nusabali

Layanan JES Jadi Sasaran Orang Iseng

  • www.nusabali.com-layanan-jes-jadi-sasaran-orang-iseng

Dari belasan laporan palsu, jenis laporannya bermacam-macam. Namun kebanyakan yang mencoba itu memasukkan laporan terkait Covid-19.

NEGARA, NusaBali

Sejak layanan Jembrana Emergency Service (JES) dilaunching per Jumat (5/3),  hingga Selasa (9/3) siang, ada 15 laporan kedaruratan masuk di Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana. Namun dari belasan laporan itu, hanya ada 1 laporan valid.

Sisanya merupakan laporan palsu dari orang iseng yang sekadar mencoba layanan JES ini. “Kebanyakan orang iseng. Saat dikonfirmasi ke nomor telepon yang melapor, hanya ingin mencoba. Sementara ini, baru ada 1 laporan valid,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Komang Dhiyatmika, Selasa siang kemarin.

Laporan (yang valid) itu, jelas dia, bencana alam, dahan pohon tumbang di sebelah barat kantor Desa Tuwed (Kecamatan Melaya, Jembrana). Laporannya itu juga baru tadi, dan sudah ditindaklanjuti petugas kita (BPBD)

Dari belasan laporan palsu, jenis laporannya bermacam-macam. Namun kebanyakan yang mencoba itu memasukkan laporan terkait Covid-19. Ada juga yang iseng dengan membuat dua jenis laporan sekaligus. “Karena masih baru,  yang masih coba-coba itu, sementara kita berikan pemahaman. Agar tidak diulangi, dan jangan dipakai main-main,” ucap Dhiyatmika yang secara definitif menjabat Sekretaris Satpol PP Jembrana ini.

Dhiyatmika menjelaskan, pembuat laporan palsu dalam layanan JES ini, bisa saja dijerat pidana karena melanggar UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Apalagi setelah berusaha dikonfirmasi petugas, si pembuat laporan palsu itu berusaha meyakinkan tentang laporan palsu tersebut, hingga menimbulkan dampak kerugian secara materi, waktu dan tenaga petugas terkait. “Tetapi sementara ini, dari sekian orang yang iseng itu, belum ada yang sampai begitu (meyakinkan laporan palsunya),” ujarnya.

Seperti diketahui, layanan JES ini bisa diakses melalui smartphone pada fitur SpeedSOS dalam aplikasi SpeedID. Dari 9 jenis layanan pada fitur SpeedSOS itu, ada 6 jenis layanan yang bisa diakses. Di antaranya, adalah layanan terkait Covid-19, kebakaran, sakit/ambulans, hewan liar, orang gila/terlantar, dan bencana alam. Sejumlah layanan itu, terkoneksi langsung dengan sejumlah OPD terkait. Untuk mengawasi tindaklanjut setiap laporan ke OPD terkait itu, juga disediakan pusat pengendali layanan di Pusdalops PB BPBD Jembrana.

“Sistemnya, begitu ada laporan, contohnya kebakaran, sirine akan langsung berbunyi di Pos Pemadam. Begitu juga kalau terkait layanan ambulans, sirine akan berbunyi di RSUD Negara atau di Puskesmas terdekat, dan petugas di masing-masing layanan itu yang akan mengkonfirmasi kepada pelapor. Sedangkan kita di sini, menerima notifikasi (pemberitahuan). Kecuali bencana alam yang memang tugas BPBD, selain pemberitahuan, sirine juga langsung berbunyi di sini (Pusdalops PB BPBD Jembrana),” ucap Dhiyatmika.

Menurut Dhiyatmika, begitu menerima laporan yang ditandai bunyi alarm, petugas di OPD layanan terkait akan mengkonfirmasi pelapor untuk memastikan rincian laporan. Sesuai SOP, setiap laporan yang masuk itu,  harus ditindaklanjuti maksimal dalam waktu 5 menit setelah laporan diterima. Namun ketika tidak ada tindaklanjut hingga batas waktu 5 menit setelah laporan diterima, dari petugas operator di Pusdalops PB BPBD Jembrana akan langsung menghubungi petugas layanan terkait untuk memastikan tindaklanjutnya. “Setelah dikonfirmasi petugas, nanti si pelapor juga akan menerima pemberitahuan terkait status laporannya. Ketika ditindaklanjuti, dan petugas sedang menuju lokasi, ada pemberitahuan. Begitu juga kalau laporan sudah ditangani, petugas di OPD terkait akan mengupdate status laporan menjadi selesai. Dan proses itu bisa diawasi pelapor,” pungkas Dhiyatmika. *ode

Komentar