nusabali

PHDI Bali Ingatkan Pamangku Hati-hati Gunakan Medsos

  • www.nusabali.com-phdi-bali-ingatkan-pamangku-hati-hati-gunakan-medsos

Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali bekerjasama dengan Ditjen Bimas Hindu menyelenggarakan pembinaan pinandita, di kantor PHDI Provinsi Bali, Jalan Ratna, Denpasar, Senin (28/11).

DENPASAR, NusaBali

Ketua Panitia, Pinandita Drs I Ketut Swastika mengatakan, seiring  perubahan zaman, pinandita juga mesti menyiapkan diri untuk menjawab tantangan umat. Untuk bisa melakukan hal tersebut, maka dibutuhkan wawasan yang lebih luas. "Karena dunia global telah datang, maka pamangku juga perlu membuka wawasan dalam peran sertanya mencerdaskan umat di zaman kekinian. Pembinaan semacam ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan tersebut," jelasnya. Kegiatan ini diikuti sekitar 100 pinandita dari sejebag Bali.  

Ketua PHDI Bali, Prof IGN Sudiana menambahkan, umat yang haus akan pemahaman agama tentu harus dicerahkan. Tidak hanya oleh seorang sulinggih, namun pemangku juga dituntut memiliki pengetahuan rohani yang mampu mencerahkan pemahaman umat. "Jadi pamangku tidak saja bertugas nganteb banten, melainkan juga memberikan pencerahan selesai nganteb. Karena umat ingin paham, apa banten yang dianteb, maknanya, dan ditujukan kepada siapa. Nah, hari ini kita bina bagaimana menyampaikan hal tersebut. Bagaimana mengupas makna filosofis kemudian dikaitkan dengan masalah kekinian, dengan demikian umat akan semakin mantap sradha dan baktinya," jelas Prof Sudiana.

Selain diharapkan cerdas memberikan tuntunan dan taat sesana, kata Sudiana, pamangku atau pinandita juga diharapkan agar tidak gagap teknologi, mengingat kemajuan digital yang semakin pesat dan tak terbendung. Sebab dengan membuka diri pada perubahan zaman, justru beberapa kemudahan mendapatkan pengetahuan akan dengan mudah didapat, untuk meningkatkan kualitas dirinya. "Hindu tidak fobia teknologi. Di zaman sekarang, teknologi saat diperlukan dan pamangku sebaiknya mengetahui teknologi, karena  akan semakin mudah mengakses ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kewajibannya," imbuhnya.

Namun, pihaknya juga mengimbau agar cerdas menggunakan teknologi. Ketika berhadapan dengan media sosial (medsos) seperti facebook, acapkali umat terlibat perdebatan panjang soal pemahaman agama, dan bisa saja pamangku atau yang menjadi tokoh masyarakat ikut terpancing dalam perdebatan tersebut. Maka Sudiana menghimbau untuk menggunakan teknologi secara bijak bagi pamangku. "Jika ada perdebatan yang dirasa tidak perlu, sebaiknya tidak dilayani. Karena jika terjadi perdebatan panjang, hal itu bisa masuk ranah hukum dan ranah permusuhan.  Jika ingin diskusi soal kebenaran, diskusikan dengan standar. dan jangan saling memancing yang menimbulkan perdebatan dan provokasi," tandasnya. * in

Komentar