nusabali

Batasi Klaster Sekolah, Pemkot Tetap Terapkan Pembelajaran Daring dan Luring

  • www.nusabali.com-batasi-klaster-sekolah-pemkot-tetap-terapkan-pembelajaran-daring-dan-luring

DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 membuat banyak kegiatan harus dibatasi, termasuk proses belajar mengajar tatap muka di semua sekolah di Kota Denpasar  harus ditiadakan.

Dengan ditiadakannya belajar tatap muka, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar memaksimalkan pembelajaran secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).  Plt Kepala Disdikpora Kota Denpasar AA Made Wijaya Asmara mengungkapkan, proses pembelajaran secara daring dan luring tersebut sesuai dengan SKB 4 menteri dan keputusan Walikota Denpasar agar sekolah tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Menurut Agung Wijaya, lantaran tidak semua siswa memiliki fasilitas untuk belajar secara daring, dalam satu kelas antara satu siswa dengan siswa lainnya menggunakan sistem belajar yang berbeda. Perbedaan cara mengajar tersebut disesuaikan dengan strategi masing-masing sekolah dan kreativitas gurunya mengajar.

Apalagi untuk murid SD kelas I, II, dan III mereka belum layak menggunakan HP. "Jadi tidak harus sama sistem belajarnya, satu kelas bisa beda, dan itu sekolah masing-masing yang mengatur,” kata Agung Wijaya, Jumat (26/2).

Untuk pembelajaran luring, kata Agung Wijaya, orangtua datang ke sekolah mengambil soal atau tugas. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi kerumunan. Sekolah juga diminta mengatur dan membuatkan jadwal bagi orangtua yang datang ke sekolah. Saat antre juga tetap memperhatikan protokol kesehatan.

"Orangtua datang ke sekolah mengambil tugas untuk dua minggu. Nanti bagaimana kesepakatannya, setelah dua minggu orangtua mengumpulkan tugas ke sekolah sambil ambil tugas berikutnya. Tugas itu yang disebut portofolio," ungkap Agung Wijaya.

Dalam proses luring tersebut masing-masing sekolah membuat jadwal dengan waktu yang berbeda dan membatasi orangtua yang antre ambil soal. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kerumunan.

Selama pembelajaran di rumah, Agung Wijaya juga sudah mengimbau sekolah agar beban tugas yang diberikan kepada siswa dipastikan bisa selesai tanpa keluar rumah. Sehingga tetap jaga kesehatan, dan menunjang imunitas siswa. "Apalagi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro terus diperpanjang, kondisi warga yang positif Covid-19 semakin meningkat, jadi kami belum bisa lakukan sekolah tatap muka," kata Agung Wijaya. *mis

Komentar