nusabali

Pandemi, Lomba Panahan Tradisional Hanya Ikutsertakan 40 Peserta

  • www.nusabali.com-pandemi-lomba-panahan-tradisional-hanya-ikutsertakan-40-peserta

DENPASAR, NusaBali
Memperingati hari jadinya yang ke-12, Jepun Bali Traditional Archery Club kembali menggelar lomba panahan tradisional, Minggu (21/2).

Namun lantaran dalam situasi pandemi Covid-19, lomba panahan ini hanya mengikutsertakan 40 peserta dari berbagai kategori  Kategori tersebut yaitu tingkat SD putra dan putri, SMP putra dan putri, serta tingkat SMA/Umum putra dan putri. Para peserta datang dari berbagai daerah, seperti Denpasar, Klungkung, dan Badung.

Lomba ini terdiri dari 15 hingga 20 rambahan, dengan jarak antara lokasi memanah peserta dan sasaran berupa bandulan yang bervariasi sesuai dengan tingkatan peserta.

“Kalau situasinya bagus, 20 rambahan, mungkin kalau hujan ya 15 rambahan,” ujar Anak Agung Anom Giri, pelatih di Jepun Bali Traditional Archery sekaligus penyelenggara lomba.

Dalam setiap rambahan, para peserta memiliki 4 kesempatan untuk menembakkan anak panahnya. Setiap satu peserta selesai menembakkan keempat anak panahnya, maka akan langsung digantikan dengan pemain lainnya. Dengan demikian, satu rambahan berlangsung relatif cepat, yakni dalam durasi lima menit.

Jepun Bali Traditional Archery Club sendiri merupakan klub panahan tradisional di Bali yang khas dengan busana memanah. Dalam memanah, anggota menggunakan pakaian adat Bali dengan kamen berwarna tridatu, yakni merah, hitam, dan putih. “Memang kita pakai filosofi Hindu, dengan tiga kekuatan dijadikan satu. Tiga kekuatan alam kita jadikan satu sehingga menghasilkan hasil yang maksimal,” papar AA Anom Giri.

Tidak hanya pakaian, namun cara memanah panahan tradisional ini juga terbilang unik. Dalam memanah, pemanah pria harus dalam keadaan duduk bersila, sementara pemanah wanita mengambil posisi duduk bersimpuh, dengan posisi busur sedikit dimiringkan.

“Perjalanan awal kita memang terseok-seok. Awalnya terdiri dari saya, istri (Ida Ayu Anom Purnamaningsih), anak, mantu, dan cucu. Istilahnya anakmancu, jumlah sekitar 10 orang. Nah dari sana kita perkenalkan kepada masyarakat,” lanjutnya.

Hingga kini, Jepun Bali Traditional Archery Club telah menorehkan sejumlah prestasi di kancah nasional. Hal ini tak lepas dari konsep kekeluargaan yang diusung, sehingga para orangtua turut terlibat dalam pelatihan anak didik di klub panahan tradisional ini. “Akhir-akhir ini memang antusias orangtuanya yang mendukung kami. Kalau dulu kan hanya keluarga, susah. Itu kelebihan dari orangtuanya,” imbuh AA Anom Giri.

Meski tak banyak yang bisa dilakukan dalam situasi pandemi, namun para anggota Jepun Bali Traditional Archery Club tak berdiam diri. Berikutnya, klub ini tengah mempersiapkan 15 orang putra putrinya untuk mengikuti Sirnas yang akan diselenggarakan di Sanur pada Maret 2021 mendatang. Juga, 8 orang yang dibagi dalam 1 regu putra dan 1 regu putri tengah dipersiapkan untuk mengikuti Pornas Palembang 2022 mendatang. *cr74

Komentar