nusabali

Banjir di Gerokgak Rendam Jalan dan Pemukiman

  • www.nusabali.com-banjir-di-gerokgak-rendam-jalan-dan-pemukiman

SINGARAJA, NusaBali
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Gerokgak, Buleleng selama sekitar 3 jam pada Selasa (9/3) siang sejak pukul 14.00 Wita menyebabkan banjir.

Beberapa titik di Gerokgak dilaporkan banjir akibat gorong-gorong tidak mampu menampung aliran air yang cukup besar sehingga meluap ke jalan raya dan merendam pemukiman warga.

Sejumlah titik yang mengalami banjir terparah yakni di wilayah Desa Pejarakan. Hujan deras membuat air hujan mengalir dari daerah perbukitan di daerah tersebut ke bawah pemukiman. Air menggenangi jalan raya dan rumah warga setinggi sekitar lutut orang dewasa. Meski demikian hingga Selasa sore kemarin, belum ada laporan rumah yang mengalami kerusakan.

Perbekel Pejarakan, I Made Astawa mengatakan, banjir yang melanda wilayahnya merendam sekitar 20 rumah warga di Banjar Dinas Banyuwedang, Desa Pejarakan. "Ada sekitar 20 rumah yang terendam banjir akibat gorong-gorong saluran drainase dan jembatan yang sangat kecil sehingga tidak memuat untuk menampung terjangan aliran air hujan," jelas Perbekel Astawa.

Di tempat lain, banjir juga menggenangi jalan raya di kawasan Teluk Bajul Jaya di wilayah hutan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Air setinggi lutut orang dewasa mengalir cukup deras di tengah jalan sepanjang sekitar 200 meter dan mengakibatkan arus lalu lintas sempat macet. Kondisi tersebut sempat menganggu aktivitas warga dan pengguna jalur Singaraja-Gilimanuk.

"Para pengguna jalan sempat tidak berani menerobos banjir setinggi lutut orang dewasa sekitar 0,5 hingga 1 meter. Banjir ini dikarenakan gorong-gorong jembatan sudah tersumbat oleh tanah dan lumpur," kata dia. Untuk saat ini kendaraan sudah bisa melintas di luapan air yang mulai menyurut di jalan raya tersebut. Hanya saja pengendara harus berhati-hati karena jalan licin akibat lumpur.

Camat Gerokgak Made Juartawan saat dikonfirmasi terpisah membenarkan banjir melanda sejumlah titik di wilayah Kecamatan Gerokgak. Kata dia, banjir diakibatkan luapan air hujan karena gorong-gorong tak mampu menampung air. "Daerah tersebut memang langganan banjir. Karena itu persoalannya jalur sungai sudah menjadi pemukiman dan kondisi gorong-gorong yang kurang baik," tuturnya.

Terkait banjir yang menggenangi Jalan Raya jalur Singaraja-Gilimanuk, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan (BBPJ). "Kami sudah koordinasi dengan PPK BBPJ karena ini merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Kami berharap penangangan segera gorong-gorong atau jalur sungainya dari Balai Wilayah Sungai (BWS)," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi menyampaikan, selain di Desa Pejarakan, banjir di Kecamatan Gerokgak juga dilaporkan terjadi di jalan nasional di wilayah Banjar Dinas Kayu Putih, Desa Sanggalangit. "Penyebabnya, air dari selatan (bukit), tidak bisa turun ke laut karena tidak ada saluran. Sehingga drainase yang di jalan tidak mampu menampung air," jelas dia.

Dia mengungkapkan, banjir di Desa Sanggalangit menggenangi badan jalan sekitar 500 meter, setinggi lutut orang dewasa. Jika hujan sudah reda sekitar sejam genangan air diperkirakan akan hilang. "Sedangkan banjir yang menggenangi wilayah pemukiman warga, kami menerima laporan air hanya masuk ke beberapa rumah dan hanya menggenangi lantai," jelas Ariadi Pribadi.

Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng ini mengungkapkan, hingga Selasa sore kemarin pihak BPBD Buleleng belum menerima laporan kerusakan atau korban akibat banjir. "Camat dan Perbekel masih mengidentifikasi perkembangan di lapangan. Belum ada laporan kerusakan atau korban. Kami masih standby di kantor, jika ada konfirmasi dibutuhkan kami akan ke lokasi," tutup dia.

Menurut Ariadi Pribadi, selain banjir, musibah pohon tumbang juga terjadi di wilayah Kota Singaraja pada Selasa kemarin. Pohon dengan diameter sekitar 30 centimeter tumbang akibay hujan deras dan angin kencang. Dahan pohon tumbang tersebut menimpa kanopi sebuah ruko di Jalan Dewi Sartika Selatan. Kerusakan ditaksir mencapai Rp 7,5 juta akibat beberapa genteng rumah pecah.*m

Komentar