nusabali

Vaksinasi Jadi Momentum Pemulihan Kepercayaan Dunia

Terhadap Pariwisata Bali, Siapkan Free Covid Corridor

  • www.nusabali.com-vaksinasi-jadi-momentum-pemulihan-kepercayaan-dunia

DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan terus berupaya keras dengan berbagai strategi untuk mengatasi pandemi Covid-19 di Bali.

Hal ini selain bertujuan menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat, juga mengembalikan kepercayaan dunia internasional terhadap pariwisata Bali.  Demikian diungkapkan Gubernur Koster dalam Dialog Produktif Senin Inspiratif bertajuk ‘Vaksinasi Datang Pariwisata Gemilang’ yang disiarkan melalui kanal youtube, Senin (1/3) sore secara virtual dari Rumah Jabatan, Jaya Sabha, Denpasar.

Dialog ini juga menghadirkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Pesiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata dengan dipandu praktisi media Alfian Rahardjo. “Strategi kami yang pertama tentu mengendalikan dulu penanganan Covid-19, yakni menurunkan kasus baru, meningkatkan angka kesembuhan dan mengendalikan angka kematian,” ungkapnya.

Menurut Gubernur Koster, pihaknya bersama seluruh jajaran dan Satgas Penanganan Covid-19 melaksanakan penanganan yang lebih fokus dan intensif lagi guna mengatasi pandemi. “Tren semakin baik dan angka positif sudah semakin menurun, meskipun masih di angka tiga digit. Namun tingkat kesembuhan sudah sangat baik di angka 91 persen, setelah sebelumnya sempat menyentuh angka 80 persen,” sebutnya. Pihaknya saat ini lebih fokus pada penanganan di kawasan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung yang masih menjadi penyumbang kasus tertinggi di Bali.

“Sementara untuk vaksinasi, kita juga kebut terus dan kini Provinsi Bali jadi yang tertinggi untuk angka persentase pemberian vaksin,” imbuhnya. Pandemi ini terjadi pada lebih dari 200 negara dan dalam jangka waktu yang panjang. Terlebih setelah libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021, terjadi lonjakan angka positif yang cukup tinggi, meskipun kini sudah berangsur membaik.  

“Pariwisata khususnya mancanegara di Bali otomatis berhenti karena ada peraturan dari Menkumham yang menghentikan penerbangan mancanegara, sehingga wisman memang belum bisa berkunjung ke Bali dan ke Indonesia secara umum,” terangnya.

“Penambahan kasus juga memberikan dampak langsung pada kunjungan khususnya wisatawan domestik (Wisdom). Sempat menyentuh angka lebih dari 5.000 orang sekarang jumlahnya antara 2.000-3.000 orang per hari yang artinya menurun sejak kenaikan kasus signifikan pada Januari lalu,” tambah gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.

Dampak secara general juga sudah sangat nampak dalam industri pariwisata Bali, terutama yang terlihat dari kosongnya jumlah hunian hotel dan minimnya pengunjung di restoran dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya. Begitupun dengan sektor lain, seperti pertanian dan kerajinan rakyat yang tidak bisa terserap maksimal akibat lesunya industri pariwisata. “Saya kira baru pertama kali dalam sejarah, pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi hingga minus 12 persen yang adalah terendah se-Indonesia. Ini suka duka kami sebagai daerah pariwisata,” ujar Ketua DPD PDIP Bali ini. Dia juga menekankan tidak ada cara lain untuk mengembalikan kunjungan wisatawan selain mengendalikan terlebih dahulu kenaikan kasus positif harian di Bali.

“Tidak ada pilihan lain, sudah saya tegaskan kepada bupati/walikota se-Bali. Ayo serius dan ambil langkah, jangan banyak istirahat dalam menangani Covid-19. Kalau kita jaga momentum penurunan kasus untuk seminggu ke depan, saya yakin kepercayaan masyarakat luar dan wisatawan domestik akan meningkat dengan sendirinya tanpa diundang,” ucapnya optimis.

Terlebih kampanye program vaksinasi antara Kementerian Kesehatan, Kemenparekraf bersama salah satu jasa transportasi berbasis online di Pulau Dewata menjadi poin tersendiri untuk Bali. “Ini menunjukkan pula bahwa Bali ini ditangani sangat serius dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat,” ungkap Gubernur Koster.

Khusus untuk program Free Covid Corridor, alumnus ITB ini juga menjelaskan bahwa pihaknya bersama dengan Kementerian Kesehatan dan Kementrian Pariwisata sudah memetakan kawasan-kawasan yang akan digunakan sebagai zona hijau. Di mana dua kawasan, yakni Nusa Dua dan Ubud dipandang sebagai kawasan yang paling siap untuk masa awal. “Kita sudah petakan juga kebutuhan vaksin. Di Ubud perlu 100.000 vaksin dan Nusa Dua perlu 10.000 vaksin untuk masyarakat dan pekerja di sana. Kami siapkan SOP dengan ketat, dan jika sudah datang vaksinnya, Maret bisa tuntas dan sudah bisa di-treatment oleh Kementerian Pariwisata,” jelasnya. Jika program ini sudah berhasil, maka sudah bisa di-treatment untuk pembukaan wisatawan internasional dan jadi percontohan yang sangat baik.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno  yang hadir secara daring sebagai narasumber menyebut sangat bersyukur melihat proses vaksinasi tahap pertama yang berlangsung dengan baik di Bali.

“Alhamdullilah. Astungkara, sudah berjalan baik dan saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur, Pak Wagub dan jajaran yang sudah bekerja keras. Ini adalah wujud gerak cepat kita. Untuk program vaksinasi ini kita jadi yang terdepan daripada negara-negara tetangga kita di ASEAN,” puji mantan Wagub DKI Jakarta ini.

Sandiaga Uno juga mengharapkan lancarnya program vaksinasi di Bali akan jadi bola salju yang memicu berjalananya program serupa di daerah lain terutama yang juga menggantungkan diri dari sektor pariwisata seperti halnya Bali. “Adalah prioritas kita untuk memulihkan sektor yang secara general menyerap lebih dari 34 juta tenaga kerja ini. Kita sedang melalui masa sulit di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dan bisa kita lihat di Bali saat ini,” katanya.

Sandiaga mengaku sangat trenyuh mendengar dan melihat langsung banyaknya pekerja sektor pariwisata yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan dan dirumahkan akibat dampak hebat dari pandemi Covid-19. “Untuk itu, kita harus gerak cepat dan bersama-sama. Ini tidak bisa jalan sendiri-sendiri, garap semua potensi dan langsung gaspol,” ajaknya.

Kesuksesan program vaksinasi dan penurunan kasus, dibarengi dengan pembukaan pariwisata kembali diungkapkan Sandiaga Uno akan sangat berpotensi menjadi rebound untuk sektor pariwisata Bali. Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi 3,1-4,8 persen menurut data BPS, BI hingga Bank Dunia.

“Tentu kita optimis, namun kita harus gerak dan jangan menunggu. Disiplin tetap dilakukan dan mudah-mudahan bisa segera terwujud di tahun 2021 ini,” serunya optimis. Terkait program Free Covid Corridor, Sandiaga mengaku pihaknya bersama kementerian terkait sedang serius menggarap program yang merupakan usulan pemerintah dan masyarakat pariwisata Bali ini.

“Hari-hari terakhir ini kita lihat tren (angka-angka Covid-19, red) semakin baik, namun tentu kita tetap perlu hati-hati dalam mempersiapkan zona hijau dengan melihat berbagai kemungkinan,” terangnya. “Yang jelas dalam waktu-waktu terakhir ini, saya sedang kencang berbicara masalah Free Covid Corridor ini dengan duta-duta besar negara sahabat yang secara kondisi di negaranya sudah siap seperti Tiongkok, Singapura, dan lainnya untuk kemungkinan pembukaan pintu pariwisata internasional. Yang jelas kita perlu banyak duduk bersama untuk menyiapkan hal ini,” pungkas Sandiaga. *nat

Komentar