nusabali

Omzet Petani Bunga Hias Menurun, Petani Dijajaki untuk Ekspor

  • www.nusabali.com-omzet-petani-bunga-hias-menurun-petani-dijajaki-untuk-ekspor

SINGARAJA, NusaBali
Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini memukul dunia perekonomian, mulai dari pelaku pariwisata, usaha kreatif, pedagang, hingga petani.

Seperti yang dialami petani tanaman bunga hias di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Pendapatan para petani bunga terjun bebas semenjak pandemi merebak.

Ada dua kelompok tani bunga yang ada di Desa Pancasari, yakni Kelompok Tani Mekar Sari dan Kelompok Tani Pudak Lestari. Mereka kesulitan memasarkan produk pertanian. Sebelum pandemi, hasil produksi mereka biasa disalurkan ke wilayah Bali Selatan. Utamanya ke industri pariwisata, baik hotel, villa, penginapan, restoran, hingga spa.

Namun sejak pandemi melanda, para pengusaha pariwisata mengurangi pembelian bunga. Seiring dengan industri pariwisata yang kian tiarap, para petani bunga pun menjadi salah satu profesi yang terdampak pandemi karena pendapatan mereka menjadi terjun bebas. Hal tersebut diungkapkan, Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.

Kadis Sumiarta menyebutkan, selama pandemi ini omzet para petani bunga di Pancasari turun drastis. Penurunan berkisar 80 persen hingga 90 persen. Kendati pasar lokal untuk bunga masih stagnan, namun, ada pasar ekspor yang terbuka lebar.Balai Karantina Pertanian Bali disebut sudah menjajagi para petani di Pancasari untuk proses ekspor.

Kata dia, salah satu bunga yang berpeluang masuk pasar ekspor adalah bunga mawar. "Balai Karantina sudah membantu menjalin kerjasama serta membantu memfasilitasi agar petani bisa ekspor produk mereka saat pandemi ini. Masih ada celah pasar yang terbuka di Eropa dan Jepang," kata Sumiarta saat dikonfirmasi Rabu (17/3).

Menurutnya, Balai Karantina juga telah memberikan saran dalam teknis proses pengiriman kargo tanaman bunga sehingga memenuhi standar ekspor dan tahan dalam proses pengiriman. Mengingat pengiriman kargo ke Eropa membutuhkan waktu hampir selama 24 jam dan rentan memicu tanaman menjadi layu.

Sumiarta mengaku hingga kini belum ada insentif bagi para petani. Lebih lagi para petani bunga. Sebab kondisi keuangan daerah sangat terbatas. "Sementara ini kami belum bisa memberikan insentif modal. Tapi kami upayakan mereka bisa mendapat dukungan sarana prasarana. Kami sudah pernah memberikan bantuan sarana prasarana lain," tutupnya.*m

Komentar