nusabali

Kos-Kosan Jadi Tempat Isolasi Pasien OTG-GR

Tak Manfaatkan Hotel

  • www.nusabali.com-kos-kosan-jadi-tempat-isolasi-pasien-otg-gr

TABANAN, NusaBali
Untuk memaksimalkan penanganan Covid-19 khusus pasien orang tanpa gejala-gejala ringan (OTG-GR), Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, bersama Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan membuat strategi baru.

Rencananya, isolasi bagi pasien OTG-GR akan ditempatkan di kos-kosan bukan di hotel terintegrasi. Langkah tersebut dilakukan selain untuk meminimalisir biaya isolasi di hotel, juga untuk membantu pengusaha kos-kosan lokal terutama yang kosong agar perputaran ekonomi merata. Sebab selama Covid-19 banyak pengusaha kos-kosan yang terdampak akibat pelajar belajar di rumah.

Bupati Komang Sanjaya mengatakan rencana tersebut segera dibahas bersama dengan Sekda Tabanan dan kepala organisasi perangkat daerah (OPD). “Daripada bayar hotel, lebih baik pemilik kos-kosan lokal di Tabanan diberikan income, sehingga ada pendapatan buat mereka” ujarnya saat memantau vaksinasi Jurnalis di BRSU Tabanan, pada Senin (1/3).

Untuk tahap awal pihaknya akan menginventarisir jumlah kos-kosan di wilayahnya.  “Selanjutnya kita panggil camat dan kepala desa untuk koordinasikan hal tersebut. Kota

Denpasar sudah menerapkan hal ini," jelas Sanjaya. Menurutnya, isolasi pasien OTG-GR di kos-kosan ini dirancang melibatkan desa dan desa adat. Karena nanti untuk biaya konsumsi akan diatur dengan desa dan desa adat langsung melibatkan pecalang.

 “Jadi ini yang disebut dengan PPKM berskala mikro, betul-betul dari desa, dan untuk desa. Jika desa semangat menangani Covid-19, saya yakin permasalahan kasus Covid-19 di kabupaten akan selesai,” katanya.

Fokus penanganan Covid-19 di tingkat desa juga sesuai dengan intruksi dari Presiden dan Gubernur Bali. Desa yang rawan penyebaran virus-19 tinggi, disanalah akan difokuskan penanganan.

Terkait pemanfaatan kos-kosan menjadi tempat isolasi mandiri, Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Suratmika menyatakan menunggu keputusan pimpinan.

 “Namun rencana tersebut bagus juga untuk perekonomian di Tabanan,” ujarnya.

Salah satu pemilik kosan di wilayah Kecamatan Kediri, Ngurah

Arya menyambut positif rancangan tersebut. Hanya saja ketika kebijakan itu

berjalan harus dilakukan sesuai dengan SOP penanganan Covid-19. Artinya

begitu selesai masa isolasi bagi pasien Covid-19 harus dilakukan penyemprotan tempat.

 “Saya pribadi menyambut positif rencana kebijakan itu, karena membantu perputaran eknomi di desa, namun pelaksanaan harus sesuai dengan protocol kesehatan Covid-19,” katanya.

Tak hanya itu kata Ngurah Arya, satgas Covid-19 di Tabanan juga diminta aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar jika kebijakan kos-kosan yang dijadikan tempat isolasi bagi pasien OTG-GR. Tujuanya agar masyarakat sekitar tidak merasa takut karena keberadaan kos-kosan pasti dibuat di tempat yang strategis. “Koordinasi kepada perbekel juga aktif dilakukan agar tidak menimbulkan permasalahan dikemudian hari,” saran Ngurah Arya.

zona merah

Sementara itu, dari hasil evaluasi terbaru, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri yang sebelumnya sudah sempat orange kini kembali zona merah. Penyebab di wilayah itu terjadi penambahan kasus di 10 rumah.

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Suratmika mengatakan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri kembali zona merah sejak seminggu. Ini dikarenakan terjadi penambahan kasus tinggi.  “Sebelumnya Desa Banjar Anyar sudah zona orange, seminggu lalu kembali menjadi zona merah,” ungkapnya, Senin (1/3).

Dengan kondisi tersebut satgas covid-19 Tabanan tengah fokus melakukan penanganan di Desa Banjar Anyar. Baik melakukan kontak tracing kepada masyarakat yang terpapar.

 “Kasus meningkat di Desa Banjar Anyar bukan karena ada cluster upacara adat, namun memang mobilitas masyarakat di Desa Banjar Anyar tinggi,” tegasnya. *des

Komentar