nusabali

Genjot Produktivitas Pertanian, BMKG Gelar SLI

  • www.nusabali.com-genjot-produktivitas-pertanian-bmkg-gelar-sli

NEGARA, NusaBali
Guna meningkatkan produktivitas pertanian, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) kembali menggelar Sekolah Lapangan Iklim (SLI) di Jembrana. SLI tahun 2021 ini dipusatkan di Balai Subak Tibu Beleng, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.

Kegiatan SLI dibuka Selasa (23/3), dilaksanakan selama 3 bulan hingga Juli 2021. Pembukaan SLI, dihadiri Kepala Balai Besar MKG (BBMKG) Wilayah II Bali, Agus Wahyu Raharjo, Komisi IV DPR RI, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali I Made Rai Yasa, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama serta Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana Aminudin Al Roniri. Sementara untuk peserta SLI tahun 2021 ini, diikuti 30 orang yang terdiri dari 24 orang petani dari subak setempat dan 6 orang petugas penyuluh lapangan (PPL) serta petugas pengendali organisme tumbuhan (POPT) dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Mendoyo.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, SLI ini sangat strategis untuk pembelajaran kepada petani dalam mengantisipasi perubahan iklim yang kerap terjadi belakangan. Dengan diselenggarakannya SLI ini, petani dapat meningkatkan produktivitas, termasuk mencegah risiko gagal panen. “Dampak perubahan iklim tersebut dapat diantisipasi oleh petani. Salah satu contoh, ketika iklim kering, petani bisa tahu varietas apa yang ditanam pada iklim tersebut. Ke depannya, tentu pola-pola tanam itu akan berubah seiring kondisi iklim di Jembrana,” ujarnya.

Untuk itu, Sutama berpesan kepada peserta, agar bisa mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh. Sehingga dapat memberikan manfaat secara optimal. “Semoga dengan SLI ini, petani nantinya memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang iklim. Sehingga nantinya bisa meningkatkan produksi dan produktivitas sawah dalam rangka mewujudkan ketersediaan dan ketahanan pangan. Khususnya di Jembrana,” ucap Sutama.

Kepala BBMKG Wilayah II Bali, Agus Wahyu Raharjo menyampaikan, kegiatan sekolah lapangan iklim yang diselenggarakan BMKG ini, diharapkan bisa menjadi bagian dari edukasi untuk petani. Dirinya mengatakan, sejak dahulu masyarakat Bali telah memiliki pengetahuan dalam menentukan musim tanam yang umum disebut padewasaan. Namun akibat perubahan iklim global, perhitungan musim ataupun iklim berdasar padewasaan tersebut, kerap mengalami pergeseran. “Perubahan iklim yang terjadi saat ini, menyebabkan pola tanam jadi berubah. Oleh karena itu, kehadiran BMKG ke sini guna mengedukasi masyarakat. Khususnya petani untuk bisa memperhatikan informasi klimatologi iklim yang diberikan oleh BMKG untuk meningkatkan hasil panen, agar hasilnya bisa lebih maksimal,” ujarnya. *ode

Komentar