nusabali

Tiap Hari, Keluarga Teruskan Pencarian

Korban Hilang di Tukad Petanu Sudah 3 Minggu

  • www.nusabali.com-tiap-hari-keluarga-teruskan-pencarian

Sempat maluasang (mohon petunjuk ke orang pintar), katanya ragane kari sirep (korban masih tertidur).

GIANYAR, NusaBali

Keberadaan korban hilang di Tukad Petanu, wilayah Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Gianyar, Ni Komang Ayu Ardani, 37, masih misterius. Terhitung sudah 21 hari atau 3 minggu, ibu dua anak asal Banjar Teruna, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar ini, hilang. Kasus ini pasca keluarga mereka mengalami kecelakaan di jembatan wilayah Banjar Laplapan, Desa Petulu itu, Kamis (18/3).

Tim gabungan Basarnas, BPBD Gianyar, TNI dan Polri menghentikan pencarian korban pada Kamis (25/3) lalu. Namun pihak keluarga tetap mencari secara manual. Hingga Rabu (7/4) kemarin, suami korban, I Kadek Sumansa beserta keluarga tetap melakukan pencarian korban di sekitar lokasi. "Keluarga tidak putus asa. Terus mencari," ujar ipar korban, Ni Kadek Purniati saat ditemui di kediamannya, Banjar Teruna, Desa Siangan.

Menurutnya, suami korban I Kadek Sumansa setiap hari menyambangi lokasi kejadian maupun sekitarnya. Selain menghaturkan canang, dia juga melakukan pencarian manual. Sedangkan anaknya yang selamat dari maut, I Putu Kevin,9, tetap di rumah beraktivitas layaknya anak-anak. "Tadi pagi (Ketut Sumansa) berangkat sekitar pukul 08.00 Wita. Katanya, mau pencarian di sekitar kawasan Pura/Objek Wisata Goa Gajah (Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar). Tapi persisnya saya kurang tahu, karena saya tugas ngijeng (jaga) di rumah," jelasnya.

Sementara itu, almarhum Ni Ketut Rindit, mertua korban hilang, sudah diupacarai pada Soma Umanis Sungsang, Senin (5/4) sekitar pukul 15.00 Wita. "Sudah masuluban (dikubur) di Setra Adat Siangan," jelas Kadek Purniati. Kata dia, masuluban itu karena di banjar setempat menggelar Ngaben secara massal. Sehingga setiap kali ada kelayusekaran (meninggal dunia, Red) hanya bisa dikubur. "Ngabennya nanti ikut di banjar. Tiga tahun lagi," jelasnya.

Terhadap Ni Komang Ayu, pihak keluarga sudah mengupayakan pencarian secara sekala - niskala. Termasuk meminta petunjuk tetua. Hal ini pula yang mendasari pencarian tetap dilakukan. Bahkan, sampai 3 tahun sebelum Ngaben keluarga akan tetap mencari. "Sejauh ini baru diupacarai pangulapan saja. Sempat maluasang (mohon petunjuk ke orang pintar), katanya ragane kari sirep (korban masih tidur). Sehingga keluarga yakin cepat atau lambat akan menemukan tanda-tanda," ujar Kadek Purniati.

Hampir setiap hari, jelasnya, keluarga melakukan pencarian. Berangkat dari rumah sekitar pukul 08.00 Wita, kembali sekitar pukul 19.00 wita. "Keluarga saling bantu, yang tidak kerja menyempatkan membantu mencari. Makanya, rumah sering sepi sejak kejadian," jelasnya.

Seperti diketahui, sekeluarga terdiri dari anak, ibu dan nenek terlibat kecelakaan lalu lintas di Jembatan Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Kamis (18/3) sekitar pukul 19.00 Wita. Sekitar 30 menit pasca kejadian, bocah Putu Kevin ditemukan dalam kondisi selamat. Sepeda motor yang ditunggangi ringsek di pinggir jurang kedalaman sekitar 20 meter. Sedangkan nenek Ni Ketut Rindit ditemukan sekitar 150 meter, sebelah timur dari lokasi kejadian. Nenek Rindit ditemukan meninggal dunia di atas bebatuan. Satu lagi, pengendara sepeda motor Ni Komang Ayu Ardani belum ditemukan hingga kini. *nvi

Komentar