nusabali

Incumbent Berguguran pada Seleksi KPID Bali

  • www.nusabali.com-incumbent-berguguran-pada-seleksi-kpid-bali

Dari 4 incumbent yang ikut uji kelayakan calon komisioner KPID Bali, hanya AA Gede Rai Sahadewa yang lolos

DENPASAR,NusaBali
Kejutan terjadi dalam proses uji kelayakan dan kepatutan calon komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Bali 2017-2020 di Gedung DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Selasa (29/11). Para kandidat incumbent semuanya berguguran, smentara new comer I Made Sunarsa yang kini staf Fraksi PDIP DPRD Bali lolos dengan predikat jawara.

Ada 19 kandidat yang ikut uji kelayakan calon komisioner KPID Bali di Komisi I DPRD Bali (membidangi masalah hukum, perundang-undangan, penyiaran, dan aparatur negara), Selasa kemarin. Dari 19 kandidat ini, 4 di antaranya berstatus sebagai incumbent (komisioner KPID Bali 2014-2017), yakni AA Gede Rai Sahadewa, I Nengah Muliarta, I Gusti Agung Ngurah Alit Sumantri, dan Ni Putu Suaryani.

Namun, dari 4 kandidat incumbent ini, hanya AA Gede Rai Sahadewa yang lolos uji kelayakan. Rai Sahadewa merupakan Ketua KPID Bali 2014-2017. Tokoh asal Banjar Teruna, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar ini notabene merupakan adik kandung dari Ketua KPU Badung, AA Raka Nakula.

Dalam uji kelayakan kemarin, Rai Sahadewa harus puas lolos di posisi juru kunci (peringkat tujuh), dengan nilai 85,00. Sedangkan peringkat pertama hingga keenam direbut para new comer. Mereka masing-masing Made Sunarsa (dapat nilai tertinggi 94,09), Ni Wayan Yudiartini (nilai 88,63), Ni Putu Mirayanthi Utami (nilai 88,50), I Wayan Sudiarsa (nilai 87,27), I Nyoman Karta Widnyana (nilai 85,90), dan I Gusti Ngurah Murtana (nilai 85,45).

Made Sunarsa yang keluar sebagai jawara dalam uji kelayakan calon komisioner KPDI Bali, Selasa kemarin, merupakan kader PDIP asal Buleleng. Dia sempat maju sebagai calon anggota DPD RI Dapil Bali dalam Pileg 2014 lalu, namun kalah bersaing.

Sedangkan Ni Putu Mirayanthi Utami tercatat sebagai kandidat termuda yang lolos seba-gai calon komisioner KPID Bali. karena saat ini baru umur 22 tahun. Perempuan kelahiran 30 Januari 1994 asal Banjar Ambengan, Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan ini masih menjabat sebagai Ketua Kelompok Peduli Penyiaran Provinsi Bali. Saat ini, Putu Mirayanthi yang notabene mantan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Unud magang sebagai notaris.

Made Sunarsa-Putu Mirayanthi cs nantinya akan menggantikan personel KPID Bali 2014-2017 sebelumnya, yang terdiri dari AA Gede Rai Sahadewa (Ketua), I   Made Nurbawa (Wakil Ketua/Bidang Perizinan), I Gusti Agung Ngurah Alit Sumantri (Koordinator/Bidang Perizinan), Ni Nyoman Sri Mudani (Koordinator/Bidang Kelembagaan), I Nengah Muliarta (Bidang Kelembagaan), I Wayan Yasa Adnyana (Koordinator/Bidang Pengawasan Isi Siaran), dan Ni Putu Suaryani (Bidang Pengawasan Isi Siaran).

Pola penilaian dan menentukan siapa yang lolos sebagai calon komisioner KPID Bali dalam uji kelayakan, Selasa kemarin, adalah para anggota Komisi I DPRD Bali menguji semua kandidat. Masing-masing anggota Komisi I DPRD Bali yang diketuai Ketut Tama Tenaya memberikan skor terhadap para kandidat. Dari skor yang diberikan masing-masing anggota Komisi I DPRD Bali, kemudian diakumulasikan sehingga keluar ranking 7 kandidat terpilih tersebut.

Anggota Komisi I DPRD Bali dari Fraksi PDIP Dapil Karangasem, I Nyoman Oka Antara, mengatakan proses uji kelayakan calon komisioner KPDI Bali sudah sangat transparan. Karenanya, mereka yang lolos memang benar-benar yang berkompeten.

"Para new comer malah hebat-hebat. Dari proses dan perankingan, kandidat new comer mendominasi. Incumbent yang lolos hanya Pak Rai Sahadewa. Itu pun, beliau lolos dengan nilai paling buncit di antara 7 kandidat yang terpilih," tegas Oka Antara kepada NusaBali seusai uji kelayakan di Gedung Dewan, Selasa kemarin.

Oka Antara menegaskan, Made Sunarsa yang menempati ranking teratas dalam uji kelayakan calon komisioner KPID kemarin memang politisi dan staf Fraksi PDIP DPRD Bali. Namun, yang bersangkutan bukan pengurus partai. "Jadi ini memang murni yang bersangkutan layak lolos dan berkompeten. Nilainya nyaris sempurna, kebetylan dia memang staf Fraksi PDIP DPRD Bali," tegas Oka Antara, yang tembus kursi DPRD Bali dengan status PAW akhir tahun lalu, menggantikan Ni Made Sumiati yang mundur lantaran maju ke Pilkada Karangasem 2015.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Bali, Ketut Tama Tenaya, mengatakan proses uji kelayakan calon komisioner KPID berlangsung sangat terbuka. Bahkan, media massa diminta meliput langsung prosesnya. "Sangat transparan ini. Kenapa transparan, karena kita tidak mau dikatakan ada intervensi. Media lihat sendiri bagaimana proses perankingan dan penilaian," ujar politisi senior PDIP asal Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.

Sedangkan anggota Komisi I DPRD Bali dari Fraksi Golkar Dapil Bangli, I Wayan Gunawan, menyebutkan mereka yang lolos sebagai calon komisioner KPDI memang menguasai penuh masalah penyiaran. "Setidaknya, itu tercermin dari visi-misi yang disampaikan. Kalau dari proses ini, seleksinya sangat transparan. Buktinya tidak ada penundaan pengumuman. Nggak sampai ada isu intervensi, bermain, dan lobi-lobi pihak mana pun. Bersih," ujar politisi Golkar asal Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.

Gunawan berharap para calon komisioner KPID Bali terpilih ini bisa secepatnya me-nyiapkan agenda kerja dan aksi. Masalahnya, sekarang banyak persoalan penyiaran yang dihadapi. "Sesuai dengan kapasitas para kandidat, begitu dilantik, mereka sudah harus kerja dan aksi. Saya pribadi menaruh harapan besar kandidat yang lolos akan lebih baik dari periode sebelumnya," tandas Gunawan yang notabene Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali dan sekaligus menjabat Ketua DPD II Golkar Bali. * nat

Komentar