga keuangan lain yang lebih mutakhir baik dari sisi manajemen dan teknologi.

Semisal, bank pemerintah/swasta, koperasi simpan pinjam, bahkan lembaga pembiayaan lainnya. Kini, LPD lebih kuat dalam mengembangkan diri dan menghadapi persaingan bisnis keuangan yang makin ketat dan kompleks. Tak hanya berbasis manajemen modern berperangkat IT (informasi dan teknologi). LPD se Bali juga makin eksis dan memantapkan diri melalui jaringan kerja antar LPD dalam wadah Badan Kerja Sama (BKS) atau BKS-LPD.

Ketua BKS-LPD Provinsi Bali Nyoman  Cendikiawan SH Msi mengatakan BKS-LPD dibentuk tahun 2008, diprakarsai sejumlah pentolan LPD di Bali. Mulanya, kerja sama terjalin antar LPD di beberapa kabupaten di Bali. Tujuannya, antara lain, sebagai wadah jalinan komunikasi dan interaksi antar pengurus LPD. Kerja sama dipertajam lagi dalam saling-silang pembiayaan sesuai kebutuhan dan ketersediaan dana. ‘’Kerja sama ini sangat bagus, maka kami lebarkan atau kembangkan ke skup lebih luas atau se Provinsi Bali,’’ jelas Nyoman Cendikiawan, beberapa waktu lalu.

Nyoman Cendikiawan yang Ketua LPD Talepud, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar ini menjelaskan bentuk kerja sama LPD se Provinsi Bali, kini makin diperluas. Dengan BKS, kerja sama tak sebatas penyediaan keuangan antar LPD, namun juga menyangkut kerja sama bidang manajemen,  pembinaan, pelatihan SDM, dan lainnya. BKS mendasari kinerja dengan konsep Bali, sagilik-saguluk salunglung sabayantaka, paras-paros sarpanaya, saling asah, asih, asuh (bersatu-padu dengan saling menghargai, peduli, menyayangi, dan tolong-menolong).

Sesungguhnya semangat pendirian BKS-LPD Provinsi Bali bermula dari visi dasar LPD untuk memperkuat perekonomian desa adat di Bali. Langkah ini bermuara pada penguatan sosiokultural masyarakat adat di Bali, sebagaimana gagasan pendirian LPD oleh Prof Dr Ida Bagus Mantra (almarhum), Gubernur Bali, tahun 1984.

Sebagaimana diketahui, LPD didirikan dengan Keputusan Gubernur Bali Nomor : 972 Tahun 1984, tanggal 1 November 1984 tentang Pendirian LPD. Tahun 1985, Pemda Bali saat itu, mendirikan delapan LPD pionir se Bali (satu LPD tiap kabupaten,Red) dengan Keputusan Gubernur Nomor : 1A Tahun 1985, tanggal 2 Januari 1985.

8 LPD dimaksud yakni LPD Selumbung, Kecamatan Manggis, Karangasem, LPD Penasan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, LPD Kubu, Kecamatan Bangli, Bangli, LPD Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, LPD Lukluk, Kecamatan Mengwi, Badung, LPD Julah, Kecamatan Tejakula, Buleleng, LPD Buahan, Kecamatan Tabanan, Tabanan, dan LPD Ekasari, Kecamatan Melaya,  Jembrana.

Cendikiawan menambahkan, LPD dioperasikan berbasis komunitas adat dengan prinsip kekeluargaan, kegotongroyongan, dan kebersamaan. Semua itu dibingkai adat, budaya Bali, dan agama Hindu Bali. Krama adat tidak hanya memiliki, juga mengawasi pengelolaan LPD.

Menurutnya, jika mencermati lebih dalam tentang visi Gubernur Prof Mantra, maka LPD merupakan salah satu piranti pembangunan Bali melalui padruwen (kepemilikan) desa adat. Kaitan LPD, desa adat dan agama Hindu, Cendikiawan menganalogikan Bali seperti sebutir telur. Dalan telur ada lapisan inti (sari) warna kuning yakni agama Hindu. Putihnya adalah seni budaya, dan kulitnya adalah desa adat. Oleh karena itu, jika ada pihak yang ingin meruntuhkan Hindu Bali, maka desa adat yang dirongrong. Caranya merongrong desa adat dan seni budayanya, kesejahteraan krama dilemahkan. ’’Dengan analogi ini, maka sangat arif bijaksana, Pak Gubernur Mantra mengagas pendirian LPD. Dan, terbukti LPD mampu menyangga perekonomian desa adat di Bali hingga kapan pun,’’ jelasnya.

Dia meyakini, dalam perspektif kesejahteraan krama Bali, LPD menjadi bagian dari satu-kesatuan hidup yang berkonsepkan ‘panca W’. Yakni, dimulai dengan wareg (tanpa kelaparan/kesejahteraan). Selanjutnya, akan jadi waras (berkesadaran budi), wastra (berbusana/tampil sepatutnya), wisma (tinggal dalam hunian nyaman), dan waskita (hiburan/menjalani kehidupan dengan suka cita).

Terkait pandemi Covid-19, Nyoman Cendikiawan mengingatkan kepada pegiat LPD se-Bali agar terus menguatkan kinerja. ‘’Tingkatka koordinasi,  komunikasi, serta jaga harmonisasi dengan semua tokoh masyarakat di desa adat,” jelsnya. *lsa

Komentar