nusabali

Sehari, Gubernur Koster Sembahyang di 17 Pura Kawasan Besakih

Mohon Kerahayuan, Keselamatan, dan Kesehatan Krama Bali di Tengah Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-sehari-gubernur-koster-sembahyang-di-17-pura-kawasan-besakih

Sebelumnya, Gubernur Koster juga sempat tangkil sembahyang ke 8 pura di kawasan Kabupaten Klungkung, Bangli, dan Karangasem bertepatan Hari Suci Saraswati pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu, 30 Januari 2021

AMLAPURA, NusaBali

Gubernur Bali Wayan Koster untuk kedua kalinya selama kurun kurang dari 2 bulan terakhir tangkil ke banyak pura dalam sehari. Kali ini, Gubernur Koster tangkil ke 17 pura di Kawasan Suci Besakih, Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem pada Radite Paing Gumbreg, Minggu (7/3), untuk mohon kerahayuan, keselamatan, dan ke-sehatan krama Bali.

Gubernur Koster tangkil ke Kawasan Suci Besakih dengan didampingi Bupati Karangasem I Gede Dana, Wabup Karangasem I Wayan Artha Dipa, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Bali I Gede Darmawa, Penyarikan Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali I Ketut Sumarta, dan Rektor Unhi Denpasar Prof Drh I Made Damriyasa MS.

Kegiatan persembahyangan Gubernur Koster di 17 pura kawasan Besakih hari itu dipuput oleh Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun, sulinggih dari Kedatuan Kawista, Desa Belatungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Kegiatan ritual berjalan sejak pagi pukul 08.00 Wita sampai sore pukul 16.00 Wita.

Persembahyangan diawali dari Pura Goa Raja, lanjut Pura Bangun Sakti, Pura Manik Mas, Pura Ulun Kulkul, Pura Kiduling Kreteg, Pura Dalem Puri, Pura Hyang Aluh/Prajapati, Pura Merajan Kanginan, Pura Basukian, Pura Penataran Agung, Pura Sunaring Jagat, Pura Hyang Wisesa, Pura Ratu Bukit Kiwu Tengen, Pura Gelap, Pura Batu Madeg, Pura Peninjauan, hingga Pura Pengubengan.

Gubernur Koster menyebutkan, kegiatan ritual persembahyangan di 17 pura kawasan Besakih ini sekaligua merupakan nunas ica (memohon anugerah) untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan program Pemprov Bali. "Saya melakukan persembahyangan ini untuk memohon tuntunan agar visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga kebijakan dan program pembangunan untuk kepentingan masyarakat Bali dapat berjalan dengan lancar dan sukses, meskipun masih dalam suasana pandemi Covid-19," ujar Gubernur Koster.

Melalui persembahyangan di 17 pura ini, Gubernur Koster juga memohon kerahayuan jagat Bali, terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19. "Saya juga berdoa, memohon agar jagat dan krama Bali rahayu, selamat, sehat, nyaman, aman, dan damai dalam menghadapi masa pandemi Covid-19," tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Gubernur Koster menegaskan, tujuan persembahyangan jelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 ini juga untuk memohon kepada Hyang Widhi Wasa agar selalu mendapat tuntunan dalam melaksanakan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, yakni dengan menata pembangunan secara fundamental dan komprehensif berdasarkan adat, tradisi, seni dan budaya, untuk menerapkan nilai-nilai kearifan lokal Bali Sad Kerthi.

"Nilai-nilai Sad Kerthi yang terdiri dari Atma Kerthi (penyucian jiwa), Danu Kerthi (penyucian sumber air), Wana Kerthi (penyucian tumbuh tumbuhan), Segara Kerthi (penyucian laut), Jana Kerthi (penyucian manusia), dan Jagat Kerthi (penyucian alam semesta)," katanya.

Gubernur Koster juga sempat meluangkan waktu meninjau kondisi air suci (tirta) yang berada di sepanjang aliran sungai Pura Goa Raja, seperti Tirta Giri Kusuma, Tirta Pingit, Tirta Putra, Tirta Mediksa, Tirta Tunggang, dan Tirta Cemara Geseng. Koster banyak berbincang dengan Bupati Gede Dana tentang kondisi air suci tersebut.

Koster berharap kawasan air suci yang di sepanjang Pura Goa Raja wajib untuk dilestarikan secara bersama-sama oleh masyarakat, tokoh, hingga pemerintah. "Air merupakan sumber kehidupan, sehingga menjadi kebutuhan untuk kita semua, termasuk memiliki manfaat secara niskala atau upacara keagamaan Hindu di Bali sehingga keberadaannya perlu kita lestarikan," tandas Gubernur yang telah melahirkan Pergub Bali Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelindungan Danau, Mata Air, Su-ngai, dan Laut ini.

Di sela tangkil ke 17 pura di kawasan Besakih hari itu, Koster juga menyempatkan diri membeli produk pertanian lokal Bali berupa Salak Karangasem, yang dijual pedagang di sepanjang areal Pura Dalem Puri. Koster tampak sangat menikmati salak yang dijual masyarakat.

"Salak Karangasem ini sangat enak," ujar mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode yang juga penggagas lahirnya Pergub Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali ini.

Ini untuk kedua kalinya selama kurun kurang dari 2 bulan terakhir, Gubernur Koster tangkil ke banyak pura dalam sehari. Sebelumnya, Gubernur Koster bersama Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, tang-kil sembahyang ke 8 pura di kawasan Kabupaten Klungkung, Bangli, dan Karangasem saat Hari Suci Saraswati pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu, 30 Januari 2021 lalu.

Persembahyangan kala itu diawali dari Pura Dasar Bhuana di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung dan berakhir di Pura Ulun Danu Batur, Kintamani, Bangli. Dalam persembahyangan ke pura-pura kawasan Bali Timur hari itu, Gubernur Koster juga ditemani Calon Bupati Karangasem 2020-2024 terpilih hasil Pilkada 2020 I Gede Dana dan Wakil Bupati Karangasem terpilih I Wayan Artha Dipa, serta Penyarikan Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali I Ketut Sumarta, dan Rektor Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar Prof Drh I Made Damriyasa MS.

Pura Dasar Bhuana Gelgel di mana Gubernur Koster mengawali persembahyangan adalah tempat suci yang berkaitan erat dengan pemerintahan Raja Dalem Waturenggong pada abad ke-16. Di era Raja Dalem Waturenggong, tercapai masa keemasan kesenian dan kebudayaan Bali. Saat itu, seni dan kebudayaan Bali menjadi alat pemersatu. Persembahyangan di Pura Dasar Bhuana Gelgel dipuput oleh  Jro Mangku Made Lila.

Usai sembahyang di Pura Dasar Bhuana Gelgel, Gubernur Koster dan rombongan lanjut menuju Pura Goa Lawah di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung. Persembahyangan di pura ini dipuput oleh Jro Mangku Gede Pujastawa.

Selanjutnya, Gubernur Koster menghaturkan sembah bhakti di Pura Luhur Andakasa, Desa Angantelu, Kecamatan Manggis, Karangasem, yang merupakan tempat berstananya Dewa Brahma. Persembahyangan di Pura Luhur Andakasa dipuput oleh Jro Mangku Nyoman Kreteng.

Pura keempat yang menjadi tujuan persembahyangan Gubernur Koster hari itu adalah Pura Silayukti di Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, yang merupakan tempat berstananya Ida Bhatara Mpu Kuturan. Persembahyangan ini dipuput oleh Jro Mangku Gede Antara.

Kemudian, Gubernbur Koster dan rombongan lanjut tangkil sembahyang ke Pura Penataran Silawana Hyang Sari Lempuyang di Banjar Batugunung, Desa Bukit, Karangasem. Persembahyangan yang berlangsung hening ini dipuput oleh Jro Mangku Nyoman Wisma Suardhita.

Habis itu, Gubernur Koster melanjutkan perjalanan suci saat Hari Raya Saraswati ke Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem. Setibanya di areal parkir Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, Gubernur Koster disambut oleh komunitas bersepeda dari Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Sebelum mengajak Gubernur Koster foto bersama, komunitas sepeda gayung ini sempat menunggu selama 3 jam.

Usai berfoto dengan komunitas bersepeda dari Desa Canggu di Utama Mandala Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir ini, Gubernur Koster disambut hujan selama 10 menit. Barulah setelah itu fokus melakukan pemujaan di Pelinggih Meru Tumpang Pitu, yang merupakan tempat berstananya Ida Bhatara Lingsir Giri Toh Langkir. Persembahyangan di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir ini dipuput oleh Jro Mangku Gede Ketut Sigra.

Sedangkan pura ketujuh yang dituju Gubernur Koster dan rombongan adalah Pura Agung Besakih di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Persembahyangan di Pura Agung Besakih dipuput oleh Jro Mangku Sueca, dengan menghaturkan sembah bhakti di Palinggih Meru Tumpang Telu, yang merupakan stana dari Ida Bhatara Lingsir.

Terakhir, Gubernur Koster sembahyang di Pura Ulun Danu Batur di Kintamani, Bangli, yang merupakan stana dari Bhatara Dewi Danuh atau Bhatari Ulun Danu dan tempat pemujaan Dewa Wisnu. Persembahyangan tersebut dipuput oleh Jro Mangku Budarsana. *nat

Komentar