nusabali

Pandemi, Tradisi Siat Yeh Digelar Terbatas

  • www.nusabali.com-pandemi-tradisi-siat-yeh-digelar-terbatas

Prosesinya hanya 24 orang yang dilibatkan. Selain itu, ada penjagaan dari pecalang Banjar Teba agar tidak terjadi keramaian.

MANGUPURA, NusaBali

Meski saat ini masih pandemi Covid-19, krama Banjar Teba, Desa Adat Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, tetap menggelar tradisi Siat Yeh atau perang air, Senin (15/3) siang. Hanya saja, pelaksanaan Siat Yeh atau perang air yang merupakan tradisi lama ini digelar terbatas dan sesuai dengan protokol kesehatan (prokes).

Pembina ST Bhakti Asih Banjar Teba I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra, mengatakan tradisi Siat Yeh sempat terkubur akibat pesatnya perkembangan jaman. Siat Yeh dilaksanakan pada hari Ngembak Geni atau Umanis Nyepi. Dakam prosesi Siat Yeh diawali dengan mendak (menjemput) tirta (air suci) ke pantai timur di wilayah Suwung dan pantai barat tepatnya di Jimbaran.

“Tradisi ini bertujuan untuk menyatukan kekuatan alam, dalam hal ini adalah air, agar nantinya dapat memberikan kemakmuran bagi masyarakat,” kata Yusa Arsana.

Yusa Arsana lebih lanjut mengatakan, dalam tradisi ini prosesi mendak tirta menggunakan lima kendi dari masing-masing tempat. Dalam prosesinya disesuaikan dengan pengurip-urip, dengan warna kuning dari Barat dan putih dari Timur. “Dahulu di Jimbaran, sumber penghidupan hanya dua, yakni menjadi nelayan di pantai Barat atau menjadi petani garam di pantai Timur, sehingga inilah yang kami satukan,” katanya.

Tradisi Siat Yeh dimulai sejak 18 Maret 2018, bertepatan dengan Banyupinaruh dan Ngembak Geni. “Tradisi Siat Yeh ini memang baru kami gelar, namun keberlangsungannya merekrontruksi tradisi yang dulu. Tradisi ini pernah dilaksanakan saat Hari Raya Nyepi, masyarakat berperang air di pantai, tapi karena melanggar Catur Brata Penyepian, sehingga tidak dilaksanakan lagi. Barulah dilaksanakan saat Ngembak Geni,” jelas Yusa Arsana.

Karena bersamaan dengan pandemi Covid-19, sehingga tradisi Siat Yeh dilaksanakan secara terbatas, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Yusa Arsana, mengatakan dalam prosesinya hanya 24 orang yang dilibatkan. Selain itu, ada penjagaan dari pecalang Banjar Teba agar tidak terjadi keramaian.

“Hari ini kami batasi kegiatannya, hanya dilaksanakan di balai banjar. Dimulai dari 08.30 Wita hingga 09.00 Wita, sebelumnya durasinya panjang. Selain itu, juga kami batasi yang ingin menonton agar tidak melanggar prokes,” tandas Yusa Arsana. *dar

Komentar