nusabali

Sambut SE Busana Endek, Toko Busana Mulai Diserbu pembeli

  • www.nusabali.com-sambut-se-busana-endek-toko-busana-mulai-diserbu-pembeli

DENPASAR, NusaBali.com
Sepekan jelang pemberlakuan Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/kain Tradisional Bali, toko-toko busana endek mulai diserbu pembeli.

Geliat pembeli diperkirakan akan semakin ramai di akhir pekan ini karena mulai Selasa (23/2/2021) menjadi waktu dimulainya penerapan imbauan dari Gubernur Bali I Wayan Koster untuk membangkitkan perekonomian Bali, khususnya kain tradisional Bali.

Beberapa toko yang menjual kain dan busana berbahan endek pada Selasa (16/2/2021) terpantau lebih ramai dari hari biasanya. Salah satunya Galeri Endek Bhumimi yang berlokasi di Jalan Tukad Batanghari Denpasar.



Galeri Endek Bhumimi misalnya, penjualan cukup meningkat dan toko pun ramai dikunjungi setelah adanya SE tersebut. “Selama Covid kan memang sepi. Setelah adanya (surat) edaran itu lumayan banyak yang cari endek untuk baju jadi dan jarit,” ungkap Putri, salah seorang karyawan Bhumimi.

Galeri Endek Bhumimi menyediakan pakaian endek yang sudah jadi dan juga kain endek. Selain itu juga menyediakan jasa menjarit kain endek. Kebetulan bulan Februari juga digelar promo khusus berupa potongan harga untuk seluruh produknya sehingga penjualan di Bhumimi pun semakin meningkat.

Ada karyawan atau pegawai kantoran biasa dan ada juga yang memesan dalam jumlah banyak. “Ada beberapa dari kantor pemerintah juga ke sini untuk buat seragam,” tutur Putri lagi.


Pembeli pun banyak yang mencari pakaian endek yang sudah langsung jadi. “Kebanyakan sebenarnya cari yang langsung jadi, tapi karena stok terbatas dan mencari yang seragam akhirnya kita arahkan untuk menjahit,” jelas Putri.

Biasanya, menjahit kain endek di Bhumimi membutuhkan waktu hingga satu minggu. Namun, beberapa pelanggan pun meminta agar prosesnya dipercepat. Hal ini dikarenakan pemberlakuan SE efektif pada 23 Februari 2021.

Kain endek yang paling banyak dicari di Bhumimi yakni kain endek yang berbahan katun yang sudah diprint atau yang langsung jadi. “Karena sedang harga promo, untuk yang baju laki-laki harganya jadi Rp 100 ribu dan untuk baju perempuan harganya Rp 125 ribu,” jelas Putri.

Sementara itu, hal yang berbeda terjadi pada toko baju endek yang berlokasi di daerah Panjer, Denpasar. Di tempat ini tidak terlalu banyak pembeli yang datang untuk membeli baju berbahan kain endek. “Ada yang mencari baju endek, tapi biasa saja,” ungkap Nunik, salah seorang pegawai Vrinda Collection.

Dirinya mengakui baru mengetahui mengenai Surat Edaran Gubernur untuk pemakaian baju endek. Namun, ia menganggap hal ini sebagai hal yang baik. “Saya baru dengar sih info ini. Tapi baguslah untuk mendukung usaha kecil seperti ini,” tuturnya.*

Komentar