nusabali

Dipilih Saat Sosialisasi Ngadegang Bendesa

Bendesa Adat Benawah, Gianyar, AA Gede Arnawa

  • www.nusabali.com-dipilih-saat-sosialisasi-ngadegang-bendesa

GIANYAR, NusaBali
Desa Adat Benawah, Desa Petak Kelod, Kecamatan Gianyar, Gianyar, telah ngadegang (memilih) bendesa adat baru pada Soma Kliwon Wariga, Senin (15/3), bertepatan Ngembak Gni, Nyepi Tahun Baru Isaka 1943.

Dibandingkan ratusan desa adat di Bali yang telah memilih bendesa adat, proses pemilihan Bendesa Benawah boleh dibilang paling unik.

Bendesa berhasil dipilih dengan suara musyawarah mufakat. Uniknya, padahal saat itu panitia pangadeg bendesa baru sebatas menyosialisasikan rencana akan ada pemilihan bendesa pada Saniscara Kliwon Wariga, Sabtu (20/3).

Saat sosialisasi, sejumlah krama dari pelbagai sudut paruman (rapat) mengusulkan agar langsung ada penyampaian calon bendesa. Usulan pun mengerucut ke nama calon. Aspirasi para krama pengusul calon hanya bermuara pada calon tunggal, Anak Agung Gede Arnawa,42.

Keberadaan calon tunggal menjadikan proses ngadegang bendesa tersebut tak diwarnai suasana ngotot-ngototan. Proses ini pula tanpa voting (pemungutan suara) dengan lekesan (gulungan sirih dikasi tanda), sebagaimana banyak terjadi di desa adat lain. Agung Arnawa dipilih untuk  periode 2021 – 2026.

Meskipun dipilih saat sosialisasi ngadegang bendesa, namun proses ngadegang tetap dilandasi Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali. Dalam satu sub, Perda ini menekankan pemilihan bendesa dengan musyawarah mufakat dan atau dengan lekesan. Perda tak memperkenankan lagi ngadegang bendesa secara voting atau pemilihan langsung oleh masing-masing krama, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Bendesa Benawah terpilih, Anak Agung Gede Arnawa mengakui karena akan ada rencana ngadegang bendesa, jauh-jauh sebelum itu, dirinya telah banyak dihubungi krama agar mau nyalon bendesa. Sebagaimana proses ngadegang bendesa di desa adat lain, dia pun meyakini akan banyak calon. Namun saat kegiatan sosialisasi akan ngadegang bendesa, malah tak muncul calon lain. Dia mengakui sejumlah krama yang menyampaikan usul dan saran hanya menunjuk satu nama calon, dirinya sendiri. Karena hanya ada satu calon, maka saat itu pula, krama dalam paruman minta kepada panitia pangadeng bendesa, untuk langsung memutuskan pemilihan. Maka dirinya ditetapkan menjadi Bendesa Desa Adat Benawah. ‘’Ini agak aneh memang. Saya tak menyangka saat sosialisasi akan ada ngadegang bendesa, malah saat itu saya dipilih,’’ ujarnya.

Agung Arnawa, saat ditemui, Jumat (26/3), meyakini kepercayaan krama hingga memilih dirinya menjadi bendesa, tiada lain karena kedekatan dengan masyarakat. Dia selama ini rajin menyambangi masyarakat, terutama warga kurang mampu, di tengah pandemi.

Karena akan ada ngadegang bendesa, sejumlah tokoh dari belasan dadia di Desa Adat Benawah menemui Agung Arnawa di rumahnya. Dia diminta ngayah jadi bendesa. Desakan itu membuat dia tak bisa berkutik hingga harus ngayah.

Dia meyakini kepercayaan tersebut muncul karena krama menginginkan agar dirinya terlibat intens dalam urusan adat. Dirinya juga memang sejak lama suka berkecimpung dalam sejumlah kegiatan sosial di masyarakat. Tak hanya di Benawah, juga di luar desa, bahkan luar Kabupaten Gianyar. ‘’Karena ini kepercayaan, maka wajib hukumnya bagi saya untuk mengemban kepercayaan ini sebaik-baiknya,’’ ujarnya.

Ayah dua anak ini mengaku tak pernah berkhayal akan jadi apa pun dalam hidup. Namun sejak muda dirinya berprinsip, hanya ingin berdedikasi untuk orang banyak. ‘’Selebihnya, biarkan jalan hidup mengalir seperti air. Apa adanya,’’ jelas putra dari pasangan Anak Agung Oka Rata - Anak Agung Oka Arini ini.

Selain bersama krama di Benawah, Agung Arnawa punya sekelumit pengalaman dalam menata masyarakat desa adat. Dia pernah menjabat Ketua Kerta Desa, Desa Adat Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng sejak tahun 2017 atau selama empat tahun (dua periode). Dia ikut makrama adat karena punya fasilitas akomodasi wisata.Di desa tepi danau kembar, Buyan-Tamblingan ini. ‘’Saya sangat terkesan karena dapat ikut ngayah menata desa ini,’’ ujar mantan staf Kemenlu RI ini.

Kini dia memimpin desa adat dengan dua banjar, Banjar Adat Benawah Kangin dan Benawah Kawan, total krama 354 KK. Agung Arnawa, saat remaja sempat bersekolah di SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa)  Negeri, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar (1993 – 1996). Dengan kemampuan seni rupa, dia diterima bekerja sebagai staf konsuler dan sosial budaya di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI di Indonesia Embassy Prague Czech Republic 2006 – 2012. Lanjut bersama istri, jadi pelaut kapal pesiar wisata. ‘’Saya dan istri ngelamar kerja di kapal pesiar dari Republik Czech, Eropa. Kami kerja sampai tahun 2015. Karena istri hamil, maka kami pulang ke Bali,’’ jelasnya.

Sebelum pulang, dia merintis usaha travel wisata kecil-kecilan di Bali. Usaha ini dikelola keluarga. Maka saat tiba di Bali, usaha ini diintensifkan. Dia mencoba merambah usaha akomodasi wisata jenis hotel/villa. Tahun 2015, membangun villa 8 kamar di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Lanjut, membangun villa di Kecamatan Nusa Penia, Klungkung. Tahun 2020, di masa pandemi Cpvid-19,  dia membangun home stay di kawasan wisata Sanur, Denpasar.

Kini, laki-laki yang pengusaha pariwisata ini mengaku tertantang untuk menjadikan Desa Adat Benawah lebih mau dari sebelumnya. ‘’Target awal saya, membenahi atau merenovasi bangunan adat yang sudah rusak, baik di luar dan dalam pura emponan desa adat,’’ jelasnya. *lsa

Komentar