nusabali

Empat Desa di Ubud Akan Digelontor 100.000 Vaksin

Wujudkan Kawasan Hijau Bebas Covid-19

  • www.nusabali.com-empat-desa-di-ubud-akan-digelontor-100000-vaksin

GIANYAR, NusaBali
Empat desa/kelurahan di Kecamatan Ubud, Gianyar akan digelontor 100.000 vial vaksin jenis Sinovac, yakni Kelurahan Ubud, Desa Kedewatan, Desa Sayan dan Desa Petulu.

Sasaran vaksin seluruh masyarakat di 4 desa, termasuk pekerja pariwisata yang bekerja di sekitarnya dengan total 50.000 orang. Agenda vaksinasi akan dilakukan dalam waktu dekat mengingat Ubud akan menjadi percontohan kawasan hijau bebas Covid-19.

Hal ini diungkapkan Bupati Gianyar, Made ‘Agus’ Mahayastra usai disuntik vaksin pertama tahap II di taman belakang kantor Bupati Gianyar, Jumat (5/3) sekitar pukul 09.30 Wita.

Mahayastra didampingi Wakil Bupati Anak Agung Gde Mayun, Sekda Made Gede Wisnu Wijaya beserta jajaran Muspida mengatakan sedang berproses mewujudkan Ubud sebagai kawasan hijau bebas Covid-19. "Di sana akan ada 100.000 vaksin untuk dua kali pelaksanaan. Ditambah pekerja pariwisata meski dari luar Ubud. Kalau masih tersisa, kita harap se Kecamatan Ubud bisa 100%," ujar pejabat asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan ini.

Mahayastra menargetkan, setelah Nyepi Caka 1943 pertengahan Maret ini bisa direalisasikan. "Saat ini kita sudah mulai tahapan. Sudah ketemu langsung dengan Kemenkes RI dan Gubernur Bali bahas detail terkait Ubud jadi pilot project pengungkit pariwisata di Bali. Selesai Nyepi, kita sosialisasi, siapkan regulasi," tegasnya.

Mengapa baru 4 desa, menurut Mahayastra pihaknya sudah melakukan border (pemetaan wilayah). "Pertama, karena memang terbatas. Kedua, 4 desa ini terdekat dengan destinasi wisata Ubud. Tapi kami pastikan, 4 desa lainnya menyusul," jelasnya. Namun usai vaksin, tak lantas menjadi jaminan dibuka bebasnya pariwisata di Ubud. Menurut Mahayastra, kewenangan tersebut ada di tangan pemerintah pusat.

"Itu kebijakan pusat. Antara negara dengan negara. Kalau kita sudah bisa kerja dengan baik, kasusnya turun. Maka sangat terbuka peluang, Gianyar jadi kabupaten hijau bebas Covid yang pertama. Otomatis akan lebih meyakinkan pemerintah pusat," ujar Mahayastra optimis. Sementara untuk masyarakat Gianyar lainnya, kata Mahayastra akan diagendakan vaksinasi bertahap.

"Kita border bertahap. Termasuk pelayanan umum, Satgas Covid Desa, pamangku, menyusul. Bertahap. Semua pasti akan divaksin," jelasnya. Bahkan Mahayastra yakin jika pemerintah menargetkan vaksinasi tuntas dalam kurun waktu 3,5 tahun. Gianyar cukup 1,5 tahun saja. "Kita mungkin 1,5 tahun sudah selesai," terangnya.

Kepada masyarakat Gianyar, Mahayastra yang awalnya takut jarum suntik ini mengajak untuk berani divaksin. "Dari dulu saya memang takut jarum suntik. Tadi juga, awalnya takut sekali. Tapi karena tugas, beresiko tinggi ketemu masyarakat. Saya yakinkan diri," ungkapnya. Rasa takut jarum suntik yang menghantui sejak lama pun langsung terbantahkan. "Tadi masih asyik ngobrol, ternyata sudah disuntik. Ternyata tidak sakit," ujar Mahayastra sembari senyum-senyum. Katanya, vaksin ini aman dan sudah melalui proses ketat.

"Masyarakat yakinlah vaksin ini aman, proses yang benar, banyak negara belum dapat vaksin, berkat kerja keras Presiden, kita dapat. Jadi jangan takut divaksin," ajaknya. Untuk diketahui, vaksinasi Covid-19 tahap II di Kabupaten Gianyar melibatkan Bupati, Muspida, OPD, pelayanan publik dan awak media.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, dr Ida Komang Upeksa menyampaikan sama dengan vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan (nakes), peserta vaksinasi tahap II untuk pelayanan publik mesti melalui 4 meja mulai dari pendaftaran, proses screening, dan divaksinasi. Setelah divaksinasi, peserta dilakukan observasi selama 30 menit. "Setelah itu baru bisa melakukan aktivitas," ucapnya.

Komang Upeksa menambahkan selama vaksinasi tahap pertama pada nakes belum ada dilaporkan komplikasi. "Jika ada keluhan komplikasi cenderung ringan," ujarnya. Sementara Dandim 1616/Gianyar, Letkol Inf Frandi Siboro dan Kapolres Gianyar AKBP I Dewa Made Adnyana mengatakan tak merasakan apapun setelah disuntik. Keduanya didampingi istri masing-masing melalui proses vaksinasi dengan pendaftaran, dilanjutkan dengan pemeriksaan ada tidaknya penyakit bawaan, kemudian penyuntikan vaksin dan setelah disuntik diakhiri dengan observasi untuk melihat gejala klinis setelah vaksinasi. *nvi

Komentar