Kerajinan Gerabah Masih Bertahan
DENPASAR,NusaBali
Kehidupan modern menjadikan banyak teknologi dan perkakas kuna menjadi barang usang.
Namun tidak sepenuhnya berlaku. Salah satunya pembuatan perabotan dari gerabah atau tanah liat. Meski tidak sebanyak masa lampau, namun kerajinan membuat gerabah masih bertahan. Diantaranya di Banjar/Lingkungan Basang Tamiang, Desa/Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung.
Puluhan perajin gerabah masih bertahan membuat berjenis-jenis perabotan gerabah. Mulai dari ceblong, periuk, pane, wanci sampai celengan masih dibuat perajin di Banjar Basang Tamiang.
“Untuk peralatan upacara agama diantaranya upacara ngaben, mabayuh dan upacara lainnya masih tetap membutuhkan perabotan dari gerabah,” ujar I Ketut Subrata,63, salah seorang perajin gerabah, Selasa (2/3).
Karena masih dibutuhkan untuk kepentingan yadnya (upacara) itulah salah alasan mengapa kerajinan gerabah masih bertahan.
“Mungkin saja(perabotan) bisa diganti dengan barang dari plastik. Namun rasanya kurang pas. Lebih baik pakai gerabah,” tunjuk Subrata. Makanya pembuatan gerabah masih menjadi salah satu pekerjaan pokok yang dilakoni puluhan perajin di Basang Tamiang. *K17.
Puluhan perajin gerabah masih bertahan membuat berjenis-jenis perabotan gerabah. Mulai dari ceblong, periuk, pane, wanci sampai celengan masih dibuat perajin di Banjar Basang Tamiang.
“Untuk peralatan upacara agama diantaranya upacara ngaben, mabayuh dan upacara lainnya masih tetap membutuhkan perabotan dari gerabah,” ujar I Ketut Subrata,63, salah seorang perajin gerabah, Selasa (2/3).
Karena masih dibutuhkan untuk kepentingan yadnya (upacara) itulah salah alasan mengapa kerajinan gerabah masih bertahan.
“Mungkin saja(perabotan) bisa diganti dengan barang dari plastik. Namun rasanya kurang pas. Lebih baik pakai gerabah,” tunjuk Subrata. Makanya pembuatan gerabah masih menjadi salah satu pekerjaan pokok yang dilakoni puluhan perajin di Basang Tamiang. *K17.
1
Komentar