nusabali

Dermaga Tanah Ampo Beralih Fungsi, Dewan Gelar Sidak

Sesalkan Belum Ada Koordinasi dengan DPRD Karangasem

  • www.nusabali.com-dermaga-tanah-ampo-beralih-fungsi-dewan-gelar-sidak

AMLAPURA, NusaBali
DPRD Karangasem melalui Komisi II dan Komisi III dikoordinasikan Ketua DPRD Karangasem, I Wayan Suastika menggelar sidak ke Dermaga Tanah Ampo di Banjar Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Jumat (19/2) pukul 10.00 Wita.

Sidak digelar terkait terjadinya alih fungsi Dermaga Tanah Ampo yang semula sebagai dermaga cruise (kapal pesiar) menjadi Dermaga Pengumpul (pelabuhan angkutan dalam negeri antar provinsi). Anggota Dewan menyesalkan alih fungsi dermaga ini belum ada koordinasi dengan DPRD Karangasem.

Beragam pertanyaan bermunculan sehubungan alih fungsi dermaga saat dilakukan diskusi di Gedung Terminal Dermaga Tanah Ampo antara rombongan DPRD Karangasem dipimpin Ketua I Wayan Suastika dengan pihak Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Padangbai dipimpin Kepala KSOP Ni Luh Putu Eka Suyasmin.

Sidak ke Dermaga Tanah Ampo ini digelar mengingat belakangan dermaga kapal ini beralih fungsi jadi pelabuhan pengumpul. Alih fungsi ini tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat. Ketua Komisi II DPRD Karangasem, I Komang Sartika mengatakan pihak KSOP Pelabuhan Padangbai, belum pernah koordinasi ke DPRD Karangasem. Apalagi, sebagian aset dari Pemkab Karangasem ada di sana, terutama lahan yang digunakan membangun gedung.

"Kami hanya khawatir, dermaga yang sebelumnya dibangun untuk pejalan kaki, sekarang digunakan sebagai lintasan truk bahkan tronton bisa jebol dan hancur. Jadi bertentangan dengan FS (feasibility study) sebelumnya," kata Komang Sartika, anggota dewan asal Fraksi Golkar ini. Hal senada dilontarkan anggota Komisi II, I Nyoman Winata dari Fraksi PDIP. "Kecuali regulasinya diubah, baru bisa digunakan alih fungsi. Apalagi truk-truk besar turun dari kapal dermaga bisa jebol ini," kata Winata.

Terkait ini, Kepala Kantor KSOP Padangbai, Ni Luh Putu Eka Suyasmin menjelaskan dermaga kapal pesiar yang dibangun tahun 2007 ini selesai tahun 2009, dan serah terima pengelolaannya ke KSOP Benoa. Selanjutnya pengelolaannya diserahkan ke KSOP Padangbai tahun 2015. Tercatat hingga tahun 2017 tidak ada kapal pesiar yang sandar.

Maka sejak tahun 2017 diturunkan statusnya mengacu Kemenhub RI Nomor 432 tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, salah satunya dermaga kapal pesiar di Banjar Tanah Ampo diubah jadi pelabuhan pengumpul. Hanya saja, baru seminggu terakhir melakukan ujicoba mendatangkan KMP Mutiara Ferindo VII Panjang milik Mutiara Ferindo Internusa, sehingga tercatat baru empat kali kapal itu sandar.

Eka Suyasmin mengakui beralih fungsinya dermaga pesiar itu belum sempat berkoordinasi dengan DPRD Karangasem, hanya sebatas berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Karangasem.

"Selama kapal bongkar muat saya awasi ketat. Truk yang turun, hanya diperkenankan melintas satu per satu, agar dermaga tidak cepat rusak," kata Eka Suyasmin. Dia menambahkan jika menginginkan kembali berfungsi seperti semula sebagai dermaga kapal pesiar, mesti berkoordinasi lagi ke pusat untuk mengubah regulasinya. k16

Sebelumnya Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut membuka rute pelayaran baru Tanah Ampo (Karang Asem)-Gili Mas (Lombok, NTB). Hal ini juga menandai peresmian operasional Dermaga Tanah Ampo. Dermaga yang rencananya untuk tempat bersandarnya Kapal Pesiar tersebut saat ini difungsikan sebagai pelabuhan pengumpul yang melayani lintas Bali-NTB.

Dibukanya rute ini ditandai dengan uji coba pelayaran dan sandar perdana KM Mutiara Ferindo VII di dermaga Pelabuhan Tanah Ampo pada, Jumat (5/2) lalu pukul 18.00 Wita. Pelayaran dan sandar perdana tersebut berjalan lancar sampai selesai proses bongkar muat barang di pelabuhan.

Uji coba sandar ini sekaligus uji coba Embarkasi dan Debarkasi atau bongkar muat kendaraan roda empat. Namun karena masih tahap uji coba, untuk saat ini kapal hanya beroperasi satu kali dalam sehari. Dengan adanya rute ini, pengguna jasa transportasi laut menjadi terbantu dari segi waktu dan efisiensi. Sebab waktu tempuh KM Mutiara Ferindo dalam rute tersebut hanya 3 jam saja. *k16

Komentar