nusabali

Bali Seriusi Pengembangan Porang

Pasar Ekspor Terbuka Lebar

  • www.nusabali.com-bali-seriusi-pengembangan-porang

DENPASAR,NusaBali
Bali kini tengah menseriusi pengembangan dan budidaya porang. Hal tersebut menyusul potensi ekonomis dari tumbuhan berumbi tersebut.

Indikasinya, adalah  besarnya permintaan khususnya dari China. Hal itu terungkap dalam pertemuan antara pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bali dengan Balai Karantina Pertanian Denpasar, stakeholder terkait pebisnis Kamis (18/3).

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan potensi porang di Bali diperkirakan mencapai 9.000 ton per tahun.

Untuk memastikan DPKP sedang melakukan pendataan. “Karena porang itu tidak saja di lahan masyarakat, tetapi juga banyak di tengah hutan, khususnya hutan kemasyarakatan,” terangnya usai pertemuan di Kantor DPKP.

Terkait pengembangan tersebut, IB Wisnuardhana menyatakan akan dilakukan pelatihan kepada petani, mulai dari budidaya, hingga penanganan pasca panen.

 “Itu bagus masukan dari pihak pengusaha tadi,” ungkap pejabat asal Tabanan ini.

IB Wisnuardhana juga menegaskan ekspor porang Bali yang selama ini dilakukan dari pelabuhan/kota luar daerah, bisa diakhiri.

“Tahun 2021 ini ekspor berharap bisa langsung dari Bali,” ujarnya. Karena itulah Karantina diundang bareng melakukan pembahasan. “Vito sanitary-nya kan nanti dari Karantina,” tandasnya.

Yang jelas kata IB Wisnuardhana potensi ekspor porang Bali besar, terutama ke China. Namun ‘kouta’ tersebut belum mampu dipenuhi.

Nyoman Sumendhra dari PT Siligita (Buleleng) mengatakan permintaan ekspor porang dari China sebanyak  7.500 ton per tahun. Namun kata Sumendhra pihaknya baru bisa memasok 1.600 ton, sehingga masih kurang 60 persen. Dijelaskan porang itu diekspor dalam bentuk chip kering.

Sedang untuk umbi basah, lanjut Sumendhra pihak China memberi kuota 20 ribu ton. Namun pihak Siligita, kata Sumendhra hanya mengambil 5.000 ton.

Untuk diketahui harga porang pernah mencapai Rp 11 ribu per kilo. Namun tahun 2021 sampai Maret ini harganya baru Rp 7.500 per kilogram.  *K17

Komentar