nusabali

Desa Stunting dan Miskin Digelontor Bantuan Toilet

  • www.nusabali.com-desa-stunting-dan-miskin-digelontor-bantuan-toilet

Sebanyak 975 KK di 10 desa di Kabupaten Buleleng mendapat bantuan septic tank individual plus bilik (toilet/WC) dari pemerintah pusat.

SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah pusat kembali menggelontor bantuan sanitasi untuk Kabupaten Buleleng. Bantuan dengan total anggaran Rp 8.287.500.000, menyasar 10 desa yang masih memiliki angka stunting dan kemiskinan. Sebanyak 975 kepala keluarga (KK) penerima bantuan septic tank individual plus bilik (toilet/WC)  akan dikerjakan oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang dibentuk oleh desa, dengan pola swadaya padat karya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra didampingi Kepala Bidang Cipta Karya Gede Suharjono, Kamis (1/4), mengatakan desa yang menjadi prioritas adalah desa dengan angka stunting dan angka kemiskinan cukup tinggi. Desa dengan angka stunting penerima bantuan sanitasi di antaranya Desa Bulian di Kecamatan Kubutambahan, Desa Lemukih, Sekumpul, Galungan di Kecamatan Sawan, Desa Pegayaman dan Desa Kayuputih di Kecamatan Sukasada, serta Desa Patas di Kecamatan Gerokgak. Sedangkan desa dengan angka kemiskinan adalah Desa Tigawasa dan Desa Sidetapa di Kecamatan Banjar serta Desa Ularan di Kecamatan Seririt.

“Sebelumnya kami mengajukan 1.500 KK sebagai usulan, namun setelah verifikasi yang lolos hanya 975 KK di sepuluh desa. Mereka yang diprioritaskan selain penduduk desa dengan angka stunting dan kemiskinan,  juga yang memang sama sekali belum memiliki sanitasi. Rata-rata menerima 90-100 KK di setiap desa,” ucap Adiptha.

Pengerjaan toilet/WC di masing-masing KK akan dibangunkan dengan anggaran Rp 8,5 juta. Namun program sanitasi ini akan dikerjakan secara swakelola oleh KSM yang dibentuk oleh pemerintah desa.

Anggota KSM yang terdiri dari berbagai elemen termasuk penerima akan menandatangani kontrak dengan Dinas PUTR dan mengelola dana bantuan secara transparan. Mulai dari tender bahan, mencari tukang di desa. Seluruh proses realisasi bantuan sanitasi ini juga akan didampingi tenaga fasilitator lapangan. Pengerjaan program pemerintah pusat ini diskemakan berbentuk padat karya, dengan melibatkan tukang dan buruh bangunan di desa setempat. “Pencairan bantuan yang dikelola KSM itu bertahap, jadi tukang dan buruh bangunan di satu desa bisa bekerja sampai program ini tuntas. Sehingga tujuan bantuan selain masyarakat dapat manfaat juga ada lapangan pekerjaan,” imbuh Adiptha.

Sampai saat ini program bantuan toilet/WC dalam tahap sosialisasi kabupaten dan sosialisasi desa. Seluruh pemberkasan administrasi dari desa penerima diharapkan sudah tuntas pada Mei mendatang. Sehingga bulan Juni hingga November mendatang program sudah dapat dituntaskan dan siap diverifikasi kembali oleh pemerintah pusat.

Adiptha mengemukakan, Kabupaten Buleleng rutin mendapatkan bantuan sanitasi dari pemerintah pusat karena sanitasi aman masih sangat rendah. Sanitasi jika dari data dan sudut pandang Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng dengan Dinas Kesehatan, berbeda. Perbedaannya antara sanitasi layak dan sanitasi aman.

Jika dilihat dari sanitasi layak sudah mencapai 92 persen. Namun yang disebut sanitasi layak masyarakat yang sudah punya akses sanitasi standar dan tidak standar (tidak milik sendiri). Sedangkan sanitasi aman dengan standar septic tank dua lubang dan rutin dikuras 5 tahun sekali di Buleleng baru mencapai 5 persen. “Jadi masih jauh sekali kalau berbicara sanitasi aman. Data ini dapat kami lihat dari layanan sedot WC baik dari pemerintah dan swasta setiap tahunnya, angkanya masih rendah,” tutur Adiptha. *k23

Komentar