nusabali

Kawat Bronjong Ganggu Pemandangan Pantai Lovina

  • www.nusabali.com-kawat-bronjong-ganggu-pemandangan-pantai-lovina

Tumpukan batu yang diikat dengan kawat yang terpasang di tepi pantai Lovina tepatnya di depan Hotel The Lovina, Banjar Dinas/Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, terlihat sangat mengganggu indahnya pemandangan pantai lovina pada Selasa (29/11) kemarin.

SINGARAJA, NusaBali

Bahkan pemasangan kawat bronjong tersebut pun dikhawatirkan oleh masyarakat setempat dapat mengakibatkan pengalihan ombak besar dan mengganggu lintasan nelayan yang ada di sana.

Menurut salah seorang warga yang tidak mau namanya disebut, mengatakan bahwa pemasangan kawat bronjong di tepi pantai Lovina itu sudah dikerjakan hampir sepuluh hari. Bahkan kawat bronjong tersebut sudah dipasang sepanjang 30 meter dari bibir pantai menuju ke tengah laut.

Namun yang tampak menonjol hanya kawat bronjong tidak lebih dari 12 meter dengan lebar dan tinggi masing-masing 0,5 meter. Namun sebagian kawat bronjong sudah ada di dalam air, yang ditandai dengan menancapan dahan pohon di tengah laut. “Memang setelah pantai di Anturan disender, ombak di sini jadi besar, takutnya setelah ini dipasang ombak besar beralih ke barat lagi dan merugikan kami. lagi pula kan kasiah kalau batu-batu itu mengenai perahu nelayan yang sering melintas di sini,” ungkap dia. Namun pihaknya pun mengaku tidak dapat berbuat banyak karena hanya sebagai masyarakat biasa.

Sementara itu General Manager Hotel The Lovina, Dwi Dharmawijaya yang dikonfirmasi terpisah, membantah jika pihaknya ingin melakukan privatisasi pantai. Sebaliknya pihak hotel ingin menyelamatkan pantai dari abrasi. Metode penyelamatan dengan pemasangan kawat beronjong itu merupakan metode yang disampaikan oleh salah seorang wisatawan asal Inggris, yang menangani masalah abrasi di Dubai.

Menurutnya pemasangan kawat beronjong yang ditumpuk begitu saja di pantai dan nantinya ombak akan membawa pasir ke pinggir pantai, sehingga dapat menanggulangi abrasi keras yang terjadi selama ini. Pihaknya pun mengatakan bahwa pemasangan kawat bronjong sangat ramah lingkungan, karena hanya menggunakan batu dan kawat, tanpa penyemenan.

“Kawat bronjong ini fungsinya untuk menangkap pasir yang dibawa ombak. Ya tentu saja akan mengembalikan pasir yang selama ini terabrasi, setelah banyak di sini juga nanti dapat dipindah ke titik lainnya,” ungkap dia.  Pihaknya pun menegaskan bahwa pemasangan kawat bronjong sama sekali tidak akan mengganggu masyarakat dna wisatawan yang sedang berlibur di Lovina, begitu juga tidak akan menghambat jalur para nelayan.

Perbekel Kalibukbuk, Ketut Suka, yang ditemui dikantornya Selasa (29/11) siang kemarin membenarkan jika kawat bronjong tersebut memang dipasnag oleh manajemen hotel. Ia pun tidak menampik bahwa selama ini sempat terjadi pro dan kontra akibat pemasangan kawat bronjong itu. Namun menurutnya perdebatan itu sudah terfasilitasi.

“Sebelum dipasang memang sudah dikoordinasikan kepada desa, dan dijelaskan juga apa tujuan dan cara kerjanya. Kalau swasta punya inisiatif untuk memperbaiki lingkungan kenapa tidak kami dukung sepanjnag positif,” kata dia.

Suka pun mengatakan bahwa pantai di Lovina selama ini memang mengalami abrasi yang cukup parah. Bahkan beberapa rumah nelayan saat ombak besar pasti penuh dengan air laut. Kondisi tersebut pun sedah dikoordinasikan dengan pemerintah terkait, tetapi hingga saat ini belum ada kepastian kapan akan ditangani langsung. “Kalau kepemerintah kan perlu regulasi, perlu wkatu yang lama, dan setelah kami laporkan dan sempat berkoordinasi lagi, belum ada kepastian. Sekarang ada pihak swasta yang mau menjaga lingkungan, bagus sekali untuk memperbaiki alam yang sudah rusak,” imbuh dia. *k23

Komentar