nusabali

Jelang Belajar Tatap Muka, SLB Karangasem Belum Diverifikasi

  • www.nusabali.com-jelang-belajar-tatap-muka-slb-karangasem-belum-diverifikasi

AMLAPURA, NusaBali
Pemerintah melakukan verifikasi sekolah jelang rencana belajar tatap muka yang akan dibukan pada tahun ajaran 2021/2022 mendatang.

Namun, belum semua sekolah diverifikasi. Salah satunya SLB (Sekolah Luar Biasa) Negeri Karangasem. "Belum ada petugas melakukan verifikasi di SLB Negeri Karangasem, rencana belajar tatap muka. Padahal dapodik (data pokok pendidikan) merekomendasi layak melaksanakan belajar tatap muka," jelas Kasek SLB Mudi Dwikorahesti, di Amlapura, Minggu (21/3).

Ditegaskan, di sekolah SLB ini telah tersedia fasilitas protokol kesehatan, berupa tempat cuci tangan, alat semprot, hand sanitizer, dan pendukung lainnya. Juga bangku belajar telah diatur, apalagi setiap kelas siswanya tidak banyak, rata-rata tiap kelas siswanya di bawah 10 orang. Sehingga lebih mudah jaga jarak.

Misalnya untuk SMA Luar Biasa kelas XII yang telah tuntas mengikuti ujian sekolah, 16-19 Maret, secara daring, hanya melibatkan 6 siswa, ssiwanya bisa diatur jika tatap muka.  Mudi Dwikorahesti sangat berharap sekolah yang dipimpinnya segera diverifikasi, sehingga nantinya dapat rekomendasi layak menggelar pembelajaran tatap muka. Sehingga lebih memudahkan belajar bertemu langsung seluruh siswa, dengan protokol kesehatan yang ketat.

Sebab, secara daring selama ini dirasakan cukup berat. secara daring, teknisnya, guru mengirim materi daring, mesti disertai video untuk menjelaskan gunakan bahasa isyarat. Materi melalui luring juga demikian, sehingga peran orangtua lebih banyak dibutuhkan. Kedua metode itu, sama-sama sulit.

SLB Negeri Karangasem yang membawahi: SDLB, SMPLB dan SMALB, awalnya mendata 148 orangtua siswa. Selanjutnya orang tua siswa yang memiliki HP android, kemudian dibuatkan grup WA. Hanya saja, masing-masing orangtua beda-beda memiliki siswa, sehingga tidak bisa disamakan jadi satu grup. Maka dibagi-bagi, ada grup WA untuk siswa SDLB, grup WA SMPLB dan grup WA SMALB. Cara itu juga kurang efektif karena setiap jenjang pendidikan, beda kelas.

Pembelajaran melalui luring, dengan cara orangtua siswa datang ke sekolah ambil materi, kemudian materi dikerjakan siswa di rumah. Selanjutnya hasil pekerjaan siswa disetor orangtuanya ke sekolah.

Cara lain, dengan mendatangi siswa ke rumahnya. Khusus untuk 1 siswa hingga 2 siswa masih bisa dilakukan kunjungan, jika banyak siswa sulit memberikan pelayanan optimal, mengandalkan 29 guru, melayani 50 kelas.

Tercatat 148 siswa, SDLB, SMPLB dan SMALB, yakni: SDLB kelompok C1 (tuna grahita sedang) sebanyak 18 siswa, kelompok C (tuna grahita ringan) sebanyak 40 siswa, autis sebanyak 12 siswa, kelompok A (gangguan pada mata) sebanyak 3 siswa dan kelompok B (tuna rungu wicara) sebanyak 25 siswa. Untuk SMPLB kelompok B sebanyak 6 siswa, kelompok C1 sebanyak 17 siswa, kelompok A sebanyak 2 siswa, dan kelompok autis sebanyak 4 siswa. Sedangkan SMALB kelompok B sebanyak 7 siswa dan kelompok C dan C1 sebanyak 14 siswa, total 148 siswa. *k16

Komentar