nusabali

Program Sport Intelegent Diganti Pendekatan Teknologi

  • www.nusabali.com-program-sport-intelegent-diganti-pendekatan-teknologi

DENPASAR, NusaBali
Sport Intelegent dinilai tidak akan berjalan maksimal menjelang PON XX/2021, 2-15 Oktober.

Padahal program tersebut sering digunakan KONI Bali maupun penngurus cabor untuk memantau perkembangan atlet rival. Apalagi sejak Maret 2020 hingga kini belum ada aktivitas pertandingan dalam kejuaraan atau turnamen. Bahkan ujicoba antarprovinsi atau kejuaraan terbuka belum dapat dilakukan.

Karena itulah, sulit memantau perkembangan atlet dari daerah luar Bali. Salah satu cara yang dilakukan hanya dengan pendekatan teknologi. Pendekatan itu sangat penting, jika ingin mengetahui perkembangan atlet luar Bali yang jadi lawan atlet Bali di PON Papua.

"Selama ini kan tidak ada kejuaraan. Itu sudah setahun lebih. Tapi kita harus mengetahui perkembangan lawan. Ini sangat menyulitkan kami. Tapi kita tidak boleh berdiam diri. Harus ada cara yang dilakukan. Makanya, semua atlet diluar Bali yang akan menjadi pesaing atlet Bali harus kita akses semuanya," kata Wakil Sekretaris KONI Bali, Ida Ayu Herawati, dianggungkkan Binpres KONI Bali Nyoman Yamadhiputra, Minggu (21/2).

Namun, kata Dayu Herawati, yang diakses total itu hanya cabor dan atlet-atlet yang menjadi unggulan Bali. Caranya, membandingkan potensi cabor unggulan dengan daerah lainnya. Termasuk melihat dan membandingkan hasil PON sebelumnya, terutama Jawa Barat 2016. Lalu juga melihat hasil Kejurnas tiga tahun terakhir (2017, 2018, dan 2019). Tahun 2020 tidak ada Kejurnas karena pandemic Covid-19.

Menurut Dayu Herawati, hasil Pra PON juga dapat jadi perbandingan. Dia mencontohkan, atlet Bali yang jadi juara di salah satu kategori selam, seperti Pra PON. Penelusuran lewat teknologi saat PON selam di Jawa Barat. Saat itu ada peraih medali emas namun tidak turun di Pra PON. Kebetulan atlet itu dari Papua, sehingga tidak turun di Pra PON. Begitu atlet selam Bali juara, apakah akan bisa juara di PON Papua. Jawabannya tentu saja tidak. Karena setelah melihat nama atlet Papua yang tidak turun di Pra PON, dan juga sebagai peraih emas di PON Jawa Barat, catatan waktunya jauh lebih cepat atlet Papua dengan atlet Bali meraih emas saat Pra PON.

"Mungkinkah kita dapat medali emas, ini cabor terukur. Papua tidak menurunkan atlet di Pra PON. Ini dengan paramter jelas mengukurnya. Itulah yang dimaksud pendekatan lewat teknologi, kita akses semua atlet luar Bali yang kemungkinan menjadi pesaing kuat atlet Bali dalam meraih medali," tandas Dayu Herawati.

Dan hal ini juga dilakukan metodenya untuk semua atlet unggulan Bali. Siapa yang menjadi rival berat di Cabor dan kategorinya secara khusus akan ditelusuri. Sebab, hanya ini yang bisa dilakukan untuk memantau lawan kita luar daerah Bali. *dek

Komentar